Breaking News

Opini

Opini: Memelopori Sikap Hidup Sukacita Melalui Lagu Ikan Nae di Pante

Lagu Ikan Nae di Pante karangan Alfred Gare viral dan populer di NTT, Indonesia bahkan di dunia dalam sebulan terakhir.

Editor: Agustinus Sape
YOUTUBE/ATMANREC
Cuplikan video klip lagu Ikan Nae di Pante karangan Alfred Gare. 

Oleh Apolonius Anas

POS-KUPANG.COM - Lagu Ikan Nae di Pante karangan Alfred Gare viral dan populer di NTT, Indonesia bahkan di dunia dalam sebulan terakhir. Lagu ini langsung berada di tangga pertama dalam blantika musik pop NTT.

Jika memperhatikan penggunaan lagu ini di jagat maya, tercatat hampir ratusan ribu akun Facebook dan YouTube melalui postingan reals meng-upload tarian kebahagiaan dan sukacita dengan diiringi lagu yang sangat berenergi ini.

Belum lagi platform digital lain seperti TikTok dan Instagram. Tercatat persaingannya sangat ketat dan signifikan karena netizen memiliki emosi positif ketika mendengarkan suara kata yang penuh makna dan warna musik lagu ini.

Di Kota Kupang sebagai markasnya orang NTT dalam sebulan terakhir, pemutaran lagu Ikan Nae di Pante sangat masif. Di rumah-rumah warga, hp, bemo, bis, pikap penumpang dan tempat pesta selalu membuka lagu ini. Saya tidak menafikan dampak susulan sebuah musik atau lagu yang populer seperti lagu ini ketika diperdengarkan terlalu cepat kepada masyarakat luas.

Bawasannya musik populer memang cepat naik daun atau terkenal luas tetapi cepat pula meredup bahkan layu dan menghilang seiring berjalannya waktu. Akan tetapi menurut hemat saya, satu kekhasan lagu ini adalah otentifikasi lirik dan beat musik yang merepresentasikan jiwa-jiwa orang NTT yang suka bersukacita. Ini menjadi sebuah kekhasan dan pembeda pada lagu karangan Alfred Gare kali ini.

Dampak nyata lagu ini yakni orang-orang yang memiliki kelebihan di bidang gerak dan tarian tentu tidak melewatkan dan menyia-nyiakan momen kepopulerannya. Mereka bergoyang lalu memposting di media sosial. Goyangan mereka membuat hati penonton tersenyum dan hanyut dalam suasana sukacita. Kalau sukacita hidup terjadi, maka kedamaian pun tercipta. Kurang lebih maknanya demikian.

Lagu ini menjadi jembatan menciptakan sukacita dan perdamaian. Dari anak-anak sampai orang dewasa, semua larut dalam beat lagu. Lagu ini seakan-akan sebuah pawai atau parade kebahagiaan. "Kami orang NTT suka bersukacita dan sukadamai". Hal itu bisa terbaca melalui sentuhan suara jiwa para penyanyi yang terekspos secara utuh lewat senyum pada video YouTube dan lirik lagu.

Tampaknya hal yang esensial ini menjadi suatu otentifikasi dan representasi nilai dan bobot sukacita orang NTT. Para penyayi tentu ingin nilai ke-NTT-an sebagai sebuah kebanggaan dan mahligai nan utuh dan khas dalam hidup bersukacita. Ditambah lagi beat musik yang diperdengarkan bagaikan genderang yang mampu mengusir penatnya pikiran lalu menggetarkan jiwa-jiwa yang lusuh.

Andrew Kania (2008) dalam buku berjudul "Philosophy of Music: An Introduction" menghadirkan pembahasan mendalam tentang berbagai aspek musik dari sudut pandang filsafat. Menurut Kania, definisi musik dan keindahan musik masih sangat terbatas. Oleh karena itu pemahaman musik harus diperlebar dan dipertajam. Musik harus ditakar lebih dalam melalui analisis secara mendalam tentang hubungan antara musik dan emosi jiwa manusia, musik dan identitas budaya, serta peran musik dalam menghidupkan jiwa masyarakat yang gundah gulana.

Musik harus memiliki keajaiban untuk menyentuh jiwa dan membawa kebahagiaan dalam kehidupan manusia. Dalam lagu "Ikan Nae di Pante" yang ditulis oleh Alfred Gare, para penikmat musik seolah larut dan dibawa ke dalam petualangan yang penuh keceriaan dan bahagia di pantai sukacita. Penikmat musik larut dalam beat khas dan lirik lagu yang merepresentasikan nikmatnya hidup bersukacita di NTT.

Melalui lirik dan melodi yang menggembirakan dan menggetarkan jiwa orang, lagu ini mengajarkan tentang upaya menemukan kebahagiaan dan sukacita dalam hal-hal sederhana melalui peristiwa alam seperti fenomena ikan naik di pantai yang sering terjadi di salah satu atau beberapa pantai di NTT. Karena itu masyarakat NTT harusnya menjadi pelopor sukacita dan pembawa sukacita bagi semua orang.

Dalam kehidupan yang seringkali sibuk dan penuh tekanan, penting untuk dapat menyisihkan waktu bersukacita dan menghargai keindahan di sekitar. Pengarang lagu ini mampu menelisik secara mendalam bahwa peristiwa alam bisa disukacitakan. Lagu "Ikan Nae di Pante" juga tegas mengajarkan manusia untuk menghargai momen-momen kecil dalam hidup, seperti melihat ikan melompat di pantai atau mendengarkan suara ombak yang tenang.

Ditambah lagi budaya bersukacita lewat minum moke yang terukur dan budaya rumpu-rampe. Ini mengajarkan bahwa sesuatu yang autentik bisa menjadi sumber sukacita demi memperlambat potensi kepanikan dan tekanan dalam mengarungi hidup dengan menikmati alam yang ada di sekitar.

Selain itu, lagu ini juga mengajarkan tentang pentingnya secara bersama dan merayakan kehidupan. Ketika mendengarkan lagu ini bersama teman atau keluarga, kita merasakan kebersamaan dan kebahagiaan yang mendalam. Musik memiliki kekuatan untuk menghubungkan orang-orang dari berbagai latar belakang dan membawa mereka bersama-sama dalam momen kebahagiaan. Dance yang dipertontonkan dalam ribuan reals pada berbagai platform digital telah mewujudkan makna itu. Bahwa bahagia itu mudah dan murah. Hanya jiwa manusia saja yang sering mengabaikan sumber sumber sukacita lahiriah ciptaan manusia.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved