Berita Manggarai Barat

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca, Segera Dipasang GPS

Populasi komodo pada 2023 menjadi yang tertinggi dalam enam tahun terakhir. Jumlah komodo terus meningkat sejak 2018 hingga 2021.

Penulis: Engelbertus Aprianus | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/BERTO KALU
Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), Hendrikus Rani Siga. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Sebanyak 13 telur komodo menetas pada awal Maret 2024 di Desa Pasir Panjang, Pulau Rinca, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), Hendrikus Rani Siga mengatakan, 13 telur komodo tersebut menetas pada awal Maret 2024. "Ada 13 telur komodo yang menetas di Pulau Rinca di awal tahun ini tepatnya di awal bulan Maret 2024," ujar Hendrikus Siga, Selasa 16 April 2024.

Menurut Hendrikus, 13 ekor komodo itu selanjutnya dipasang Global Positioning Sytem atau GPS untuk kepentingan pemantauan populasi sebelum dilepaskan ke alam liar. 

"Semua komodo yang baru menetas itu kami pasang chip GPS di badan komodo tersebut, kemudian baru dilepaskan ke alam," jelas Hendrikus. 

- Populasi Komodo Tahun 2023

Hendrikus menjelaskan, populasi komodo di Taman Nasional (TN) Komodo meningkat pada 2023. Sempat turun pada 2022, populasi komodo bertambah 240 ekor pada 2023, sehingga keseluruhan menjadi 3.396 ekor.

Populasi komodo pada 2023 menjadi yang tertinggi dalam enam tahun terakhir. Jumlah komodo terus meningkat sejak 2018 hingga 2021.

Jumlahnya menurun pada 2022, namun kembali naik pada 2023. Pada 2018 hanya terdapat 2.897 komodo di Taman Nasional Komodo. Populasi kadal raksasa itu bertambah pada 2019 menjadi 3.022 ekor; 2020 (3.163); 2021 (3.303); dan 2022 (3.156). 

Baca juga: BTNK Tegur PT Flobamor soal Pelayanan di TN Komodo Labuan Bajo Manggarai Barat

Hendrikus mengatakan, naik turunnya populasi komodo adalah suatu hal yang wajar terjadi di alam liar. Sepanjang populasinya tidak naik signifikan atau turun drastis dalam beberapa tahun secara berturut-turut.

"Selama tidak terjadi kenaikan drastis yang terjadi selama beberapa tahun berturut-turut atau penurunan terus-menerus, maka tidak perlu ada kekhawatiran ataupun euforia yang berlebihan," ujar Hendrikus.

Ia menyebut sejumlah faktor yang bisa menjadi sebab terjadinya peningkatan populasi komodo. Populasi meningkat bisa disebabkan banyak komodo betina yang bereproduksi pada beberapa tahun sebelumnya. 

Bisa juga karena tingkat keberhasilan hidup anakan yang cukup tinggi. Faktor lainnya adalah ketersediaan hewan yang menjadi mangsanya.

"Tentunya juga bisa disebabkan oleh ketersediaan pakan yang memadai," tandas Hendrikus. (uka)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved