Breaking News

Berita Sumba Timur

Program CSR Hijau Manise, PT MSM Dapat Penghargaan Dari Kemendes, PDT, dan Transmigrasi

Penerimaan penghargaan itu atas pelaksanaan pelaksanaan Program CSR Hijau Manise, kolaborasi PT. MSM dengan Indonesian Social Sustainability Forum

Penulis: Mutiara Christin Melany | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
PT Muria Sumba Manis (MSM) mendapatkan Penghargaan CSR dan Pengembangan Desa Berkelanjutan (PDB) Award 2024 dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia di Jakarta, Selasa 7 Mei 2024 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Christin Malehere

POS-KUPANG.COM, WAINGAPU - PT Muria Sumba Manis (MSM) mendapatkan Penghargaan CSR dan Pengembangan Desa Berkelanjutan (PDB) Award 2024 dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia.

Penghargaan CSR dan PDB tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi, Dr. Drs. H. Abdul Halim Iskandar, M.Pd yang diterima oleh Komisaris PT. MSM, Raphael R. Susanto di Hotel Westin Jakarta, Selasa 7 Mei 2024.

Penerimaan penghargaan itu atas pelaksanaan pelaksanaan Program CSR Hijau Manise, kolaborasi PT. MSM dengan Indonesian Social Sustainability Forum atau ISSF.

Adapun realisasinya ISSF di Sumba Timur NTT mendampingi PT. Muria Sumba Manis dalam balutan Program Manise Sumba Timur (Masyarakat Harmonis dan Sejahtera untuk Sumba Timur). 

Paduan program yang dimulai dengan kegiatan konservasi di area water recharge yang airnya biasa dimanfaatkan oleh masyarakat dengan tanaman endemik, penanaman tanaman buah yang cocok di area masyarakat dan penanaman tanaman keras di area publik yang terbuka.

Selanjutnya program akan diikuti dengan kegiatan pengembangan ekonomi masyarakat dengan melihat potensi wilayah tanpa melupakan budaya yang ada. 

Baca juga: Mengaku Beli Sepeda Motor Rp 4 Juta, Warga Sumba Timur Jadi Penadah Barang Curian

Sosialisasi program adalah tahap lanjutan yang dilakukan setelah sebelumnya melakukan dan memperoleh data pemetaan sosial dan pemetaan stakeholder. 

Di samping itu penyiapan bibit bekerjasama dengan beberapa pemangku kepentingan juga dilakukan. Langkah berikutnya adalah pembentukan kelompok dan penyiapan penanaman yang dilakukan saat musim hujan sehingga dari aspek lingkungan yang akan berdampak kepada aspek sosial dan ekonomi. (zee)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved