Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 24 Mei 2024, “Karena Ketegaran Hatimu"

Orang  Farisi  datang  kepada  Yesus  untuk  mencobaiNya dengan  pertanyaan  ini: Bolehkah  seorang  suami  menceraikan  istrinya?

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO
Bruder Pio Hayon SVD menulis Renungan Harian Katolik Jumat 24 Mei 2024, “Karena Ketegaran Hatimu" 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Jumat 24 Mei 2024, “Karena Ketegaran Hatimu"

Oleh : Bruder Pio Hayon, SVD

Bacaan I:Yak.5:9-12

Injil: Mrk.10:1-12                                                                 

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Orang  yang  hati penuh ketegaran akan gampang sekali jatuh pada keras kepala atau tertutup hatinya dan tak mendengarkan orang lain karena manusia selalu mau menang  sendiri karena egosime yang tak dapat dihindarkan. Lalu manusia menjadi  sombong  dan menjadi  tegar hatinya. Itulah dosa asala manusia yakni  menjadi  sombong  dan tegar  tengkuk dan  melawan  Allah.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 23 Mei 2024, “Menyesatkan Engkau”

Di hari  kelima ini  kita masih  mendengarkan  kisah  pengajaran dari  Rasul  Yakobus yang  mengajarkan  kejujuran dan keteladanan hidup  yang  telah  ditunjukkan oleh  para nabi  supaya  hidup   menjadi  lebih  benar  di hadapan  Tuhan  sang  Hakim  yang  adil  itu:  “turutilah   teladan penderitaan  dan  kesabaran  para  nabi  yang  telah  berbicara demi nama  Tuhan.  Dan  dilanjutkan lagi dengan  ungkapan  yang  baik  adalah  “Jika ya, hendaklah kalian  katakan  ya. Jika  tidak, hendaklah  kalian  katakan  tidak, agar  kalian  tidak  terkena  hukuman.” 

Yakobus  memperingatkan  kita  untuk  tidak  tidak  serta  merta ikut keinginan  hati kita  semata  tetapi  selalu belajar  dari  para  nabi  agar  kita belajar untuk berkata benar  dan  jujur  dalam  hidup  dan  karya  kita.  Kejujuran  dan  kesetiaan  itu  digambarkan  oleh  Yesus  dalam  injil dengan  mengambil  contoh  tentang  kesetiaan  pasangan  suami  istri. Orang  Farisi  datang  kepada  Yesus  untuk  mencobaiNya dengan  pertanyaan  ini: “Bolehkah  seorang  suami  menceraikan  istrinya?”

Pendasaran  dari  orang Farisi itu adalah Musa  ketika Yesus bertanya kepada mereka: “Apa perintah Musa kepada  kamu?” Dan jawab mereka: “Musa memberi  izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai.”  Jawaban orang  Farisi  ini  mau menunjukkan kepada kita bahwa mereka secara sepihak menerjemahkan yang dibuat oleh Musa pada jaman dulu  untuk  membenarkan apa yang telah mereka lakukan selama ini. Lalu Yesus menjawab mereka: “Karena ketegaran hatimulah Musa menulis perintah ini untukmu.”

Ini pendasaran utama, mengapa Musa pada waktu itu mengeluarkan perintah itu kepada bangsa Israel pada saat itu. Yang dibuat oleh bangsa Israel pada saat itu adalah karena praktek hidup mereka saat itu sesuka hati mereka dengan hidup bersama tanpa ada ikatan alkitabiah sehingga Musa keluarkan surat cerai itu agar menghindari perzinahan di antara bangsa Israel. Inilah alasan utama Musa untuk keluarka surat cerai itu.

Bangsa Israel  pada waktu itu telah hidup zinah di hadapan Allah, mereka telah tegar tengkuk dan melawan perintah Allah. Maka Yesus memberi pengajaran yang benar: “Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka pria dan wanita; karena itu pria meninggalkan ibu bapanya dan bersatu dengan istrinya. Keduanya lalu menjadi satu daging.

Mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan oleh Allah janganlah diceraikan manusia.” Perdebatan Yesus dan orang Farisi itu juga nyata dalam hidup kekristenan kita saat ini. Masih ada begitu banyak masalah yang dihadapi oleh keluarga-keluarga katolik saat ini dan salah satu yang paling rumit dan menjadi perbincangan hangat adalah perzinahan dalam hidup berumah tangga.

Pemicu utamanya adalah egoisme dari masing-masing pasangan itu, baik istri maupun suami. Ketidakjujuran dari masing-pasangan yang  tidak setia satu sama lain. Banyak istri yang menjadi korban kekerasan dari suami mereka dan masih begitu banyak masala yang bisa menjadi  pemicu perzinahan yang   terjadi yang sekarang lebih dikenal dengan selingkuh. Maka marilah kita belajar untuk semakin setia pada komitmen kita masing-masing  agar kita tidak jatuh dalam dosa.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved