Doktor Laurensius Lehar Ungkap Penyebab dan Gejala Penyakit Darah Pisang

Dr. Laurensius Lehar, SP, MP, dosen Politeknik Pertanian Negeri Kupang membeberkan tentang penyebab dan gejala Penyakit Darah Pisang.

|
PK/HO
Dr Laurensius Lehar, Dosen Program Studi Teknologi Industri Hortikultura, Jurusan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Politeknik Pertanian Negeri Kupang. (dok Dr Laurensius Lehar) 

Untuk gejalanya, menurut Laurensius Lehar, gejala utama dari Penyakit Darah Pisang adalah layu cepat pada tanaman. Tanaman yang terinfeksi akan menunjukkan layu yang cepat, terutama pada daun-daun muda. Daun-daun tersebut akan mengering dan akhirnya gugur, sementara tangkai daun tetap melekat pada tanaman.

"Selain itu, kadang-kadang tanaman juga menunjukkan perubahan warna pada batang dan tanda-tanda pembusukan pada akar. Buah tetap hijau, tampak sehat, tapi kalua dipotong melintang , Busuk/hitam, penuh ooze (lendir)," katanya.

Baca juga: Cara Jitu Mengatasi Penyakit Darah Pisang, Petani di Ende dan Flores Simak

Ralstonia solanacearum dapat menyebar melalui tanah terkontaminasi, bibit yang terinfeksi, atau alat-alat pertanian yang tercemar. Penyebaran bakteri ini juga bisa melalui air irigasi atau serangga yang mengonsumsi tanaman yang terinfeksi.

Bagaimana pengendaliannya? Laurensius Lehar menjelaskan pengendalian Penyakit Darah Pisang dapat dilakukan dengan berbagai cara.

PISANG - Penyakit darah pisang menyerang ratusan rumpun pisang di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Gambar diabadikan, Jumat 23 Februari 2024.
PISANG - Penyakit darah pisang menyerang ratusan rumpun pisang di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Gambar diabadikan, Jumat 23 Februari 2024. (POS-KUPANG.COM/ HO- JEMI SADIPUN)

Untuk pencegahan, hindari penggunaan bibit yang terinfeksi. Pastikan tanah dan peralatan pertanian steril untuk mencegah penyebaran.

Untuk pemantauan, awasi tanaman secara teratur untuk mendeteksi gejala penyakit dengan cepat.

Terkait Pengendalian Hayati, Laurensius Lehar mengatakan, beberapa mikroorganisme yang menghambat pertumbuhan Ralstonia solanacearum dapat digunakan sebagai agen pengendali hayati.

"Sedangkan pengendalian Kimia dilakukan dengan penggunaan fungisida atau bakterisida tertentu mungkin diperlukan untuk mengendalikan infeksi pada tahap awal," jelas Laurensius Lehar.

 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved