Berita Sikka
Rabies dan DBD Gempur Sikka, 7 Warga Jadi Korban
Kita urus rabies tapi yang ini juga menyangkut nyawa jadi mudah-mudahan kita bisa bergerak masif,
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Albert Aquinaldo
POS-KUPANG.COM, MAUMERE - Kasus gigitan anjing di Kabupaten Sikka hingga April 2024 meningkat signifikan, sama halnya dengan kasus DBD yang beberapa tahun ini terakhir terus 'menggempur' sebagian besar wilayah Kabupaten Sikka.
Dari dua kasus ini, setiap tahun selalu ada warga Kabupaten Sikka yang menjadi korban keganasan rabies dan DBD.
Kasus gigitan anjing yang diduga rabies di Kabupaten Sikka periode Januari-April 2024 mencapai 903 kasus gigitan. Dari jumlah itu, empat orang diantaranya meninggal dunia dua diantaranya warga Kecamatan Palue.
Dari 903 kasus gigitan anjing, 788 korban sudah mendapatkan suntikan VAR. Namun saat ini kondisi VAR di Kabupaten Sikka mengalami kekosongan. Belum lama ini Kabupaten Sikka mendapatkan bantuan 1.000 dosis VAR dari Pemprop NTT, namun habis pada saat libur Lebaran.
Baca juga: Sikka Siaga Rabies, Pemkab Buka Posko Penanganan
Untuk mengantisipasinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka saat sudah mengajukan permohonan bantuan VAR ke Kementerian Kesehatan.
Data ini diterima POS-KUPANG.COM, dari Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus, Rabu, 17 April 2024 siang.
Kabar terbaru terkait korban meninggal dunia akibat gigitan anjing rabies terjadi Kecamatan Palue, Rabu, 17 April 2024 pagi sekira pukul 09.41 Wita.
“Sudah ada laporan yang meninggal dunia, kami masih menunggu rekam mediknya,” ujar Petrus Herlemus.
Dijelaskan Pet Herlemus menjelaskan pasien atas nama Maria Tia (42) asal Desa Rokirole meninggal dunia setelah dirawat di Puskesmas Palue selama 1 hari, dengan gejala rabies. Korban mengalami gigitan anjing 5 bulan lalu dan tidak mendapatkan suntikan VAR.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus juga menjelaskan hingga April 2024, jumlah pasien DBD yang dirawat di RSUD Tc Hillers Maumere mencapai 32 orang namun saat ini tersisa 19 orang.
"Yang lama tinggal satu orang yang dirawat di rumah sakit Lela tapi pendatang barunya ada 18 orang itu dirawat di Tc Hillers, dilaporkan, hari ini hampir 30 kasus DBD, jadi rata-rata perhari itu laporan ke kita dari setiap puskesmas itu trendnya 15, 20 sampai 30," ungkap Pet Herlemus, saat rapat koordinasi penanganan rabies di Kantor Bupati Sikka, Rabu, 17 April 2024.
Selain 19 pasien DBD yang dirawat di dua rumah sakit, sudah ada 3 orang meninggal dunia akibat DBD.
Disebutkan, petugas kesehatan di setiap puskesmas masif melakukan Pembasian Sarang Nyamuk (PSN).
"Mohon lintas sektor bapa-bapa camat tolong bantu, kalau kita bantu di PSN dan lintas sektor tidak bergerak saya juga tidak bisa menahan ini terus menerus karena saya sudah dapat teguran dua kali, kita berharap kita bisa tekan kasus dirawat inapnya itu dibawah 10 ya kita bisa legah, tetapi ini dia bergerak diantara 20, 21, 30, keluar masuk juga signifikan," tambah Pet Herlemus.
Pasokan kasus DBD terbesar yakni Kelurahan Wolomarang, Kecamatan Alok Barat, Nita, Beru, Waigete, Kewapante, Hewokloang dan Habibola dan bahkan menyebar di 21 kecamatan di Kabupaten Sikka.
"Kita urus rabies tapi yang ini juga menyangkut nyawa jadi mudah-mudahan kita bisa bergerak masif," tandas Pet Herlemus. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.