Berita Sabu Raijua

Batasi Penggunaan Sampah Plastik di Festival Niki Madja 2 di Sabu Raijua

Berangkat dari pengalaman ini, pada Festival Niki Madja 2, Pemkab Sabu Raijua berupaya untuk membatasi penggunaan kemasan plastik.

Penulis: Agustina Yulian Tasino Dhema | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/ASTI DHEMA
Rapat Persiapan Festival Niki Madja di Aula Kantor bupati Sabu Raijua pada Sabtu, 20 April 2024. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema

POS-KUPANG.COM, SEBA -  Untuk membatasi produksi sampah plastik saat Festival Niki Madja 2, Pemkab Sabu Raijua membatasi Penggunaan plastik.

Dalam rapat persiapan Festival Niki Madja 2 yang diadakan di Aula Kantor Bupati Sabu Raijua, membahas beberapa hal yang masih kurang dan harus diperbaiki. Salah satunya adalah persoalan sampah plastik

Festival Niki Madja 1, cukup memberikan kesan kurang elok bagi Raijua.

Pada saat itu banyak meninggalkan sampah plastik kemasan yang digunakan selama festival.

Berangkat dari pengalaman ini, pada Festival Niki Madja 2, Pemkab Sabu Raijua berupaya untuk membatasi penggunaan kemasan plastik.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sabu Raijua, Ir Titus Bernadus Duri mengungkapkan, untuk mengatasi ini, panitia akan berupaya dengan mengubah teknik penyediaan makanan tanpa kemasan atau prasmanan agar tidak memproduksi sampah plastik berlebihan.

Baca juga: Festival Niki Madja Tingkatkan Pendapatan Pelaku UMKM di Sabu Raijua

Baca juga: Festival Niki Madja Jadi Pintu Masuk Geliatkan Ekonomi Raijua

Dengan harapan setelah festival, sampah sudah diatasi.

"Kita upayakan kali ini mungkin prasmanan. Tetapi kalau terpaksa harus menggunakan air kemasan, maka sampah plastik harus dikumpulkan supaya tidak meninggalkan pemandangan yang tidak indah di Raijua,"ujar Titus pada Sabtu, 20 April 2024.

Adapun output yang diharap dari festival ini, Sabu Raijua makin dikenal dengan pariwisata budaya, alam, dan bahari makin dikenal dikancah nasional hingga internasional.

Sehingga festival seperti ini sangat penting untuk memperkenalkan sabu Raijua kepada khalayak luas.

Selain itu, festival ini juga diharapkan peningkatan ekonomi masyarakat setempat.

Para pelaku usaha kecil bisa menjual produk yang mereka hasilkan seperti souvernir, kain tenun, kuliner dan juga transportasi.

Menurut Titus, untuk harga jual yang ditawarkan dalam festival ini, pelaku usaha harus memberlakukan harga normal agar pengunjung yang datang dalam festival ini tidak kecewa.

Mereka akan enggan membeli jika tidak dijual dengan harga pasar.(dhe)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved