Breaking News

Liputan Khusus

Lipsus - Bencana Alam Landa Ende Flores, Kakak Beradik Tewas Tertimbun Tanah

Tembok penyokong bangunan yang roboh itu, tepat berada dinding kamar kedua korban. 

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/ALBERT AQUINALDO
Puluhan warga yang terdiri para pria bergotong royong membersihkan lokasi longsoran yang letaknya tepat berada di bawah rumah duka dengan tingkat kemiringan yang curam, Minggu, 5 Mei 2024. 

POS-KUPANG.COM, ENDE – Maria Anita Dete (19) dan Mariana Natalia Jole (17) harus menemui ajal saat tembok penyokong bangunan milik Pius Minggu di Jalan Gatot Subroto tepatnya di lorong Alien depan SMA Negeri 1 Ende, RT.033/RW.017, Kelurahan Mautapaga, Kecamatan Ende Timur, Kabupaten Ende roboh, Sabtu (4/5) sekira pukul 20.00 Wita.

Mariana merupakan anak kos yang baru tinggal selama kurang 3 bulan di kos milik Marianus Sala. Sedangkan kakaknya Maria saat itu datang menjenguk saudaranya dan berencana menginap di kos-kosan adiknya. Keduanya berasal dari Dusun Keriselo, Desa Ndengarongge, Kecamatan Lempubusu Kelisoke.

Baca juga: Bersihkan Material Longsor, BPBD Ende Kekurangan Alat Berat

Tembok penyokong bangunan yang roboh itu, tepat berada dinding kamar kedua korban.  Saat itu, hujan deras melanda wilayah Kota Ende. Sekira pukul 19.00 Wita, rekan-rekan korban dan pemilik kos, Marianus Sala mendengar suara reruntuhan dari dalam kamar korban. Pada saat itu kedua korban sedang berada di dalam kamar.

Mendengar suara gemuruh itu, anak-anak kos dan pemilik kos bergegas menuju kamar korban dan melihat tembok belakang kamar dalam keadaan runtuh dan menimpa kedua korban.

Melihat kedua korban dalam keadaan tertimbun tembok dan tanah, rekan-rekan korban dibantu warga sekitar berusaha mengevakuasi kedua korban dan melarikannya ke IGD RSUD Ende.

Kapolres Ende, AKBP I Gede Ngurah Joni melalui Kasi Humas Polres Ende, Ipda Heru Sutaban menjelaskan, robohnya tembok penyokong bangunan setinggi 3 meter di lahan milik Pius Minggu saat terjadi hujan lebat.

Sementara itu, keterangan pihak RSUD Ende, kedua korban tiba di RSUD sudah dalam keadaan meninggal dunia. Pihak keluarga korban yang sudah menerima informasi kejadian tersebut pun langsung bergegas menuju RSUD Ende malam itu juga.

Pada kesempatan yang sama, Ipda Heru juga menjelaskan, dampak dari hujan lebat yang melanda wilayah Kabupaten Ende juga menyebabkan, dua warga RT.002/RW.002, Dusun Wawosumba, Desa Wolotopo Timur, Kecamatan Ndona tertimpa longsor.

Kedua korban Agnes Fian Wara (29) dan Anastasya Nete (50) merupakan istri dan anak dari Paulinus Rofinus Fole, Ketua BPD Wolotopo Timur. Kedua korban tertimpa longsor akibat tembok penahan tanah di kampung tersebut roboh,

"Mereka takut longsor karena hujan lebat. Tidak lama kemudian terdengar gemuruh reruntuhan dan saat itu juga ibu dan anak lari keluar rumah menuju ke depan jalan setapak kampung. Saat lari ke depan jalan setapak terjadi longsoran tembok penahan tanah dan menimpa ibu dan anak," jelas Ipda Heru, Minggu (5/5).

Warga yang mengetahui terjadi longsor kemudian membunyikan alarm dengan memukul tiang listrik sehingga warga yang lain berdatangan ke TKP. Sedangkan Rofinus Fole menuju lokasi reruntuhan dengan berteriak-teriak  sambil menangis.

"Saya sudah larang keluar rumah juga masih mau paksa keluar lari," teriak Rofinus Sole sambil mencari keberadaan isteri dan anaknya dibantu warga setempat.

Agnes Fian Wara, anak Paulinus Rofinus Sole dan Anastasya Nete pada saat ditemukan seluruh tubuhnya tertimbun reruntuhan atau material longsoran dan hanya terlihat kaki.

Setelah ditemukan, warga dibantu aparat kepolisian setempat mengevakuasi korban menuju RSUD Ende. Proses pencarian dan evakuasi Agnes Fian Wara dilakukan warga dibantu aparat kepolisian setempat terpaksa dilakukan secara estafet.

Pasalnya, akses jalan menuju Desa Wolotopo terputus akibat reruntuhan material longsor, pohon dan tiang listrik yang tumbang sehingga menutup jalan, listrik padam dan jaringan komunikasi terputus.

Agnes Fian Wara yang ditemukan sekitar pukul 21.15 Wita dan langsung dilarikan ke IGD RSUD Ende namun baru tiba di rumah sakit sekira pukul 22.56 Wita.

"Pada saat korban dievakuasi ke RSUD Ende dilakukan secara estafet, karena akses jalan tertutup," jelas Ipda Heru.

Dikatakan, setelah tiba di UGD RSUD Ende dan sempat mendapat pertolongan medis namun Agnes dinyatakan telah meninggal dunia oleh dokter di IGD RSUD Ende.

Sekitar pukul 02.30 Wita, jenazah korban dibawa keluar dari ruang jenazah RSUD Ende menuju Wolotopo dikawal Wakapolsek Ndona bersama anggota menggunakan mobil operasional Polsek Ndona sampai di pantai tangga alam Desa Wolotopo.Sedangkan kondisi Anastasya Nete saat ini sehat namun masih trauma.

Pantauan Pos Kupang di IGD RSUD Ende, Sabtu (4/5) malam, puluhan warga yang datang membawa Agnes Fian Wara menggunakan mobil ambulans tiba sekira pukul 22.56 Wita. Agnes sempat mendapat pertolongan medis namun sayang beberapa menit kemudian dinyatakan meninggal dunia.

Menurut informasi yang diperoleh Pos Kupang, pada Minggu (5/5) Kapolsek Ndona Iptu I Gede Wisna, SH dan Bhabinkamtibmas Desa Wolotopo sudah berkoordinasi dengan PLN dan Kepala Dinas PUPR Kabupaten Ende untuk dilakukan pembersihan jalan,

Digigit Buaya

Pada hari yang sama tepatnya pada Sabtu (4/5), Yosep Mbete Wangge (40), warga Dusun II Kota Baru, Desa Kota Baru, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Ende dilaporkan digigit buaya saat memancing ikan di Muara Kampung Bele 1.

Awalnya, korban bersama dua rekannya Yohanes Ndori Wangge (42) dan Vinsensius De Paul Ndale (35), sekira pukul 17.30 Wita pergi memancing ikan di Muara Kampung. Setibanya di lokasi tepatnya di Muara Nangahera, terlebih dahulu ketiganya mencari umpan berupa ikan belanak.

Setelah mendapat umpan ketiganya pun mulai memancing. Saat itu, Vinsensius De Paul Ndale duduk di jembatan penyebrangan sedangkan korban duduk sendirian di bibir muara yang jaraknya sekitar 20 meter dari Vinsensius.

Sekitar pukul 20.00 Wita, Vinsensiua mendengar suara teriakan. Mendengar suara teriakan tersebut, Yohanes Ndori Wangge dan Vinsen berlari menuju arah suara teriakan tersebut. Karena tidak memiliki senter  sehingga Vinsen menuju ke tempat korban memancing tetapi tidak melihat Yosep.

"Tidak lama kemudian datanglah Romanus bersama Piter dari arah Kota Baru kemudian ditahan Vinsen dan Yohanes dan menyampaikan bahwa ada teriak dari arah muara tapi orangnya tidak ada," jelas Kasi Humas Polres Ende, Ipda Heru Sutaban mengutip keterangan Vinsen dan Yohanes Ndori Wangge.

Setelah mendapat informasi itu, Vinsensius bersama Piter berusaha mencari di tempat korban memancing namun tidak menemukan korban dan hanya melihat senter milik korban yang posisinya sudah di pinggir muara dengan kondisi tidak menyala serta tas milik korban yang masih tergantung pada pohon bakau.

Setelah beberapa menit mencari, Romanus melihat seekor buaya yang diduga menggigit korban muncul di permukaan air sekitar 1 menit kemudian buaya tersebut kembali ke dasar air. Beberapa menit kemudian buaya tersebut kembali muncul di permukaan air sambil menggigit korban namun hanya beberapa lama saja dan kembali menghilang.

Hingga saat ini, warga dibantu aparat kepolisian setempat dan tim SAR terus melakukan upaya pencarian terhadap korban.

Kapolres Ende, AKBP AKBP I Gede Ngurah Joni meminta warga Kabupaten Ende agar menjauhi daerah dengan risiko banjir seperti sungai, sungai kecil atau daerah aliran sungai.

Kapolres juga meminta warga untuk memperhatikan peringatan dini terkait hujan deras, angin kencang dan tanah longsor. Selain itu, warga diminta memastikan saluran air di sekitar rumah atau bangunan dalam kondisi baik dan tidak tersumbat.

“Saya meminta warga Kabupaten Ende agar selalu memantau perkembangan cuaca melalui sumber informasi terpercaya serta dilarang mendekati tiang listrik, kabel, atau peralatan listrik saat terjadi hujan,” ujarnya. (cr8)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved