Renungah Harian Katolik

Renungan Katolik Minggu 2 November 2025: Tak Seorangpun yang Akan Benar-Benar Hilang

Mendoakan orang yang sudah meninggal merupakan kebiasaan yang ditemukan dalam semua peradaban yang paling tua. 

Editor: Dion DB Putra
DOKUMENTASI PRIBADI ROMO LEO MALI
RD. Leo Mali 

Oleh: RD. Leo Mali
Rohaniwan dan Dosen Fakultas Filsafat Unwira Kupang, Nusa Tenggara Timur

POS-KUPANG.COM - Setiap tanggal 2 November, Gereja Katolik merayakan peringatan arwah orang-orang beriman yang sudah meninggal dunia. 

Pada perayaan ini kita berhenti sejenak, menundukkan kepala, dan menyalakan lilin bagi mereka yang telah mendahului kita: orang tua, sahabat, saudara, para uskup, para imam, biarawan- biarawati, dan semua orang yang kita kasihi, yang pernah berjasa untuk hidup kita. 

Dalam kebiasaan umat Katolik, di hari ini, setelah doa-doa yang kita panjatkan di Gereja, kita akan pergi menyalakan lilin dan berdoa di atas makam- makam mereka. 

Tapi kita tidak hanya mengenang mereka dengan air mata, tetapi juga dengan doa dan pengharapan. 

Karena Kristus telah bangkit dan menulis sejarah baru bahwa kematian bukanlah akhir dari kisah hidup kita. 

Sekitar abad ke 2 (sekitar tahun 160-an SM), pasukan Israel di bawah pimpinan Yudas Makabe melawan tentara Yunani di Adullam, seperti diceritakan dalam Kitab Makabe (12:43-46). 

Dalam peta modern Adullam diidentifikasikan dalam reruntuhan Khirbet esh-Sheikh Madhkur, dalam kawasan Lembah Elah (Valleyof Elah)). 

Dalam pertempuran itu Yudas menemukan bahwa beberapa tentaranya yang gugur ternyata membawa jimat berhala dari Jamnia. 

Bangsa Israel meyakini bahwa hal ini merupakan sebuah pelanggaran terhadap hukum Taurat. Ini adalah dosa yang menyebabkan mereka mati dalam peperangan. 

Maka Yudas menggerakkan umat untuk berdoa bagi keselamatan para tentara yang gugur di medan perang. 

Mendoakan orang yang sudah meninggal merupakan kebiasaan yang ditemukan dalam semua peradaban yang paling tua. 

Praktik ini menunjukkan keyakinan akan kebenaran yang sama bahwa jiwa manusia tidak mati bersama tubuhnya. 

Apa yang dilakukan oleh Yudas Makabe mendasari kebiasaan kita untuk mendoakan mereka yang sudah meninggal dan memohonkan pengampunan dosa mereka. Agar mereka dibangkitkan Allah dalam rupa yang baru ke dalam hidup yang abadi. 

Dalam tradisi Katolik diyakini bahwa jiwa sebagai prinsip hidup pada manusia berasal dari Allah dan melalui kebangkitan jiwa manusia akan bersatu kembali dengan Allah. Sehingga kasih Kristus tidak dikalahkan oleh maut. 

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved