Ibu dan Bayi Meninggal
Aktivis Desak Pemda Flores Timur Umumkan Hasil Audit Kematian Ibu dan Bayi
Menurut Ketua GMNI Flores Timur, Yulius Ninu Badin, pihaknya sudah menerima isu bahwa hasil audit sudah sampai ke tangan Penjabat Bupati Flores Timur.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Aktivis Cipayung dari GMNI Cabang Flores Timur dan PMKRI Cabang Flores Timur menggelar aksi demonstrasi buntut kasus kematian Novita Diliana Uba Soge dan bayinya Maria Fatima, Selasa, 16 April 2024.
Di depan Kantor Bupati Flores Timur, pendemo membakar ban sambil mendesak pejabat agar segera mengumumkan hasil audit maternal soal kasus kematian Novita dan Maria yang diduga kuat akibat kelalaian pihak medis.
Menurut Ketua GMNI Flores Timur, Yulius Ninu Badin, pihaknya sudah menerima isu bahwa hasil audit sudah sampai ke tangan Penjabat Bupati Flores Timur.
"Laporan itu sudah diterima Penjabat Bupati, kami desak umumkan ke publik khususnya kepada keluarga," ujarnya kepada wartawan.
Kata Yulius Ninu Badin, hasil audit tidak perlu ditutupi karena kasus itu sudah menyita publik Flores Timur. Pejabat, katanya, harus terbuka kepada pihak keluarga dan masyarakat agar mengetahui penyebab kematian itu.
"Kematian ibu dan bayi sudah jadi perhatian publik sehingga harus diumumkan. Sebelum turun, kami sudah koordinasi dengan keluarga," tegasnya.
Baca juga: Demo Kasus Kematian Ibu-Bayi, Cipayung Bakar Ban di Kantor Bupati Flores Timur
Diketahui, Kepala Ombudsman RI Perwakilan NTT, Darius Beda Daton, mengatakan hasil audit maternal eksternal telah diserahkan ke Dinas Kesehatan Flores Timur.
"Bagi keluarga yang membutuhkan informasi tersebut bisa meminta di Dinkes Flotim. Apakah hasil audit dipandang perlu dipublikasi atau tidak, tergantung pertimbangan Pemda Flotim," katanya secara tertulis.
Meski tergantung pertimbangan, demikian Darius, keluarga boleh mengetahui hasil audit tersebut.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Flores Timur, dr. Ogie Silimalar, saat ditemui beberapa waktu lalu enggan memberikan pernyataan.
Diberitakan sebelumnya, pendemo membakar ban saat perwakilan sedang melakukan lobi bersama anggota Pol PP untuk bisa bertemu Penjabat Bupati Doris Alexander Rihi.
Sontak saja, anggota Pol PP yang bertugas pun kelabakan. Salah satu diantara mereka berinisiatif memandamkan api yang berkobar itu hingga mengundang reaksi massa.
Mereka terlibat adu mulut untuk beberapa saat sebelum dihentikan oleh sejumlah orang yang hadir termasuk aparat keamanaan dari Polres Flotim.
Bukannya berhenti, massa kembali membakar ban hingga menyulut amarah aparat. Pengaksi semakin memanas. Saling dorong pun terjadi. Pendemo menolak mobil pemadam kebakaran di lokasi.
"Mobil ini tidak usah datang. Tunggu api padam baru kalian datang seperti yang selama ini terjadi," sergahnya.
Kendati sempat memanas, aksi berjalan hingga tanpa ada gesekan berarti. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.