Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 14 Mei 2024, Kasih dan Kesetiaan
kasih yang sempat retak. Kita terus menerus memperjuangkan kasih dan kesetian sampai akhir, apa pun jalan hidup yang kita pilih.
Oleh: Pastor John Lewar,SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Jumat 14 Mei 2024, Kasih dan Kesetiaan
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor
Hari Biasa Pekan X
Lectio:
1Raja 19:9a.11-16
Mazmur 27:7-8a.8b-9abc.13-14
Injil: Matius 5:27-32
Meditatio:
Pengalaman memberikan Kursus Persiapan Perkawinan (KPP). Ketika mendampingi peserta KPP, ada diskusi dan tanya jawab. Salah satu topik yang dibicarakan adalah soal pisah ranjang dan perceraian antara calon
pasangan suami istri. Terdapat kelompok yang pro dan juga yang kontra, dengan argumennya masing-masing. Perdebatan itu berakhir dengan rangkuman dari pembicara.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 12 Juni 2024, Doa Elia
Dia menegaskan bahwa prinsip dasar sebuah perkawinan Katolik adalah kesepakatan. Kesepakatan untuk bersatu dan bersama-sama membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera. Bersama-sama menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi demi menciptakan keluarga bahagia dan sejahtera. Jika sebelum pernikahan
sudah ada kesepakatan untuk „perjanjian pisah ranjang maka lebih baik jangan menikah.
Salah satu topik yang menjadi perhatian Yesus dalam kotbah di bukit adalah hal panggilan hidup berkeluarga. Perikop ini mengangkat isu perzinahan, penyesatan, dan perceraian. Sudah pasti bahwa zina dilarang
oleh Yesus. Namun, mengapa masih banyak orang yang jatuh atau malah menikmati perbuatan terlarang itu? J
awabannya pasti beragam. Cara memandang penuh napsu, memfungsikan tangan secara salah, niat hati
yang jahat dan kesempatan. Semua ini dapat menciptakan peluang bagi manusia untuk berbuat dosa. Apa pun alasannya, hentikan perbuatan itu dan kembalilah pada jalan yang dikehendaki Tuhan. Dengan tegas, Yesus
tidak menghendaki umat-Nya berzina. Jangankan tidur dengan pasangan orang lain, mengingininya saja sudah dianggap zina.
Mengapa Yesus sangat tegas dan cenderung keras akan hal ini? Tampaknya karena pada masa itu orang-orang Yahudi tidak melihat zina sebagai dosa yang serius. Banyak orang melakukannya dengan sengaja, yang lain menganggap hal ini sebagai sesuatu yang wajar dan biasa. Yesus menegaskan bahwa perkawinan adalah sesuatu yang sangat berharga.
Pasangan suami istri secara mutlak harus setia satu sama lain. Kasih dan kesetiaan memang tidak bisa dipisahkan. Omong kosong kalau ada orang yang selalu berkata, “I love you” kepada pasangannya, tetapi yang bersangkutan merasa cepat tua di rumah, selalu muda di jalan, keluar rumah setiap hari. Omong kosong pula kalau ada yang bilang cinta, tetapi dalam keseharian selalu menyakiti hati keluarganya dengan tindakan dan perkataan yang kasar. Sekali lagi, kasih dan kesetiaan tidak bisa dipisahkan.
Suami-istri sudah menjadi satu sejak awal. Demikianlah janji perkawinan itu suci, sakral, dan kudus, sebab pada saat itu, dua pribadi berjanji di altar yang suci, di hadapan Tuhan dan para saksi yang hadir. Jangan melukai hati pasangan dengan mengumbar hawa nafsu, kemarahan, dan rasa benci.
Lebih dari itu semuanya, kita sungguh sangat bersyukur melihat ada pasangan suami istri yang terus-menerus mengusahakan keharmonisan dalam biduk rumah tangga mereka. Memang banyak orang berkata bahwa memperjuangkan hidup perkawinan zaman sekarang sungguh tidak mudah.
Namun, saya yakin, semuanya kembali pada pribadi masing-masing. Ketika keluarga dalam keadaan guncang dan seolah-olah tidak dapat dipertahankan lagi, saya yakin masih ada banyak cara yang bisa dilakukan agar prahara itu segera berlalu.
Semoga doa-doa kita dapat mendorong berseminya cinta kasih di antara keluarga-keluarga kristiani, termasuk merajut kembali kasih yang sempat retak. Kita terus menerus memperjuangkan kasih dan kesetian sampai akhir, apa pun jalan hidup yang kita pilih.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.