Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 9 Juni 2024, Karena Aku Percaya
Keinginan untuk berkuasa telah melahirkan dosa keserakahan yang memalukan: manusia ingin menjadi Tuhan.
Oleh: Romo Leo Mali, Pr
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Minggu 9 Juni 2024, Karena Aku Percaya
Kej. 3:9-15 ; 2Kor.4:13 5:1
Injil: Markus 3:20-35
Allah tidak pernah lelah mengasihi manusia. kita merayakan keyakinan ini dalam Liturgi Gereja selama tiga minggu bertutur-turut. Pada akhir masa Paskah, pada perayaan Pentakosta, Allah mengutus Roh Kudus dan melengkapi para murid, kawanan kecil yang dikejar-kejar itu dengan anugerah-anugerah Roh Kudus.
Dengan Anugerah Roh Kudus yang diterima, pintu-pintu terbuka, dan seluruh bangsa mendapat kemungkinan yang sama untuk menjadi saksi Injil bagi seluruh bangsa. Seminggu kemudian Gereja merayakan Hari Raya Tritunggal Maha Kudus.
Allah yang memperkenalkan diri sebagai Bapa dan Roh Kudus dam Putera, mengutus para murid untuk menjanjikan penyertaan-Nya sampai akhir jaman (Mat. 28:16-20) Dan dalam liturgy minggu lalu Allah memeterai janji-janjiNya dengan Tubuh dan darah Putera-Nya sendiri dalam perayaan Corpus Christi. (Mrk. 14:12-16.22-26). Dengan menyantap tubuh dan darah Kristus, manusia mengambil bagian dalam kodrat Ilahi.
Tuhan Allah begitu gigih meyakinkan manusia bahwa IA mencintai manusia. Perhatian ini menakjubkan. Pemazmur bertanya dengan rasa kagum: Apakah manusia, siapakah anak manusia sehingga KAU perhatikan? (Mz.8) Namun rasa kagum ini kerapkali hilang dari hati manusia. Manusia gagal memberi jawaban yang sepadan dengan kesetiaan Tuhan.
Jawaban yang tidak sepadan
Lupa akan kebaikan Tuhan, manusia berulangkal igagal menanggapi-Nya dengan jawaban yang sepadan. Sejak awal di taman Eden, Adam dan Hawa jatuh kedalam Dosa. Mereka mencurigai pikiran dan rencana Tuhan Allah dan menggantinya dengan pikiran mereka sendiri. Maka mereka makan buah pengetahuan yang dilarang Tuhan.
Keinginan untuk berkuasa telah melahirkan dosa keserakahan yang memalukan: manusia ingin menjadi Tuhan. Demi keinginan ini semua batas diterabas. Bahkan pohon pengetahuan juga bahkan dimakan.
Tuhan yang telah jatuh hati pada manusia, kembali datang mencari manusia di taman Eden. Namun Adam dan hawa berusaha pergi menjauh. Hingga ketika ditemui, alih-alih mengakui dosa dan kesalahan serta meminta ampun pada Allah, mereka justru menjauh, bersembunyi dan berusaha untuk berdalih dengan mencari alasan hingga saling mengkambinghitamkan satu sama lain.
Adam mempersalahkan Eva. Eva mempersalahkan ular.Andaikata ular bisa bicara mungkin ia juga akan mempersalahkan sosok yang lain. Sikap menjauhi Tuhan dan berdalih di hadapan Tuhan terjadi karena mereka kedapatan telanjang.(kej.3:9-15).
Ketelanjangan adalah ungkapan simbolik dari kemiskinan manusia; seperti situasi pada saat lahir dan mati. Keadaan ini semestinya membuat manusia sadar akan kemiskinannya. Mereka bukanlah Tuhan atas diri mereka sendiri.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.