Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Kamis 11 April 2024, Setia Dalam Tugas Rutin Setiap Hari
Renungan ini merujuk pada Bacaan I, Kisah Rasul 5:27-33, Mazmur 34:2,9,17-18,19-20,Yohanes 3:31-36
Oleh : RP. John Lewar SVD *)
POS-KUPANG.COM- Tersaji Renungan Harian Katolik yang ditulis RP. John Lewar SVD Perayaan Wajib St.Stanislaus berjudul, Setia Dalam Tugas Rutin Setiap Hari.
Renungan ini merujuk pada Bacaan I, Kisah Rasul 5:27-33, Mazmur 34:2,9,17-18,19-20,Yohanes 3:31-36
Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis oleh RP. John Lewar SVD hari ini.
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Pengalaman bersama seorang misionaris Jerman, Bruder Beatus (Schondorf Josef), SVD. Dia sudah berkarya di Indonesia, tepatnya di Lebur Nenuk Atambua Timor, sudah 50 tahun. Banyak sekali suka dan duka yang dia alami di tanah misi. Dalam keseharian hidupnya dia bekerja di perbengkelan mendampingi anak-anak putus sekolah. Dia juga mendirikan Kursus Ketrampilan bagi gadisgadis desa, hingga sekarang ini.
Dalam kesahajaan, semangat hidup menggereja tidak pernah kendor. Setiap hari minggu dan hari-hari raya, dengan sebuah truk tua, dia menghantar anak-anak pergi merayakan Ekaristi di pusat paroki. Banyak hal yang dia sharingkan dan dia menutup sharingnya dengan mengatakan: “Saya menjalani hidup dan panggilan misionerku karena saya taat kepada Allah yang telah memanggilku”.
Saya memandangnya dalam-dalam, wajahnya dan keriput matanya begitu bersinar ke arahku. Dia membawa ketaatan Kristus di dalam dirinya. Kesaksian hidupnya menjadi kekuatan bagi saya untuk setia dalam panggilan hidupku. Saya juga salut dengan seorang ibu rumah tangga yg setiap hari menyiapkan makanan bagi anak-anak dan suaminya yang akan sekolah dan bekerja.
Dia tak pernah mengeluh walaupun harus menjalani tugas rutin dan bahkan tidak pernah dipuji dan diucapin terima kasih. Dia selalu menjalaninya dengan setia dan gembira, tidak pernah murung. Kesetiaan dan kegembiraannya dalam menjalani tugas rutin itu merupakan kesaksian iman yang sungguh indah dan wujud anugerah Roh yg diterimanya.
Para rasul Yesus adalah misionaris-misionaris yang tangguh. Mereka berani melawan arus ketika mewartakan Injil dan memberi kesaksian tentang kebangkitan Kristus. Jaminan hidup bagi mereka adalah penderitaan dan penjara. Ancaman demi ancaman, penindasan demi penindasan mereka alami sendiri dan menghadapinya dengan senyum. Petrus dan Yohanes yang bebas dari penjara secara mengherankan memberitakan seluruh Firman hidup di dalam Bait Allah.
Mereka harus berhadapan dengan Sanhedrin atau Mahkamah Agama Yahudi. Reaksi negatif ditunjukkan oleh Mahkamah Agama Yahudi kepada mereka: “Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami.” (Kisah Rasul 5:28). Tentu saja larangan ini sejalan dengan penindasan bagi kedua murid Yesus ini.
Petrus dan Yohanes tidak gentar menghadapi gertakan Mahkamah Agama Yahudi. Di hadapan pejabat tinggi agama Yahudi, mereka berkata: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.” (Kisah Rasul 5:29). Mereka tidak behenti di sini. Petrus dan Yohanes malah berani memberi kesaksian di hadapan Mahkamah Agama Yahudi bahwa Allah nenek moyang mereka telah membangkitkan Yesus yang sudah mereka bunuh di atas kayu salib.
Bahkan bagi Petrus dan Yohanes, “Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. Dan kami adalah saksi dari segalanya itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang menaati Dia (Kis 5: 31-32).
Tentu saja kesaksian bahwa Yesus sudah dibangkitkan dari kematian dan ditinggikan Allah membuat pihak Mahkamah Agama Yahudi merasa sakit hati.
Contemplasi:
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.