Cerpen

Cerpen: Menyulam Asa di Bawah Langit Nusa Tenggara

Ursula adalah bukti bahwa mimpi bisa diraih meski dengan segala keterbatasan. Di bawah langit Nusa Tenggara, asa terus disulam.

|
Editor: Dion DB Putra
Shutterstock
Ilustrasi. 

Oleh Tian Rahmat,S.Fil
Alumnus IFTK Ledalero Maumere Flores, tinggal di Boncukode, Cibal, Manggarai

POS-KUPANG.COM - Di bawah langit biru Nusa Tenggara yang mempesona, sebuah kisah inspiratif menggeliat di tengah-tengah sawah hijau dan bukit-bukit megah dan kokoh.

Desa Perak, dengan segala warna dan aroma kehidupannya, menjadi panggung bagi perjalanan seorang gadis muda bernama Ursula.

Gadis yang penuh semangat dan keinginan untuk mengubah dunia, Ursula menapaki jejaknya dengan langkah-langkah berani yang menginspirasi.

Pagi-pagi buta, saat embun masih setia menempel di ujung daun-daun, Ursula sudah melangkah dengan semangat membara dalam jiwanya.

Doa pagi yang khusyuk menyertai langkahnya, merangkai harapan-harapan indah di benaknya.

Bersama ibunya, setia menyiapkan sarapan dari nasi jagung dan sayur daun kelor, Ursula memulai hari dengan rasa syukur dan tekad yang menggebu.

Kisah hidup Ursula si gadis desa tak lepas dari bayang-bayang tantangan. Ayahnya merantau jauh, meninggalkan Ursula dan ibunya dalam perjuangan sehari-hari di ladang dan rumah.

Namun, cobaan itu tak pernah melunturkan semangat gadis desa yang bernama Ursula. Gadis yang cerdas dan penuh gigih ini, terus berjuang untuk mewujudkan mimpinya.

Meskipun kondisi ekonomi keluarganya sulit dan banyak keterbatasan, ia tidak pernah menyerah dan berputus asa untuk terus belajar.

Di sekolah, Ursula dikenal sebagai siswi yang rajin dan selalu mendapatkan nilai terbaik.

Cita-citanya adalah menjadi seorang guru, agar ia bisa membantu anak-anak di desanya mendapatkan pendidikan yang layak.

Di siang hari, setelah pulang sekolah, Ursula tidak beristirahat lama. Ia langsung menuju ladang untuk membantu ibunya menanam dan merawat tanaman. Ladang itu adalah sumber kehidupan mereka.

Setiap butir jagung yang tumbuh menjadi harapan bagi kelangsungan hidup mereka.

Di ladang inilah, di bawah terik matahari dan langit yang luas, Ursula sering merenung dan memimpikan masa depan yang lebih baik.

Suatu hari, ketika Ursula sedang bekerja di ladang, datanglah seorang pria bernama Pak Lexi. Pak Lexi adalah seorang petugas penyuluh pertanian yang ditugaskan di desa mereka.

Ia datang dengan membawa kabar baik tentang program pemerintah yang akan memberikan bantuan bibit unggul dan pelatihan pertanian kepada warga desa.

Ursula sangat antusias mendengar kabar ini. Ia merasa bahwa inilah kesempatan untuk memperbaiki kehidupan keluarganya dan desa mereka.

Pak Lexi kemudian mengadakan pertemuan di balai desa untuk menjelaskan lebih lanjut tentang program tersebut. Semua warga desa berkumpul dengan penuh harapan.

Pak Lexi menjelaskan bahwa mereka akan diberikan pelatihan tentang cara bertani yang lebih modern dan efisien. Selain itu, mereka juga akan mendapatkan bantuan bibit unggul yang bisa meningkatkan hasil panen.

Ursula dan ibunya segera mendaftar untuk mengikuti program tersebut. Setiap hari, mereka mengikuti pelatihan dengan tekun. Ursula bahkan sering membawa buku catatan untuk mencatat setiap informasi yang diberikan oleh Pak Lexi.

Ia belajar tentang teknik irigasi, pemilihan bibit yang baik, hingga cara mengendalikan hama secara alami. Pengetahuan ini sangat berharga bagi mereka.

Setelah beberapa bulan mengikuti pelatihan, tibalah saatnya untuk mempraktikkan ilmu yang mereka dapatkan.

Ursula dan ibunya mulai menanam bibit unggul yang diberikan oleh Pak Lexi. Mereka mengikuti semua petunjuk dengan cermat.

Setiap hari, Ursula memantau perkembangan tanaman-tanaman tersebut dengan penuh perhatian. Ia merasa bangga melihat tanaman-tanaman itu tumbuh subur dan sehat.

Suatu hari, di tengah panas terik matahari, Ursula sedang mencangkul di ladang bersama ibunya. Peluh mengalir di dahi mereka, namun senyum tidak pernah lepas dari bibir mereka.

“Bu, aku merasa ini semua akan segera berubah. Kita akan mendapatkan hasil yang lebih baik tahun ini,” kata Ursula dengan nada penuh harapan.

Ibunya tersenyum, mengusap keringat di dahinya. “Iya, Nak. Semoga saja kerja keras kita membuahkan hasil yang baik. Tuhan pasti mendengar doa kita.”

Di tengah percakapan mereka, datanglah Pak Lexi dengan senyum ramah di wajahnya. “Selamat siang, Bu Ursula. Apa kabar? Saya membawa kabar baik tentang program bantuan bibit unggul dari pemerintah.”

Ursula dan ibunya saling pandang, mata mereka berbinar dengan harapan. “Benarkah, Pak? Apa yang harus kami lakukan untuk ikut program ini?” tanya Ursula dengan antusias.

Pak Lexi menjelaskan dengan detail, “Kami akan mengadakan pelatihan di balai desa. Semua warga yang berminat bisa mendaftar dan mengikuti pelatihan ini. Kalian akan belajar tentang teknik bertani yang lebih modern dan mendapatkan bibit unggul.”

Dengan semangat yang menggebu, Ursula dan ibunya segera mendaftar. Setiap hari mereka mengikuti pelatihan dengan tekun, mencatat setiap ilmu yang diberikan. Di balai desa, suasana belajar sangat hidup.

Pak Lexi memberikan penjelasan dengan sabar, dan para peserta mendengarkan dengan penuh perhatian.

Ketika tiba saatnya untuk mempraktikkan ilmu yang mereka dapatkan, Ursula dan ibunya bekerja dengan tekun. Mereka menanam bibit unggul dengan hati-hati, memastikan setiap langkah dilakukan dengan benar.

Setiap pagi, Ursula memeriksa tanaman-tanamannya, memastikan semuanya tumbuh dengan baik.

Suatu sore, ketika Ursula sedang memantau tanaman di ladang, ibunya mendekat dan duduk di sampingnya. “Ursula, lihatlah tanaman kita. Mereka tumbuh dengan subur. Aku bangga padamu, Nak.”

Ursula tersenyum, merasakan kebahagiaan yang dalam. “Ini semua berkat kerja keras kita, Bu. Dan juga bantuan dari Pak Lexi. Aku yakin, kita akan meraih panen yang melimpah.”

Dan benar saja, saat panen tiba, hasilnya sungguh luar biasa. Ladang mereka menghasilkan jagung yang melimpah dengan kualitas yang sangat baik. Ursula dan ibunya sangat bahagia.

Mereka merasa jerih payah mereka selama ini terbayar lunas. Dengan hasil panen yang baik, mereka bisa menjual sebagian hasilnya di pasar dan mendapatkan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Namun, kebahagiaan Ursula tidak berhenti di situ. Ia memiliki impian yang lebih besar lagi.

Dengan penghasilan yang mereka dapatkan dari hasil panen, Ursula bertekad untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Ia ingin menginspirasi anak-anak di desanya untuk bermimpi dan berjuang meraih masa depan yang lebih baik.

Dengan tekad yang kuat, Ursula mendaftar ke sekolah menengah atas di kota terdekat. Setiap hari, ia harus menempuh perjalanan jauh dengan sepeda untuk pergi ke sekolah.

Meskipun lelah, ia tidak pernah mengeluh dan berputus asa. Di sekolah, Ursula terus menunjukkan prestasinya. Ia bahkan menjadi siswa teladan dan selalu mendapatkan penghargaan atas kerja kerasnya.

Di sela-sela kesibukannya belajar, Ursula juga tidak melupakan desa dan keluarganya. Setiap akhir pekan, ia kembali ke desa untuk membantu ibunya di ladang.

Ursula juga aktif mengajarkan ilmu pertanian yang ia pelajari kepada warga desa lainnya. Ia ingin semua orang di desanya merasakan manfaat dari pengetahuan yang ia dapatkan.

Suatu hari, ketika Ursula sedang mengajar anak-anak di desanya, datanglah Pak Lexi. Ia membawa kabar baik bahwa Ursula mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.

Ursula tidak bisa menahan rasa harunya ketika mendengar berita tersebut. Impiannya untuk menjadi guru semakin dekat.

Ursula pun melanjutkan pendidikannya di universitas dengan semangat yang tak pernah padam. Ia memilih jurusan pendidikan agar bisa menjadi guru yang profesional.

Selama kuliah, Ursula terus belajar dengan tekun dan selalu meraih prestasi terbaik. Ia juga aktif mengikuti berbagai kegiatan sosial dan pengabdian masyarakat.

Setelah lulus dari universitas, Ursula kembali ke desanya dengan gelar sarjana di tangannya. Ia langsung mengajukan diri untuk menjadi guru di sekolah dasar di desanya.

Warga desa menyambutnya dengan gembira. Mereka bangga memiliki seorang putri desa yang berhasil meraih cita-citanya dan kembali untuk membangun desanya.

Sebagai seorang guru, Ursula tidak hanya mengajar di kelas, tetapi juga menginspirasi murid-muridnya untuk bermimpi besar dan berjuang meraih masa depan yang lebih baik.

Ia mengajarkan pentingnya pendidikan dan kerja keras. Ursula juga terus mengembangkan program pertanian di desa, bekerja sama dengan Pak Lexi dan warga desa lainnya.

Di bawah langit Nusa Tenggara yang biru cerah, Ursula terus menyulam asa. Ia percaya bahwa dengan kerja keras, ketekunan, dan semangat yang tak pernah padam, ia bisa mengubah kehidupan keluarganya, desanya, dan anak-anak yang ia ajar.

Ursula adalah bukti bahwa mimpi bisa diraih meski dengan segala keterbatasan. Di bawah langit Nusa Tenggara, asa terus disulam, menginspirasi setiap langkah dan harapan. (*)

Catatan Redaksi

Pos Kupang membuka kesempatan seluas-luasnya bagi para penulis cerita pendek atau cerpen. Silakan kirim naskah karya Anda dengan kata kunci "cerpen" melalui email kupang.poskupang@gmail.com. Terima kasih.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved