Kunjungan Paus Fransiskus

Merasakan Kedamaian di Kamar Paus Yohanes Paulus II di Seminari Ritapiret

Orang kudus tersebut menentukan arah dunia pada abad ke-20. Dia menentukan runtuhnya komunisme. Prestasi yang tidak terbantahkan.

Penulis: Eugenius Moa | Editor: Dion DB Putra
DOK POS KUPANG/FELIKS JANGGU
Edwaldus Martinus Sedu, Pr saat menjabat Praeses Seminari Ritapiret, di kamar tidur Santo Yohanes Paulus II di Seminari Tinggi Santo Petrus Ritapiret, Maumere, Jumat (10/10/2014). Kini beliau menjabat Uskup Maumere. 

Testimoni pengunjung itu tercatat pada buku kesan dan pesan. Hampir semua mengalami hal luar biasa.

“Saya merasakan kedamaian. Kata kuncinya damai,” Romo Mathias menyampaikan kesan pengunjung.

“Banyak kesaksian yang dialami oleh orang-orang yang berdoa di dalam kamar Paus. Mereka mendapat mukjizat. Doa-doa mereka dikabulkan,” kata Romo Mathias.

“Ada pasangan suami-istri yang telah lama menikah tidak punya keturunan akhirnya bisa mendapatkan keturunan. Ada yang memohon mendapat pekerjaan yang diinginkannya,” kisah Romo Mathias lagi.

Banyak dari pengunjung ke kamar Paus datang dari Pulau Jawa. Setelah doa mereka terkabul, mereka datang lagi untuk bersyukur di tempat ini.

Kamar Paus Yohanes Paulus II selalu dikunjungi hingga kini. Mereka datang dari berbagai latar belakang, suku, ras dan agama.

“Karena ini lokasi wisata rohani terbuka untuk publik, apakah Katolik atau agama yang lain, tempat ini menjadi tempat doa,” kata Romo Mathias.

Di dalam kamar tidur terpampang sampel foto-foto selama kunjungan Paus ke Maumere.

Foto dengan para frater, karyawan/karyawati yang melayani Paus, foto dengan suster kepala masak, foto dengan Pater Prof. Dr. Yosef Glinka, SVD asal Polandia, sebagai kepala divisi masak menu Polandia.

Kasula yang dipakai pada misa di Gelora Samador menjadi ikon kamar ini.

Selain meja, kursi dan tempat tidurnya. Fofo-foto semasa kecil, remaja, dewasa, mengalami panggilan sampai dia wafat. Ada semacam reliqui tersimpan di sana.

Referensi Imam

Kamar tidur Paus Yohanes Paulus II juga memberi dampak kepada calon imam, dia selalu menjadi referensi menjadi imam yang benar.

Paus Yohanes Paulus II bertemu dengan Mehmet Ali Agca, pria yang mencoba membunuhnya, di sebuah penjara di Italia pada 1983.(AFP/GETTY IMAGES)
Paus Yohanes Paulus II bertemu dengan Mehmet Ali Agca, pria yang mencoba membunuhnya, di sebuah penjara di Italia pada 1983.(AFP/GETTY IMAGES) ()

Tidak hanya kemampuan akademis pandai berteologi, karena semuanya akan mubasir. Kalau tidak punya kekuatan rohani. Karena letak kekudusan seseorang imam dan umat beriman, bukan pada pekerjaan dan kesibukannya.

Tetapi relasi personal dan kehidupan doa. Boleh jadi kita sibuk sekali. Semua imam melayani, namun pada saatnya kita harus sadar bahwa semua pelayanan itu merupakan pelarian dari kekosongan rohani ketimbang pelayanan yang bermakna.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved