Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif - Fahri Hamzah: Prabowo Itu Seorang Kesatria
Presiden terpilih Prabowo Subianto di mata Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah sosok yang tidak pernah ingkar janji.
Menurut saya Pilpres justru paling murni. Karena interaksi antara kandidat dengan rakyat itu paling intens sehingga kalau ada sumber daya lain, logistik dan sebagainya seperti tuduhan-tuduhan.
Tentang bansos dan sebagainya. Menurut saya itu tidak masuk akal. Yang masuk akal itu adalah bahwa calon presiden itu paling dikenal oleh rakyat.
Sehingga ketika dia memilih, dia memilih karena dia mengenal. Bukan karena soal-soal lain. Tapi begitu masuk ke DPD misalnya terlalu banyak.
DPR gak ada gambarnya. DPR, D tingkat 1, tingkat 2 juga gak ada gambarnya. Jadi akhirnya karena DPR ini gak pernah berdebat, tidak dikenal, tidak ada fotonya disitu.
Akhirnya orang tidak bisa mengidentifikasi dia dalam gagasannya, perbedaan ide-nya dalam perdebatan. Karena itulah yang didekati kemudian yang lain-lain. Sehingga perang logistik itu semakin ke DPRD tingkat 2 itu semakin dahsyat.
Perang logistik ya. Saya kira itu diantara sebabnya yang harus kita perbaiki ke depan. Sehingga kami percaya kalau suatu hari politik kita itu semakin memfasilitasi gagasan.
Kami percaya bahwa peluang kita akan ada. Tapi kalau semakin mengarah kepada perang logistik, itu mungkin agak rumit. Karena ya artinya itu adalah perang antara yang punya logistik.
Secara pribadi apakah Abang tertarik menjadi bagian dari kabinet Prabowo-Gibran?
Pertama-tama itu sekali lagi ya. Saya sudah bekerja dalam politik per empat abad. Saya jadi anggota MPR pertama tahun 98. Ditelepon oleh Pak Habibie disuruh jadi anggota MPR lalu menjadi juru bicara waktu itu. Diminta oleh Almarhum Hassan Betarum jadi juru bicara PPP waktu itu tahun 98.
Jadi kalau kita hitung 98 sampai sekarang ini ya sudah seperempat abad lah. Artinya semua elit politik Indonesia tau lah kira-kira kapasitas saya sebagai kandang politik nasional.
Tau lah kapasitas saya yang akan dimanfaatkan di mana dan sebagainya. Saya kira Pak Prabowo juga paling tau karena saya secara pribadi sudah lama mengenal itu. Jadi dalam pengenalan itulah saya serahkan kepada para pimpinan kita untuk melakukan pemanfaatan atau tidak.
Terhadap semua sumber daya politik yang ada di masyarakat kita. Apakah orang-orang seperti saya dianggap punya kompetensi atau tidak itu kita serahkan.
Tapi kalau diminta oke saja berarti ya?
Tapi struggle politik saya kan masuk politik kan. Memang orang masuk politik itu untuk apa? Untuk berkuasa. Masa kita masuk politik bukan untuk berkuasa.
Kita berperang itu kan untuk menang. Untuk merebut kekuasaan. Jadi ini sudah alurnya. Jadi jangan dilihat sebagai sesuatu yang berbeda begitu. Kita kadang-kadang ada orang berpolitik lalu kemudian berkampanye dia bilang harus kekuasaan. Padahal memang itu maksudnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.