Tokoh NTT
Profil Tokoh NTT, Welmince Sonbai Atlet Lari yang Harumkan Nama Indonesia Nasibnya Kini
Salah satu nama yang cukup dikenal kala itu yakni Welmince Oni Adolfina Sonbai atau Welmince Sonbai. Nama ini tentu tidak asing bagi masyarakat NTT.
POS-KUPANG.COM- Era tahun 1980-an untuk dunia olahraga khususnya cabang atletik nomor lari, salah satu nama yang membuat publik tersentak yakni pelari cilik asal Provinsi NTT.
Untuk cabang olahraga lari, nama Provinsi NTT cukup terkenal di pentas nasional seperti Pekan Olahraga Nasional (PON).
Bahkan karena bakat alamiah, atlet asal Provinsi NTT direkrut menjadi atlet nasional untuk membela Merah-Putih di ajang tingkat Asia dan Internasional.
Salah satu nama yang cukup dikenal kala itu yakni Welmince Oni Adolfina Sonbai atau Welmince Sonbai. Nama ini tentu tidak asing bagi masyarakat NTT.
Perempuan asal Biloto, Timor Tengah Selatan (TTS), ini begitu terkenal di era 1980-an.
Kalau ada event nasional atau internasional, mata setiap orang NTT pasti berada di depan TVRI untuk menyaksikan bocah yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) ini untuk berlari tanpa alas kaki.
Karena penampilan kala itu beda dari pelari lain, justru Welmince mendapat perhatian khusus dari Presiden Soeharto dan Presiden Filipina Ferdinan Marcos.
Baca juga: Profil Tokoh NTT Cyprianus Temu, Sosok yang Lima Periode Jadi legislator di DPRD Belu
Bahkan kedua kepala negara tersebut menggendong Welmince karena prestasi yang diukirnya. Bahkan dengan olahraga lari ini, ia pernah tinggal enam bulan di Amerika Serikat.
Mengutip kembali hasil wawancara Pos Kupang dengan Welmince Sonbai di kediamannya di wilayah Jembatan Hitam, Kalabahi, Kabupaten Alor tahun 2010 lalu, istri dari sang suami, Ari Waang melitanikan catatan prestasinya.
Welmince menuturkan, bakat yang dimiliki merupakan alamiah saat masih sekolah di SD Negeri Kuatnana, SoE, TTS. Bakat ini mulai muncul saat kelas III SD.
Ketika itu setiap kali praktik lari untuk les olahraga, dia selalu meraih juara pertama. Guru olahraga di sekolah saat itu, Alex Manao.
Karena sering juara, Welimince dipilih oleh sekolah untuk mengikuti Porseni antarsekolah di TTS tahun 1977.
Dalam Porseni tersebut, saya juara I di lomba 3.000 meter. Saat itu, saingannya adalah Khatarina Nesimnasi yang selalu menempel di belakangnya bila digelar lomba lari. Khatarina berasal dari sebuah SD di salah satu kecamatan di TTS.
Hasil Porseni ini akhirnya Khatarina dan Welmince mewakili TTS mengikuti Porseni tingkat Provinsi NTT di Kupang. Ketika itu untuk lari 3.000 meter, dia menjuarainya, dan di nomor dua Khatarina.
Baca juga: Profil Tokoh NTT Fransiscus Go, Sosok Pebisnis Sukses dan Pelopor Gerakan BAJAGA
Setelah Porseni di Kupang, keduanya kembali ke SoE dan tetap berlatih. Pada tahun 1979, ada sejumlah pengurus olahraga dari Kupang khusus datang ke SoE untuk menyeleksi atlet lari. Saat itulah Khatarina dan Ia terpilih untuk menjalani TC di Kupang tahun 1980.
"Saat ke Kupang tahun 1980, saya masih duduk di bangku SD kelas VI dan tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi EBTA. Ketika itu kami dipindahkan ke SD Oeba II dekat Stadion Merdeka, tempat penginapan kami saat menjalani TC selama enam bulan. Di Stadion Merdeka, kami diurus oleh Om Rudi. Selama menjalani masa TC, kami dilatih oleh dua pelatih hebat dan disiplinnya luar biasa, yaitu Agus Parera dan Edi Tunliu," kenang Welmince.
Setelah enam bulan TC, dirinya bersama beberapa atlet atletik, antara lain yang masih diingatnya seperti Khatarina (lari), Mache Sihanemia (tolak peluru), Yumina Tunliu (lari), dan atlet olahraga lainnya, Nelson Oil (tinju), Syamsul Bahri (tinju), Melki Rumlaklak (silat), dan Yonas Sanam (silat) diberangkatkan ke PON X tahun 1981 di Jakarta.
"Saat itu yang mengantar kami langsung, selain pelatih, juga Ketua DPRD NTT, J.N. Manafe dan Ibu Manafe. Suami-istri ini di Jakarta menginap di hotel dekat Senayan, dan kami menginap di wisma atlet di Senayan. Berangkat PON X tersebut merupakan pengalaman pertama saya naik pesawat. Saat itu kami menumpang Garuda. Sepanjang penerbangan, hati saya was-was, karena takut naik pesawat, meski saat itu saya dan Khatarina usianya masih kecil. Tetapi banyak orang di pesawat sedikit menghibur saya," tutur Welmince.
Dikatakan Welimince, Ia dan Khatarina memang spesialis lari 3.000 meter. Waktu final lari 3.000 meter, dikuti sekitar belasan orang.
Atlet dari DKI Jakarta, Starlet, berhasil keluar sebagai juara pertama dengan catatan waktu 10,10 detik. Sedangkan Dia harus puas mendapat mendali perak atau juara II dengan catatan waktu 10,16 detik, dan medali perunggu jatuh ke tangan Khatarina Nesimnasi.
"Hasil yang kami raih itu disambut dengan senang oleh Pak Agus Parera. Sebab, menurut Pak Agus, sejumlah atlet lari 3.000 meter dari daerah lain yang biasanya merajai nomor itu tidak bisa berbuat banyak, kecuali mengekor di belakang saya dan Khatarina. Pak Agus mengatakan, ini suatu prestasi luar biasa dan harus latihan lebih kuat lagi. Ketika itu kita hanya ya, ya saja karena kami (Khatarina dan saya) masih kecil," katanya.
Ada kenangan indah saat dirinya meraih medali perak di PON X dimana pada upacara penutupan Presiden Soeharto saat datang ke Senayan jalan dari barisan satu ke barisan yang lain.
Baca juga: Profil Tokoh NTT Temon, Pelawak dan Aktor Legendaris Indonesia Berdarah NTT
Di barisan lain Presiden Soeharto hanya lihat dan berjabat tangan saja. Tetapi ketika sampai di barisan kontingen NTT, kebetulan yang paling kecil berdiri di depan, lantas Presiden Soeharto langsung menghampiri dan mengendong dirinya.
Setelah itu, dirinya kembali bersama Khatarina serta Mache terpilih untuk membela negara di Asian Games Manila, Filipina, bulan September 1981 untuk lomba lari 3.000 meter di Manila.
"Saya berhasil juara III dengan catatan waktu 10,01 detik. Dengan waktu ini saya memecahkan rekor nasional atas nama Starlet dari DKI. Di Manila ini yang meraih medali emas adalah pelari Singapura, dan perak diraih pelari tuan rumah Filipina. Sedangkan Khatarina harus puas di urutan ke-empat atau di belakang saya," jelasnya.
Karena di antara atlet yang ada, usia dan fisik paling kecil adalah Welmince sehingga selalu menjadi perhatian. Kali ini dari Presiden Filipina, Ferdinan Marcos. Presiden Marcos juga melakukan hal yang sama dengan Presiden Soeharto, menggendongnya.
"Ketika itu dia mengundang saya dan Khatarina untuk makan bersama di Istana Presiden Filipina. Undangan ini kita penuhi dan santap bersama dengan Presiden Marcos dan Ibu Negara, Imelda Marcos," kenang Welmince.
Beberapa prestasi yang diukir Welmince baik lokal, nasional maupun internasional.
Pada tahun 1982, Welimince berhasil meraih juara II saat lari dalam lomba Rattanakosin Bicentennial di Bangkok, Thailand untuk nomor 3.000 meter, kemudian meraih perunggu di Asian Games 1984 di Korea Selatan.
Ad Kejuaraan dunia lainnya, seperti di Brunei Darussalam tahun 1985 meraih juara III. Kemudian mengikuti pertukaran atlet antara Indonesia dan Amerika.
"Akhirnya saya berlatih dan tinggal di Amerika di Kota Phoenix selama 6 bulan, dari November 1986-1987. Di Amerika beberapa lomba saya ikuti. Pernah juara I nomor 1.500 meter putri dan juara III nomor 3.000 meter dalam HUT Beer Ancher," jelasnya.
Baca juga: Profil Tokoh NTT, Kanis Tuaq Sosok Penggerak Inovasi Kemandirian Telur Ayam di Lembata
Sepulangnya dari Amerika, beberapa kali dia mengikuti lomba masih meraih juara. Namun, selanjutnya prestasi mulai menurun, karena berat badan mulai naik. Akhirnya diputuskan untuk istirahat dan berpikir masa depan.
"Saya kembali ke SoE dan melanjutkan sekolah di SMA Karya pada bulan Juni 1987. Setelah tamat 1988, saya langsung menikah dan mengikuti suami menetap di Alor. Saat itu juga secara total saya berhenti sebagai atlet lari. Meski pernah menjadi atlet, hingga saat ini saya hanya menjadi ibu rumah tangga biasa," tuturnya.
Padahal pada saat itu, dirinya ingin mempunyai cita-cita, misalkan bisa menjadi PNS. Tetapi tidak kesampaian. Pada zaman Kementerian Pemuda dan Olahraga dijabat Menpora Adhiyaksa Dault punya program akan memperhatikan mantan atlet nasional.
Tim dari pusat turun ke Alor dengan difasilitasi Pemkab Alor, melihat langsung kehidupannya. Setelah tim itu pulang, mereka mendapat bantuan dana. Dana tersebut yang dipakai untuk merenovasi rumah dari rumah papan menjadi rumah batu.
Sebagai seorang mantan atlet dirinya memiliki kerinduan untuk membesarkan atletik di NTT. Namun sayang, kata Welmince, dia tidak tahu harus melewati jalur mana untuk bisa melatih atau menangani atlet lari di NTT.
Menurut Welmince, biasanya dia dipanggil oleh PASI Kabupaten Alor untuk menangani atlet lari, tetapi itu pun hanya saat-saat ada kegiatan perlombaan penting seperti Pordasars 2010 belum lama ini.
Welmince mengatakan, berdasarkan pengamatannya, sebenarnya NTT, termasuk Kabupaten Alor, memiliki atlet lari yang potensial karena dukungan alam dan bakat yang ada. Tetapi hal ini belum digarap secara maksimal.
Terkait hal tersebut, dirinya bermimpi atau punya kerinduan untuk melahirkan atlet-atlet lari di Kabupaten Alor ini menjadi besar, dan bisa melebihi prestasi yang pernah diukirnya.(*).
Data Diri :
Nama Lengkap : Welmince Oni Adolfina Sonbai
TTL : Biloto, TTS, 6 Juni 1969
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga dan pelatih atletik lari
Alamat : Jembatan Hitam, Kalabahi, Kabupaten Alor
Nama Ayah : Wellem Sonbai (Pensiun PNS)
Nama Ibu : Ana Mella
Suami : Ari Waang
Pekerjaan : PNS dan seniman
Anak Pertama : Buyung Rio Waang
Anak kedua : Angel Cendana Waang
Prestasi yang diraih Welmince : (yang sempat didokumentasikan)
1. Juara II Putri 3.000 meter PON X Jakarta 1981
2. juara III 3.000 meter Singha International Track di Singapura
3. Juara III (3.000 meter) South East Games 1981 di Manila
4. juara I (3.000 m) HUT Diknas 1982 di Kupang
5. juara II (3.000 m) Rattanakosin Bicentenniel 1982 di Bangkok
6. Juara II (3000 m) Porseni di TTS 1982
7. Juara I (1.500 m) HUT Proklamasi RI ke-38 di Kupang tahun 1983
8. juara II (800 m) kejuaraan nasional atletik yunior di Jakarta 1983
9. juara II (3.000 m) 8 Th Asean Schools Atletik championship di Jakarta 1984
10. juara III (1.500 m) PON XI di Jakarta 1985
11. juara I (3.000 m) 6 Th Asean Track dan field meet di Jakarta 1985
12. 2ND Asean Relay Championship juara III di Bangkok tahun 1985
13. juara III (4 X 400 m) perebutan piala presiden RI untuk pelajat 1986 di Jakarta
14. Juara III (1.500 m) kejuaraan nasional atletik di Jakarta 1986
15. juara I (1.500 m) HUT Beer Ancher di finix Amerika 1987
16. juara III (3.000 m) HUT Beer Ancher di Finix Amerika 1987
17. juara III (3.000 m) Asean Games di Korea Selatan 1984
18. Juara III (3.000 m) HUT Bruney Darusalam 1985.
Ikuti Berita POS-KUPANG.,COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.