Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 28 April 2024, Perjumpaan yang Mengubah Hidup
sejarah hidup mereka tidak dimulai dari apa yang mereka pikirkan tentang hidup mereka tetapi dimulai dari tindakanTuhan sendiri.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Minggu 28 April 2024 dengan judul Perjumpaan yang Mengubah Hidup
Renungan Harian Katolik Minggu 28 April 2024 dengan judul Perjumpaan yang Mengubah Hidup ditulis oleh Romo Leo Mali dan mengacu dalam Bacaan: Kis.9:26-31; I dan Injil Yohanes 3:18-24; Yohanes 15:1-8
Kebangkitan Yesus merupakan sebuah peristiwa historis di mana Allah bertindak dan memulai sejarah baru. Tindakan Allah itu juga menegaskan bahwa, IA mengasihi manusia bukan hanya dengan perkataan atau ajaran tetapi terutama melalui tindakan.
Setiap orang harus menjadikan tindakan historis Allah ini sebagai pengalaman dasar untuk saling memperlakukan dalam hidup. (I Yoh. 3:18) Inilah pula kebenaran yang mendasari iman kristiani. Karena itu dalam ensikliknya yang pertama Deus Caritas Est, Sri Paus Benediktus ke XVI menulis, “Pada permulaan hidup kristiani bukanlah keputusan etis atau suatu gagasan besar, melainkan perjumpaan dengan suatu peristiwa, seorang pribadi.” (DCE, I) Pribadi itu adalah Yesus Kristus yang bangkit. Inilah dasar pertama dari kekristenan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 26 April 2024, "Kita ada Tempat di Surga"
Perjumpaan yang mengubah
Sejak awal mula Kekristenan, perjumpaan dengan Yesus yang bangkit, sanggup mengubah hidup seseorang. Demikianlah pengalaman yang terjadi pada Paulus sejak di jalan ke Damaskus. Perjumpaan itu memberi Paulus sebuah wawasan baru tentang bagaimana hidupnya harus Dia jalani.
Pengalaman Paulus sudah lebih dahulu dialami oleh para murid yang lain. Wawasan baru yang didapat dari perjumpaan dengan Kristus berisi kebenaran bahwa sejarah hidup mereka tidak dimulai dari apa yang mereka pikirkan tentang hidup mereka tetapi dimulai dari tindakanTuhan sendiri. Hidup adalah buah dari tindakan Allah.
Pengalaman hidup yang menghantar kita untuk menemukan kebenaran pertama ini adalah rahasia paling besar dalam hidup setiap orang. Dengan mendasarkan diri pada kebenaran ini seseorang menemukan bahwa hidupnya adalah bagian dari sebuah rencana agung Allah.
Menemukan diri berada dalam rencana Agung Allah, mengubah hidup seseorang seperti dialami Paulus yang berubah dari seorang Saulus; seorang pembunuh dan penganiaya umat Kristen, menjadi Paulus yang dikenal sebagai Rasul para bangsa.(Kis. 26:12-23).
Kisah Paulus membuat kita percaya bahwa semua orang kudus mempunyai masa lalu tapi dalam perjumpaan dengan Dia yang bangkit, semua pendosa juga akan memiliki masa depan. Namun perubahan drastis yang dialami seseorang karena rahmat perjumpaan dengan Yesus yang bangkit, seringkali menimbulkan keraguan.
Keraguan ini tentu saja manusiawi. Demikianlah sikap para murid terhadap Paulus. Mereka takut dan tertekan. Mereka tidak bisa menerima pertobatan Paulus karena ketakutan telah melahirkan tuduhan negative dalam diri mereka sendiri. Padahal “Jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian penuh iman untuk mendekati Allah” (IYoh. 3:21)
Keberanian mendekati Allah menuntun kita untuk memiliki kesadaran diri serta wawasan hidup yang sesuai dengan kehendak dan perintahNya.
Tinggallah dalam kasihKu
Kisah perjumpaan Paulus dengan Yesus yang mengubah hidupnya serta perjuangannya untuk menjadi murid yesus (Kis.9:26-31) serta ajak Surat Yohanes untuk mendekatkan diri pada Allah, mengajak kita untuk menerima sebuah tawaran sebuah kehidupan yang baru (I Yoh. 3:18-24).
Ajakan ini sepadan dengan ajakan Yesus sendiri dalam Injil hari ini: “Tinggalah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah , kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur demikian juga kamu tidak berbuah jikalau kamu tidak tinggal dalam AKu.” (Yoh. 15: 4).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.