Breaking News

Parodi Situasi

Parodi: Prabowo–Gibran

“Akhirnya…” Rara menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. “Akhirnya sesuai dugaan banyak orang MK akan menolak segala bentuk tuntutan.”

Editor: Dion DB Putra
TRIBUNNEWS.COM
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming memberi keterangan pers setelah KPU RI menetapkan keduanya sebagai pemenang Pilpres 2024, Rabu 24 April 2024. 

Oleh: Maria Matildis Banda

POS-KUPANG.COM - Akhirnya hasil pilpres pun diumumkan. Setelah saling serang, saling tuding, saling curiga, serta berbagai tuduhan dan tuntutan dilayangkan, MK memutuskan segala bentuk tuduhan tidak terbukti.

Maka 02 tetap menang lima puluh delapan persen lebih. Prabowo – Gibran pun disahkan KPU sebagai presiden dan wakil presiden terpilih.

***

“Akhirnya…” Rara menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. “Akhirnya sesuai dugaan banyak orang MK akan menolak segala bentuk tuntutan.”

“Akhirnya 02 keluar sebagai pemenang.”

“Selamatlah pikiran dan perasaan Nona Mia dan Benza,” sambung Jaki.

“Keduanya selama ini percaya dan yakin bahwa Prabowo – Gibran memang menang. Soalnya persentasenya terlalu jauh antara 58-an, 25-an, dan 16-an. Itulah yang diyakini keduanya, bahwa 02 memang asli menang. Huh,” Jaki panas bukan main.

“Dasar kerbau dicocok hidung!”

“Apa kamu bilang?” Nona Mia yang menangkap kata-kata Jaki angkat bicara.

“Kerbau dicocok hidung? Maksud kamu apa? Hati-hati ya kalau bicara!”

“Digeret kemana-mana ikut saja. Percaya penuh pada apa yang disampaikan semua pembelanya 02. Apa kamu kira 01 dan 03 tidak ada benarnya? Memang kerbau kamu!”

“Kerbau bajak tanah nanti hasil bajak tanah jadi jagung, jagung jadi bose, bose jadi makan siang gratis. Makmur ini anak-anak bangsa,” Rara tertawa terpingkal-pingkal.

“Nona Mia dan Benza kura-kura dalam perahu. Pura-pura tidak tahu bahwa ada yang pencuri bansos biar bisa menang. Huuuh,” Jaki menjadi-jadi.

***

“Hei, hati-hati,” Benza bernada tinggi. “Pelan-pelan awas ada yang dengar. Waduh tuduhan kamu itu tanpa bukti. Tuduhan kamu itu tanpa data. Tuduhan kamu itu seenak dengkul. Sungguh menyakitkan hati orang yang kamu tuduh. Waduh, jangan begitu kawan.”

“Buktinya…” Jaki dan Rara langsung sambung dan terdiam kembali.

“Bukti apa?” tanya Nona Mia.

“Hati-hati… apa kamu tidak dengar bagaimana kesaksian para menteri dalam sidang-sidang itu? Bicara data sebagaimana biasanya pada tahun-tahun sebelumnya.  Bagaimana menurut kamu berdua. Jangan sampai asal ngomong. Bangun narasi yang berbunga-bunga, manis, bersinar, tetapi kosong. Penuh impian dan harapan yang menggantang asap dan mengukir langit. Hati-hati…”

“Jadi kamu mau ancam kami berdua?” tanya Jaki sambil mengangkat wajahnya.

“Mau bangun permusuhan sama kami berdua?” tanya Rara sambil mencibir.

“Kalau ya, kamu dua orang mau apa?” tantang Nona Mia.

***

“Dalam politik kawan bisa jadi lawan, lawan bisa jadi kawan. Jadi sebagai pengamat dan masyarakat biasa ya santai saja, kawan. Jangan bicara hanya untuk melempar bara api, memprovokasi secara verbal. Selanjutnya lempar batu sembunyi tangan,” kata Benza.

“Oh, begitu kah?” Jaki dan Rara tersentak.

“Santai sajalah. Tenang sajalah. Bangun kehidupanmu dengan penuh semangat. Ingatlah! Apa pun yang terjadi, kita tetap sedang berjuang sendiri memenuhi kebutuhan hidup masing- masing. Semoga Prabowo – Gibran nanti bisa bertanggung jawab membawa negeri ini kepada kesejahteraan dan keadilan bagi semua…” sambung Nona Mia.

***

“Selamat datang Prabowo – Gibran!”

“Pegang janji NKRI harga mati!”

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved