Gunung Ibu Erupsi

Kepala BNPB Suharyanto Tinjau Pengungsian Warga Terdampak Erupsi Gunung Ibu

Pada kesempatan ini, Suharyanto menuju Pos Pengungsian Desa Gam Ici untuk memastikan penanganan bencana berjalan baik.

Editor: Agustinus Sape
HUMAS BNPB
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, S. Sos., M.M (kemeja dan rompi hijau) saat menyapa pengungsi di posko pengungsian, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara pada Kamis (30/5). 

POS-KUPANG.COM, HALMAHERA BARAT – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, S. Sos., M.M meninjau pengungsian dan dapur umum yang disediakan dalam rangka penanganan darurat bencana erupsi Gunung Ibu yang berada di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara pada Kamis (30/5/2024).

Pada kesempatan ini, Suharyanto menuju Pos Pengungsian Desa Gam Ici untuk memastikan penanganan bencana berjalan baik.

“Hari ini diutus Bapak Presiden secara langsung untuk melihat kondisi pengungsi warga Kabupaten Halmahera Barat yang saat ini harus mengungsi karena erupsi Gunung Ibu,” ujar Suharyanto.

Dirinya setiap hari melihat dan memonitor perkembangan penanganan erupsi Gunung Ibu melalui laporan Tim BNPB yang ditempatkan di Halmahera Barat untuk melakukan pendampingan kepada pemerintah daerah.

“Saya monitor Bapak dan Ibu sekalian, saya baca laporannya tiap ada yang kurang kami upayakan dilengkapi,” tuturnya.

“Saya mewakili pemerintah pusat, menekankan kembali bahwa Bapak Ibu sekalian tidak sendirian, artinya kami dari pemerintah pusat tidak akan tinggal diam. Jadi BNPB datang ke sini juga tetap dengan memberikan bantuan,” lanjut Suharyanto.

Suharyanto menegaskan, kebutuhan dasar akan selalu diupayakan terpenuhi.

“Tidak perlu khawatir. Kebutuhan dasar selama mengungsi akan ditanggung oleh pemerintah,” tegasnya.

Terkait perkembangan aktivitas Gunungapi Ibu, hasil pengamatan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) aktivitas mulai menurun meskipun tetap teradi erupsi selama beberapa hari terakhir.

“Kalau melihat pekembangan gunung ini sudah relatif lebih baik dibanding erupsi di awal-awal Mei, memang 4 hari lalu naik lagi, namun tidak setinggi daripada yg pertama erupsi, berarti sudah ada penururnan. Kami sepakat belum bisa menurunkan status gunung, kita lihat satu minggu ke depan, kalua nanti PVMBG sudah nyatakan menurun ke level 3, maka pengungsi bisa kembali ke tempatnya masing – masing. Tapi kita harus tetap waspada,” kata Suharyanto.

Pemerintah pusat dan daerah akan memberikan penggantian asset dan juga mata pencaharian masyarakat yang terdampak erupsi.

“Bagi aset masyarakat yang rusak, pemerintah pusat punya mekanisme perbaikan dan penggantian, untuk rumah rusak ringan 15 juta rupah, rusak sedang 30 juta rupiah dan rusak berat 60 juta rupiah. Kemudian terkait mata pencaharain yang terganggu akibat bencana, BNPB akan mengkoordinasikan dengan kementerian atau lembaga dan juga pemerintah daerah terkait,” imbuhnya.

BNPB memberikan kesempatan bagi pemerintah daerah jika dirasa perlu adanya relokasi bagi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana pindah ke tempat lebih aman.

“Masyarakat yang takut dan trauma, bisa dilayani oleh Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat untuk didata, seandainya harus pindah, harus relokasi dan mungkin punya tanah di tempat lain, di luar area yg dilarang, itu boleh. Nanti pemerintah pusat yang akan bangunkan rumahnya,” tutup Suharyanto.

Suharyanto juga melakukan dialog bersama warga di pengungsian dan juga meninjau proses pemenuhan kebutuhan permakanan di pos dapur umum.

Suharyanto tiba di Kota Ternate, Maluku Utara pada Kamis (30/5) pagi.

Hari ke-13 Masa Tanggap Darurat

Pada Rabu (29/5) telah memasuki hari ke 13 masa tanggap darurat penanganan bencana erupsi Gunungapi Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara. Upaya pendataan warga dan sarana terdampak terus dilakukan.

Berdasarkan data yang dihimpun tim BNPB di lapangan, terdapat lima titik pengungsian. Antara lain Gedung Serbaguna Desa Tongute Ternate Asal dengan rincian 959 jiwa, Lapangan Desa Gam Ici 417 jiwa, Gereja Desa Tongute Sungi terdapat 357 jiwa, SMP 3 Desa Tongute Sungi berjumlah 42 jiwa dan Kantor Desa Tongute Sungi sebanyak 45 jiwa, serta 191 jiwa lainnya masih dalam pendataan terpilah. Sehingga total pengungsi hingga Rabu (29/5) pukul 17.00 WIT berjumlah 2.011 jiwa.

Kerugian materil yang tercatat yaitu, sebanyak 3.883 hektar kebun kelapa, 866 hektare Kebun Pala, 208 hektar Lahan Cengkeh, dan 368 hektar Kebun Kakao.

Baca juga: Gunung Ibu di Halmahera Barat Masih Awas, Tim Gabungan Terus Penuhi Kebutuhan Masyarakat

Sementara itu ketersediaan logistik dan peralatan yang ada di Gudang Logistik Posko Penangana Darurat Bencana bertempat di Kantor PMI Halmahera Barat, masih tersedia bahan pangan dan non pangan. Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan bantuan tersebut agar mengikuti mekanisme yang telah ditentukan, yaitu ada pengajuan dari pihak desa atau kecamatan yang membutuhkan dan disetujui oleh komandan Kodim sebagai Koordinator di dalam penanganan bencana ini, kemudian tim logistik akan mendistribusikan ke pengungsian.

Mengingat PVMBG masih menetapkan tingkat aktivitas Gunungapi Ibu dalam level IV (Awas) dan hasil assesmen tim BNPB di lapangan. BNPB akan memberikan bantuan tahap dua dengan menambah dukungan bantuan operasional penanganan darurat berupa Dana Siap Pakai (DSP) dan bantuan logistik peralatan antara lain paket sembako, selimut, matras, velbed, terpal, hygiene kit, masker, makanan siap saji, senter, pakaian dan air mineral.

Demikian siaran pers BNPB yang dibagikan Abdul Muhari, Ph.D., Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved