Tokoh NTT

Profil Tokoh NTT, Kanis Tuaq Sosok Penggerak Inovasi Kemandirian Telur Ayam di Lembata

Inovasi dengan nama Mandiri Telur dan ayam kampung atau Mader dan Apung itu lahir atas dasar kegelisahan.

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata Kanis Tuaq (baju dinas coklat) saat menerima penghargaan inovasi Mader Apung dari Lembaga Administrasi Negara (LAN). Penyerahan dilakukan oleh Asisten Pemerintahan Setda NTT Erni Usboko. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Kabupaten Lembata masuk dalam 10 terbaik dalam inovasi. Keberhasilan ini tak lepas dari peran dari Kanis Tuaq, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata.

Berkat kerjasama dan tidak pantang menyerah, Dinas yang dipimpinnya berhasil masuk dalam ajang yang diselenggarakan Lembaga Administrasi Negara (LAN) itu. 

Inovasi dengan nama Mandiri Telur dan ayam kampung atau Mader dan Apung itu lahir atas dasar kegelisahan.

Mader dan Apung dinilai sejak 2023 dan mendapat penghargaan pada 8 Mei 2024. Nantinya inovasi yang sama dilombakan ditingkat nasional. 

Padahal, Lembata punya potensi. Ada ayam kampung yang bisa dikembangkan. Peluang itu belum terlalu dilirik selama ini, sebab selama ini masih dipasok dari luar daerah. Masyarakat seperti "dimanjakan" dengan hal itu. 

Baca juga: Profil Tokoh NTT Valens Fernandez, Sang Seniman yang Juga Jago di Dunia Olahraga

Dalam satu tahun 20-30 miliar uang dari Lembata harus 'berangkat' untuk membeli dua item bahan konsumsi.

Besaran uang itu memang secara ekonomi akan sangat merugi karena tidak berputar dalam wilayah Lembata. 

Dalam satu tahun, kebutuhan khusus telur mencapai 10 juta butir. Kebanyakan telur itu diperoleh dari distributor lokal yang bekerja sama dengan perusahaan di luar daerah. 

Masalah itu kemudian disambut Kanis Tuaq. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata itu menyebut konsumsi telur dan daging ayam banyak datang dari luar Lembata.

Hasilnya banyak uang yang harus keluar dari Lepan Batan untuk urusan konsumsi telur dan daging ayam. 

Tahun 2018 lalu, Kanis Tuaq membuka peluang itu lewat Dinas yang dia pimpin. Mulanya dia buat di kantornya. Ada 100 ekor ayang dikembangkan dalam skala kecil. 

Jalan beberapa tahun, proyek contoh itu dilirik. Ada desa dan kelompok ternak yang meniru usaha itu. Ayam kampung mulai diminati dan dikembangkan untuk pemenuhan kebutuhan dalam daerah. 

"Sampai saat ini populasi ayam petelur kita sudah 18.000 sampai 25.000. Kita butuhkan 35.000-40.000 supaya kita bisa mandiri. Ini butuh perjuangan bersama," kata dia ketika berbincang dengan Pos Kupang di Kupang, Kamis 9 Mei 2024.

Baca juga: Profil Tokoh NTT Dini Rambu Piras, Penyanyi Jebolan The Voice Indonesia 2018 Berdarah Sumba-Jawa

Kanis Tuaq ingin agar Lembata bisa mandiri terhadap telur dan daging ayam.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved