Kesehatan

Demam Lassa Mewabah, 156 Meninggal di Nigeria 

Penyakit demam berdarah karena infeksi virus lassa atau demam lassa terus mewabah. Di Nigeria sedikitnya 156 orang meninggal dunia sejak awal 2024.

Editor: Agustinus Sape
KOMPAS.COM
Ilustrasi demam tinggi. 

Bagaimana cara penularan demam Lassa?

Manusia biasanya terinfeksi virus Lassa dari paparan air seni atau kotoran yang terinfeksi tikus Mastomys. Virus Lassa juga dapat menular antar manusia melalui kontak langsung dengan darah, urine, feses, atau sekresi tubuh lainnya dari orang yang terinfeksi Demam Lassa. Tidak ada bukti secara epidemiologi yang mendukung penyebaran virus Lassa melalui udara antar manusia. Penularan dari orang ke orang terjadi pada pasien yang sedang dalam perawatan kesehatan, di mana virus dapat menyebar melalui peralatan medis yang terkontaminasi, seperti jarum suntik yang digunakan kembali.

Treatment demam Lassa

Obat antivirus ribavirin tampaknya menjadi pengobatan yang efektif untuk Demam Lassa jika diberikan pada awal perjalanan penyakit klinis. Tidak ada bukti untuk mendukung peran ribavirin sebagai pasca-paparan pengobatan profilaksis untuk Demam Lassa.

Saat ini belum ada vaksin yang dapat mencegah penularan Demam Lassa.

Apakah demam Lassa adalah sesuatu yang mengkhawatirkan? Kepala Penasihat Medis di UKHSA menilai, demam Lassa bukanlah penyakit yang mudah menyebar dan jarang terjadi.

"Risiko keseluruhan (penularan) untuk masyarakat sangat rendah," kata Penasihat Medis di UKHSA Dr Susan Hopkins. Ia menyebut virus bisa menyebar antar manusia, tetapi hanya melalui cairan tubuh. Di Inggris, sebelum kasus yang terjadi baru-baru ini, total hanya ada delapan kasus di Inggris sejak tahun 1980. Adapun kasus infeksi serius dari kasus-kasus itu hanya ada satu kasus dengan kematian yang terjadi dalam 14 hari.\

(Kompas.com)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved