Tokoh NTT

Profil Tokoh NTT Wiwiek Yuniarti Costa, Widyaiswara Teladan Tingkat Nasional Gondol Pangkat IV-E

Kondisi inipun dirasakan pemilik nama lengkap Ir. Wiwiek Yuniarti Costa, M.Si yang merupakan widyaiswara di Balai Besar Pelatihan Peternakan NTT

Penulis: Edi Hayong | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/HO
Wiwiek Yuniarti Costa, sosok Widyaiswara Teladan Tingkat Nasional saat berfoto bersama keluarga. Ia pernah diundang mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara tanggal 17 Agustus 2013. 

POS-KUPANG.COM- Lulusan lembaga pendidikan khusus di Provinsi NTT sebagian besar berorientasi menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Apabila mencapai harapan itu tentu menjadi kebanggan tersendiri buat pribadi dan keluarga tentunya. Sebab, tes untuk bisa masuk menjadi ASN cukup sulit.

Para calon harus mempersiapkan diri dengan pengetahuan yang cukup dan mampu mengerjakan soal yang disiapkan.

Singkat cerita setelah meraih SK ASN tentu prosesnya berjenjang dalam hal meraih kepangkatan dari Golongan I sampai golongan IV.

Kondisi inipun dirasakan pemilik nama lengkap Ir. Wiwiek Yuniarti Costa, M.Si yang merupakan widyaiswara di Balai Besar Pelatihan Peternakan NTT.

Berkat perjuangan dan dedikasinya untuk negara, wanita kelahiran Cilacap, Jawa Tengah, 1 Juni 1964 itu pun meraih pangkat tertinggi dalam ASN golongan IV-E.

Peraih golongan IV-E di tanah air juga bisa dibilang cuma hitungan jari. Tidak banyak yang menggapai golongan itu dan Wiwiek merupakan sosok perempuan NTT yang meraih itu.

Baca juga: Profil Kepala SLB Asuhan Kasih, Membenah dari Nol Hingga Jadi Sekolah Penggerak Nasional

Untuk diingat, Golongan IV atau Pembina adalah jenjang tertinggi yang akan diperoleh dengan menjadi PNS. Dimana Pegawai Negeri Sipil golongan IV sendiri mempunyai tanggung jawab untuk bisa membina serta mengembangkan sumber daya yang dimiliki untuk bisa mewujudkan visi dan misi yang dimiliki oleh suatu lembaga.

Bagi Wiwiek Yuniarti Costa, tidak pernah membayangkan kalau suatu ketika meraih predikat sebagai Widyaiswara Teladan Tingkat Nasional dan diundang berjabatan tangan dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Negara tanggal 17 Agustus 2013.

Lebih mengagetkan lagi di penghujung tahun 2018 menerima SK pengangkatan dari negara pangkat Pembina Utama Golongan IV-E yang merupakan golongan tertinggi karier seorang aparatur sipil negara (ASN).

Semua ini dimaknainya sebagai buah dari kerja keras, penuh ketabahan memulai karier dari pangkat dan golongan Pengatur Muda/IIa.

Wiwiek pun mengenang kembali perjalanan karier sebagai Pegawai Negeri Sipil pada tahun 1982 dengan pangkat dan golongan Pengatur Muda/IIa.

Kala itu sebagai staf bidang keuangan pada Kantor Wilayah Departemen Pertanian di Kupang. Saat itu kerja sehari-hari lem amplop, membuat amplop, pokoknya apapun yang diperintahkan pimpinan itulah yang dikerjakan.

Ketika itu pun baru mulai belajar mengetik. Dalam perjalanan, oleh pimpinan ketika itu Pak Pelokila, Wiwiek dipercayakan menjadi bendahara mengikuti kursus kebendaharaan di Bali selama dua bulan. Lalu Ia hijrah dari Kanwil ke BBPP Kupang karena mengikuti suami dan pernah menjadi bendahara rutin.

Baca juga: Profil Veronica Asadoma, Finalis Putri Indonesia 2024 yang Terinspirasi Sang Ayah

"Sebelumnya memang saya pernah kuliah tapi karena kesibukan sehingga sempat berhenti, saya menikah dulu barulah melanjutkan kuliah di UKAW Kupang, Jurusan Pengolahan Hasil Pertanian. Setelah selesai kuliah saya dimutasi menjadi widyaiswara. Tahun 2001 menjadi widyaiswara pada Balai Diklat Agribisnis dan Teknologi Lahan Kering-Noelbaki," tutur Juara I Diklat ADUM ini.

Menyadari widyaiswara pertanian adalah sebagai ujung tombak pelaksanaan kegiatan pelatihan di BBPP-Kupang, dia secara tekun belajar dan memberikan pelatihan-pelatihan. Ia pun rajin membuat karya ilmiah sebagai syarat kenaikan pangkat.

"Menurut saya ini luar biasa. Profesionalisme dengan semangat yang mendorong dan menggerakkan widyaiswara untuk bekerja dengan penuh pengabdian, tanggung jawab, disiplin dan penuh keinginan untuk mencapai hasil kerja yang telah ditetapkan berdasarkan standar tertentu. Saya memiliki prinsip "Bekerja dan Berdoa" sehingga segala sesuatu karya yang dihasilkan memberi nilai positif bagi balai tempat bertugas, bagi peserta diklat sebagai pengguna teknologi dan bagi masyarakat luas," jelas peraih Penghargaan Satya Lancana Karya Satya Emas 30 tahun ini.

Berkat kerja keras dan perjuangan meniti karier, kata Wiwiek, Ia mengalami lompatan yang luar biasa dari IIIA hingga IVC setiap dua tahun.

Tahun 1998 diangkat menjadi widyaiswara pertama dengan pangkat IIIa, tahun 2000 naik pangkat ke IIIb dan tahun 2002 naik ke jenjang widyaiswara muda dengan pangkat IIIc, tahun 2004 naik pangkat ke IIId.

Pada tahun 2006 naik ke jenjang widyaiswara Madya dengan pangkat IVa, tahun 2008 naik pangkat ke IVb dan pada tahun 2011 naik pangkat ke IVc.

"Atas izin Allah maka pada bulan November 2014 berhasil melaksanakan "Orasi Ilmiah" sebagai suatu kewajiban atau persyaratan yang harus dilalui bagi seorang widyaiswara untuk dapat naik ke jenjang puncak jabatan widyaiswara yaitu "Widyaiswara Ahli Utama" pangkat IVE," kenang Wiwiek.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved