Berita Timor Tengah Utara
Intervensi Stunting, Pemerintah Kecamatan Kota Soe Timor Tengah Selatan Koordinasi Lintas Sektor
pihaknya berkoordinasi dengan UPT Puskesmas Kota Soe dan pihak penyuluh KB khusus wilayah Kecamatan Kota Soe.
Penulis: Adrianus Dini | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Adrianus Dini
POS-KUPANG.COM, SOE - Pemerintah Kecamatan Kota Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan melaksanakan rapat koordinasi lintas sektor untuk persiapan pelaksanaan intervensi stunting.
Kegiatan ini berlangsung di Aula Kantor Camat Kota Soe, Kamis, 6 Juni 2024.
Kegiatan ini melibatkan pemerintah Kecamatan Kota Soe, utusan Dinas Kesehatan Kabupaten TTS, UPT Puskesmas Kota Soe, penyuluh KB Kecamatan Kota Soe, lurah, kepala desa, PKH, PKK dari Kecamatan Kota Soe, tokoh agama dan undangan lainnya.
"Hari ini kami melaksanakan rapat koordinasi lintas sektor untuk persiapan pelaksanaan intervensi stunting di wilayah Kecamatan Kota Soe bulan Juni," ungkap Camat Kota Soe, Grace Fallo kepada Pos Kupang usai kegiatan tersebut.
Baca juga: Ketua Araksi NTT, Alfred Baun Sebut KPK Akan Datangi RSP Boking Timor Tengah Selatan
Dalam kegiatan ini kata dia, pihaknya berkoordinasi dengan UPT Puskesmas Kota Soe dan pihak penyuluh KB khusus wilayah Kecamatan Kota Soe.
"Ini memang komitmen kami sejak tahun 2022 untuk bersama-sama menangani persoalan stunting di wilayah Kecamatan Kota Soe," tuturnya.
Dia menerangkan, Kecamatan Kota Soe merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak di Kabupaten TTS.
"Kita di Kecamatan Kota Soe ada 11 kelurahan dan 2 desa. Jika dilihat dari banyaknya jumlah penduduk, kami merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak di Kabupaten TTS. Kita ada 33 posyandu," katanya.
Disampaikan, berdasarkan kerja sama lintas sektor, tren penimbangan di Kecamatan Kota Soe untuk kasus stunting cenderung menurun.
"Untuk posisi penimbangan Februari 2024, kami memiliki jumlah sasaran tertinggi di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Namun, berdasarkan kerja sama lintas sektor, tren penimbangan kami untuk kasus stunting cenderung menurun. Sejak Penimbangan periode Agustus 2022 hingga Februari 2024 trennya selalu menurun dan sangat signifikan," terangnya.
"Pada penimbangan Agustus 2022 kita berada pada posisi 10,10 persen. Pada pengukuran Februari 2023 turun menjadi 8,8 persen. Kemudian pada Agustus 2023 turun menjadi 8,5 persen dan pada Februari 2024 turun menjadi 8,3 persen. Koordinasi lintas sektor ini sangat berperan dalam penurunan angka stunting," bebernya.
"Hari ini yang hadir tidak hanya lurah dan pihak desa tetapi kami juga menghadirkan PKH, PKK dari Kecamatan Kota Soe. Kami juga menghadirkan tokoh agama. Kami berharap semua pihak yang hadir ini menjadi corong untuk penanganan stunting di lingkungan mereka masing-masing. Per Februari 2024 kami memiliki 200 anak yang dinyatakan stunting. Kami berharap melalui persiapan intervensi penanganan stunting, nama-nama yang terkategori stunting sudah dibagi ke kelurahan dan desa agar kita bergerak bersama-sama guna memberi intervensi yang maksimal," tambahnya.
Fallo menyebut, pihaknya juga menaruh perhatian terhadap mereka yang beresiko stunting.
"Untuk itu berkat kerja sama lintas sektor ini ada perhatian terhadap calon pengantin dan juga ibu hamil. Untuk intervensi langsung yang biasa kita lakukan yaitu pemberian makanan tambahan yang anggarannya berasal dari dinas untuk 11 kelurahan. Sementara 2 desa memiliki alokasi dana desa untuk pengentasan masalah ini," ungkapnya. (din)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.