Berita NTT

Dinkes Provinsi NTT Telah Distribusikan VAR dan SAR ke 18 Kabupaten

Pertama, penyediaan dengan dukungan pusat yaitu logistik berupa VAR, SAR, media KIE ke daerah endemis, tertular, dan terancam.

|
Penulis: Rosalia Andrela | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Ir. Erlina R Salmun, M.Kes 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Rosalia Andrela

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi NTT telah mendistribusikan vaksin SAR dan VAR ke 18 Kabupaten yang ada di Provinsi NTT.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Ir. Erlina R Salmun, M.Kes menjabarkan data vaksin VAR dan SAR yang telah diterima Dinkes Provinsi dari Kementerian Kesehatan RI.

“Sejak bulan Maret, April, Mei tahun 2024 kami menerima vaksin VAR dan SAR dari Kemenkes RI. Untuk VAR total yang kami terima 3 bulan tersebut sebanyak 15.625 vial dan SAR kami terima sebanyak 400 vial,” ujarnya Rabu, 29 Mei 2024.

Setelah penerimaan SAR dan VAR tersebut, lalu didistribusikan ke 18 Kabupaten yang ada di Provinsi NTT.

Vaksin VAR sudah didistribusikan sebanyak 9.100 vial dan SAR sebanyak 279 vial. Saat ini stok vaksin yang tersisa VAR sebanyak 6.525 vial, sedangkan SAR 121 vial.

“Kami diatribusikan vaksin tersebut ke 18 Kabupaten di NTT. Sembilan kabupaten endemis di pulau Flores, sedangkan 6 kabupaten lainnya di Kota Kupang, Kabupaten Kupang, TTS, TTU, Malaka, Belu bahkan Rote, Alor, dan Sumba Timur pun kami berika untuk berjaga-jaga kita harus antisipasi,” kata Erlina.

Tahun 2024 lanjut Erlina, angka gigitan HPR tertinggi ada di Kabupaten TTS dengan jumlah 1.452 gigitan HPR, urutan kedua di Kabupaten Sikka dengan jumlah 1.183 gigitan HPR, urutan ketiga Kabupaten Flotim berjumlah 814 gigitan HPR, urutan keempat Kabupaten TTU sebanyak 704 gigitan HPR.

Total kasus kematian tahun 2023 Januari - Mei sebanyak 14 kasus, yakni di Kabupaten Sikka 5 kasus kematian, Kabupaten TTS 3 kasus, Kabupaten TTS 2, Kabupaten Belu 2 kasus, Kabupaten Malaka 1 kasus, Kabupaten Ende 1 kasus.

Sementara itu total gigitan HPR sepanjang tahun  2024 di Provinsi NTT sebanyak 8.724, sudah diberikan suntikan VAR sebanyak 8.261 atau 95 persen sudah mendapat suntikan VAR.

“Pencegahan harus tetap menjadi prioritas bukan hanya kita sediakan VAR dan SAR saja. Hewan peliharaan kita seperti anjing dan kucing harus kita perhatikan, tidak dibiarkan berkeliaran. Kita tetap melakukan edukasi 3 langkah awal kepada masyarakat pertama jika terkena gigitan cuci luka dengan sabun di air mengalir, berikan antiseptik, lalu bawa ke puskesmas terdekat. Di puskesmas pun sudah ada paramedia yang terlatih menangani kasus-kasus rabies,” jelasnya.

Elrina juga menambahkan tahun 2023 ada satu anjing yang teridentifikasi rabies di wilayah Oesapa. Hasil identifikasi tersebut diketahui setelah sampel otak anjing di periksa di Lab. 

Baca juga: Disnak NTT Rutin Sosialisasi dan Edukasi Tanggulangi Rabies

“Mestinya kasus tersebut menjadi pelajaran bagi kita, untuk masif melakukan sosialisasi dan edukasi bukan hanya kepada masyarakat, tetapi juga anak-anak di sekolah. Karena kasus gigitan ini banyak terjadi pada pada anak usia 5-9 tahun. Apalagi banyak anjing dan kucing berkeliaran. Kita juga punya gua monyet yang mana hewan-hewan ini bisa membawa virus rabies. Ini tantangan kita bersama, termasuk di wilayah kabupaten untuk mengedukasi hingga ke level desa. Harus bangun koordinasi dengan sektor-sektor terkait karena kita tidak bisa bekerja sendiri,” pungkasnya.

Upaya yang telah dilakukan Dinkes Provinsi NTT antara lain : 

Pertama, penyediaan dengan dukungan pusat yaitu logistik berupa VAR, SAR, media KIE ke daerah endemis, tertular, dan terancam.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved