Kesehatan
Demam Lassa Mewabah, 156 Meninggal di Nigeria
Penyakit demam berdarah karena infeksi virus lassa atau demam lassa terus mewabah. Di Nigeria sedikitnya 156 orang meninggal dunia sejak awal 2024.
Meskipun begitu, pemerintah tetap memperhatikan perkembangan demam lassa, karena penyakit tersebut merupakan penyakit menular.
"Semua penyakit menular menjadi perhatian. Tapi karena belum banyak menyebar belum menjadi prioritas utama," jelas Syahril.
Apa itu demam Lassa?
Dikutip dari laman resmi Kemenkes, Demam Lassa adalah penyakit hemoragik yang disebabkan oleh infeksi virus Lassa (LASV). Virus Lassa merupakan virus RNA yang berantai tunggal, golongan arbovirus, genus Arenavirus dan family Arenaviridae.
Virus ini berkembangbiak pada tikus Mastomys, spesies Mastomys Natalensis, umumnya dikenal sebagai tikus multimammate.
Penyakit ini merupakan penyakit zoonosis yang berarti manusia terinfeksi dari kontak dengan hewan yang terinfeksi.
Host atau reservoir dari virus Lassa adalah hewan dari genus Mastomys, spesies Mastomys natalensis umumnya dikenal sebagai tikus multimammate.
Tikus Mastomys yang terinfeksi dengan virus Lassa tidak menjadi sakit, tetapi mereka dapat menularkan virus dalam urin dan tinja mereka.

Dikutip dari Euronews, penyakit virus yang disebabkan oleh virus Lassa ini sebagian besar terjadi di Afrika Barat. Demam lassa ditularkan ke manusia terutama melalui makanan maupun barang-barang rumah tangga yang terkontaminasi oleh urin dan kotoran tikus yang terinfeksi.
Gejala Demam Lassa
Gejala demam Lassa Masa inkubasi Demam Lassa, yakni sekitar 6-21 hari. Penyakit tersebut timbul dengan gejala bertahap, yakni:
- Demam
- Badan lemas dan lesu
- Tidak enak badan
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
- Nyeri otot
- Dada terasa sakit
- Mual
- Muntah
- Diare
- Batuk
- Sakit perut
Pada tahap lanjut, penyakit ini bisa menyebabkan beberapa gejala parah, seperti wajah bengkak, paru-paru terisi cairan, muntah darah, mimisan, BAB berdarah, dan tekanan darah drop.
Penderita yang selamat dari penyakit ini bisa mengalami gangguan pendengaran sampai tuli. Kondisi ini baru bisa pulih selang satu sampai tiga bulan.
Pada masa pemulihan, penderita biasanya mengalami rambut rontok dan gangguan berjalan.
Mengingat gejala demam lassa tidak spesifik dan terkadang mirip dengan penyakit infeksi lain, setiap orang perlu waspada terhadap penyakit ini. Terutama untuk orang yang merasakan gejala demam lassa dan baru kembali dari Nigeria atau wilayah Afrika Barat, yang menjadi tempat wabah penyakit ini.
Pemerintah Akan Bangun 32 Rumah Sakit Baru dan Tingkatkan 66 RSUD |
![]() |
---|
Pakai Robot, Operasi Jarak Jauh Bali-Jakarta Berhasil Dilakukan pada Pasien Kista Ginjal |
![]() |
---|
Masyarakat Diminta Pilih Vaksin Produksi Lokal Meski AstraZeneca Tak Ditarik |
![]() |
---|
Mengenal Penyakit Scabies dan Pengobatannya |
![]() |
---|
Sedikitnya 450 Anak di 20 Negara Saat Ini Menderita Hepatitis Akut Misterius |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.