Lewotobi Erupsi

Sehari Gunung Lewotobi Laki-laki Tiga Kali Erupsi, Warga Wajib Siapkan Masker

Sementara erupsi kedua tercatat pukul 12.01 Wita dengan kolom abu tidak teramati karena tertutup kabut

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/PAUL KABELEN
Gunung Lewotobi Laki-Laki (kanan) dan Gunung Lewotobi Perempuan (kiri) di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA- Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT, mengalami erupsi sebanyak tiga kali pada Minggu, 14 April 2024.

Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Laki-laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, mencatat erupsi pertama terjadi pada pukul 03.36 Wita dengan tinggi kolom abu teramati 500 meter di atas puncak erupsi atau 2.084 MDPL.

Sementara erupsi kedua tercatat pukul 12.01 Wita dengan kolom abu tidak teramati karena tertutup kabut. Erupsi kedua berdurasi 2 menit 15 detik dengan amplitudo maksimum 2.9 milimeter.

Tujuh jam berselang, erupsi kembali terjadi tepat pukul 19.20 Wita. Erupsi gunung yang terekam seismogram itu memiliki tinggi kolom abu 300 meter atau 1884 DMPL.

Selain aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki yang hingga kini berstatus Level II (Waspasa), PGA Lewotobi juga menyertakan beberapa dokumentasi. Dalam foto itu, tampak titik api kecil di puncak erupsi.

"Saat ini Gunung Lewotobi Laki-laki berada pada Status Level II (Waspada)," demikian laporan tertulis PGA Lewotobi.

Warga desa di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura yang berada di sekitar lereng gunung diharapkan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius dua kilometer dari pusat erupsi, serta sektoral tiga kilometer arah utara-timur laut, dan lima kilometer sektor timur laut.

"Masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya," demikian bunyi rekomendasi PGA Lewotobi Laki-laki.

Untuk mengantisipasi hujan abu, masyarakat diminta menyediakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari abu vulkanik yang mengganggu sistem pernapasan.

Selain abu vulkanik, masyarakat juga wajib mewaspadai potensi banjir lahar saat turun hujan, khususnya pemukiman yang berhulu di puncak gunung.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved