Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 26 Mei 2024, "Allah Tritunggal yang Tak Terpisahkan"
Agustinus bertanya kepadanya: untuk apa ia melakukan semuanya itu. Ia menjawab hendak memindahkan seluruh air laut ke dalam lubang kecil tersebut
Pastor John Lewar SVD
Biara Soverdi Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor
SUARA PAGI
Minggu, 26 Mei 2024
HARI RAYA TRITUNGGAL MAHAKUDUS
Lectio:
Ulangan 4:32-34,39-40
Mazmur 33:4-5,6,9,18-19,20,22
Roma 8:14-17
Matius 28:16-20
Meditatio:
Pada suatu ketika St. Agustinus sedang berjalan di pinggir pantai, merenungkan misteri Allah Tritunggal Mahakudus. Ia berjumpa dengan seorang anak kecil yang sedang bermain-main. Anak itu menggali sebuah lubang kecil seperti sumur di atas pasir. Lalu ia berulang kali mengambil air laut dengan gelas kecil itu dan memasukannya ke dalam lubang itu. Setiap saat lubang itu diisi langsung menjadi kering karena dasarnya adalah pasir.
Agustinus bertanya kepadanya: untuk apa ia melakukan semuanya itu. Ia menjawab hendak memindahkan seluruh air laut ke dalam lubang kecil tersebut. Agustinus mengatakan kepadanya bahwa usahanya itu hanya sia-sia saja. Tidaklah mungkin memindahkan seluruh air laut ke dalam lubang tersebut. Anak itu kemudian bertanya kepada Agustinus, apa yang sedang dipikirkannya?
Agustinus menjawab bahwa ia sedang memikirkan misteri Tritunggal Mahakudus. Anak itu tertawa terbahak-bahak sambil mengatakan bahwa otakmu itu kecil seperti lubang buatan saya ini sedangkan Tritunggal Mahakudus jauh lebih luas dari samudra raya.
Agustinus terperanjat seketika dan dalam sekejap mata, anak itu pun menghilang. Agustinus menjadi sadar bahwa ternyata akal budi itu tidak mampu memahami seluruh rahasia Tuhan. Ia kemudian berkesimpulan: “Di mana ada cinta kasih, di situ ada AllahTritunggal: pencinta, yang dicinta, dan sumber cinta kasih".
Pada hari ini kita merayakan Hari Raya tritunggal Mahakudus. Pesta Tritunggal Yang Mahakudus, suatu pesta yang sulit dimengerti, dia hanya membuat orang bingung dan heran. Hari raya ini pertama-tama bukan untuk dipikirkan,
didiskusikan atau dirayakan saja. Bukan pula untuk dikagumi dan membuat orang heran.
Tetapi hal yang lebih urgen di sana adalah untuk diimani dengan kecakapan budi dan kejernihan hati. Kitab Ulangan memberikan penegasan tentang kedudukan umat terpilih di hadapan Allah yang Esa. Allah telah memilih mereka menjadi umatNya, membimbing dan memenangi mereka dalam peperangan serta menjadikan mereka bangsa yang merdeka dan berdaulat. Allah sungguh mengasihi dan menyayangi mereka. Rasul Paulus menegaskan bahwa kita yang telah dipermandikan dan telah menerima Roh Kudus adalah anak-anak Allah dan Allah adalah Bapa kita.
Kita menjadi ahli waris, mempunyai hak untuk menerima janji-janji Allah dan ikutserta dalam kemuliaan Kristus yang bangkit jaya.
Sedangkan injil mengutarakan perintah perutusan Yesus: ”Pergilah ke seluruh dunia, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus” Yesus berjanji akan menyertai dan menbantu mereka dalam seluruh perjuangannya.
Kita merayakan Pesta Tritunggal Mahakudus, Bapa Putra dan Roh Kudus. Di sini kita meyakini bahwa Allah yang satu itu memiliki 3 pribadi yang khas, tapi tetap satu. Allah sebagai Bapa, yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya.
Allah yang menjelma dalam diri PuteraNya Yesus yang hidup dan berkarya. Dia berperanan menyelamatkan manusia yang berdosa dan membawanya kembali kepada Allah. Roh Kudus sebagai pembaharu, pemersatu hidup manusia.
Mereka sangat kompak dan tidak saling mempersalahkan.
Ketiganya memenangkan satu tujuan ini yakni keselamatan manusia seutuhnya. Setiap kali kita memasuki rumah ibadat, kita berdoa, kita memulainya dengan tanda salib: “Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus”. Bapa kita letakan pada dahi, Yesus kita letakan pada dada/hati dan Roh Kudus kita letakan pada bahu. Dahi adalah pusat pikiran. Kita berpikir, menciptakan, membuat sesuatu.
Segala pikiran kita berasal dari Allah Bapa. Apa yang datang dari Allah adalah baik, tidak ada yang jahat. Yesus diletakkan pada dada/hati. Hati menunjukkan cinta. Seluruh perasaan kita adalah perasaan cinta Yesus. Melalui cinta kita menyelamatkan dan diselamatkan oleh orang lain. Roh Kudus diletakkan pada bahu/punggung untuk pikul beban. Bersama Roh kudus segala beban hidup menjadi ringan; Roh bagaikan angin menghembuskan rahmat, daya yang membuat kita menjadi kuat, segar dan bersemangat.
Missio:
Persekutuan Allah Tritunggal akan tetap tinggal sebagai misteri yang terus menerus dan menarik kita untuk semakin berupaya mengenal dan menghayati kesempurnaanNya. Semoga kita menjumpai Allah Tritunggal dalam peristiwa hidup kita yang sederhana.
Doa:
Allah Bapa yang kekal, Engkau menghendaki tinggal di tengah-tengah kami dan memanggil kami mengikat perjanjian dengan Dikau dalam Sabda Yesus Almasih yang terpercaya. Buatlah kami mengimani Dia dan penuhilah kami dengan Roh KudusMu, daya hidupNya, yang akan menghimpun kami dalam cinta kasih sepanjang hidup kami hingga selama-lamanya...Amin.
Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Raya Tritunggal Mahakudus. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Tritunggal Mahakudus
Renungan Harian Katolik
Pastor John Lewar SVD
Biara Soverdi Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua
POS-KUPANG.COM
Renungan Harian Katolik Kamis 28 Agustus 2025, “Berjaga-jagalah” |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 28 Agustus 2025, "Siaga untuk Selalu Berbuat Baik" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 28 Agustus 2025, "Berjaga-jaga Dalam Kehidupan Sehari-hari" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Rabu 27 Agustus 2025, Ketulusan Iman, Bukan Sekadar Penampilan |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Rabu 27 Agustus 2025, "Bersaksi Melawan Diri Sendiri" |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.