Breaking News

Helikopter Presiden Iran Jatuh

Kematian Raisi Mendorong Putra Khamenei untuk Mencalonkan Diri Sebagai Pemimpin Tertinggi

Presiden secara luas dianggap sebagai kandidat utama sebelum kecelakaan helikopter yang mematikan menjadikan Mojtaba Khamenei kandidat terdepan.

Editor: Agustinus Sape
AP/VAHID SALEMI
Mojtaba, putra Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, tengah, menghadiri rapat umum tahunan Quds, atau Hari Yerusalem di Teheran, Iran, pada 31 Mei 2019. 

Khamenei jelas bukan favorit untuk peran tersebut pada tahun 1989 dan baru muncul setelah adanya kesepakatan rahasia di kalangan elit ulama.

Berdasarkan konstitusi Iran, Pemimpin Tertinggi ditunjuk oleh Majelis Ahli, sebuah badan ulama yang beranggotakan 88 orang yang mengawasi dan secara teori dapat memecat pemimpin tertinggi.

Baca juga: Presiden Iran Ebrahim Raisi Tewas Akibat Helikopter Jatuh

Meskipun Majelis dipilih melalui pemilu, badan pengawas garis keras lainnya yang terdiri dari ulama dan ahli hukum yang bersekutu dengan Khamenei memiliki kekuasaan untuk memveto undang-undang dan memutuskan siapa yang boleh mencalonkan diri.

Dua sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan Majelis Ahli telah mencoret Raisi dari daftar calon penggantinya sekitar enam bulan lalu karena popularitasnya yang menurun, yang mencerminkan kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh sanksi AS dan salah urus.

Salah satu sumber mengatakan lobi intensif telah dilakukan oleh ulama berpengaruh dan pro-Raisi untuk mengembalikan namanya.

Ali Vaez, direktur proyek Iran di International Crisis Group, mengatakan bahwa “hanya segelintir orang di kalangan petinggi yang mengetahui seberapa besar narasi Raisi sebagai ahli waris mempunyai dasar dalam kenyataan.”

“Tetapi jika memang ini rencananya, kematian Raisi menimbulkan ketidakpastian besar dalam suksesi,” katanya.

Alex Vatanka, direktur Program Iran di Institut Timur Tengah di Washington, mengatakan banyak yang memandang peran Khamenei dalam mempromosikan Raisi sebagai tanda bahwa ia menginginkannya sebagai penggantinya.

Kematiannya “dapat mengakibatkan pertikaian internal dalam rezim (rezim) yang tidak seperti yang kita lihat sejak awal tahun 1980an”, katanya.

(timesofisrael.com)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved