Liputan Khusus
Lipsus - Bupati Masneno Terlempar dari NasDem, Tiga Nama Bakal Cabup Kupang di Tangan Laiskodat
Dewan Pimpinan Daerah Partai NasDem Kabupaten Kupang telah mengajukan tiga nama bakal calon bupati (Bacabup) kepada DPP Partai NasDem.
Menurut Atok, dirinya berasal dari Ti'I dan jika menghitung demografi Rote Ndao, Ti'i dan Dengka itu selalu menjadi pilihan karena jumlah penduduk yang relatif banyak.
"Namun saya sadar akan kondisi saya karena politik ini isi kantong juga penting, walau bisa dicari," lanjut dia.
Atok menyatakan, dirinya tidak harus siap untuk maju nomor 1 (calon bupati), kalau memang ditugaskan untuk nomor 2 (calon wakil bupati) tentu siap asalkan visi dan misi nomor 1 selaras untuk membawa Rote Ndao yang lebih baik ke depan.
"Dari modal sosial, saya yakin mampu dan dari sisi personal mari kita bertarung. Politik yang dewasa itu, kenali diri, tahu kapasitasnya dan berani maju. Tidak usah malu-malu atau orang bilang sembunyi kuku," lanjutnya.
Di Manggarai Timur, nama Fransiskus Gero, S.Pd yang saat ini menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Setda Manggarai ini disebut-sebut masuk dalam bursa Pilkada Manggarai Timur.
Frans Gero kepada Pos Kupang, Jumat (5/4) memberikan rasa hormat kepada unsur partai politik yang paling menentukan dalam mengusung pasangan calon Pilkada.
Disinggung target nomor satu atau nomor dua, Frans mengatakan tergantung ruang dan peluang yang ada dan sekali lagi tergantung partai yang memegang otorita.
"Peluang nomor satu baik, nomor dua juga baik bahkan tidak ada peluang juga tidak apa-apa. Mau nomor berapa saja siap kalau ada partai yang memberikan kepercayaan,"ujarnya.
Menurutnya, siapa pun calon pasangan, tentu akan ada komunikasi yang baik dari awal sehingga jika terpilih, tetap berada dalam komunikasi yang baik antara nomor satu dan dan nomor dua. Juga dengan partai pengusung.
“Bahwa ada regulasi yang mengatur kewenangan bupati dan wakil bupati, tetapi ada juga norma dan etika moral yang dirawat supaya berjalan damai. Jangan sampai ribut dalam perjalanan. Kalau ribut mengurus rakyat bagus, tetapi kalau ribut rebut tulang itu tidak patut," sambungnya.
Ditanya apakah sudah melakukan komunikasi politik dengan partai politik, kata Frans sejauh ini masih sebatas komunikasi informal dan parsial. Selain itu juga komunikasi dengan beberapa tokoh Manggarai dan Manggarai Timur di sejumlah tempat yang siap mendukung, meski komunikasi belum resmi.
Frans juga mengatakan, tentang komunikasi dengan partai pasti selalu mengedepankan etika, apalagi dengan posisinya sebagai ASN tentu ada beberapa norma yang ia harus patuhi dan regulasi yang harus ditaati, sehingga ia tidak mungkin main 'hantam kromo'.
"Dipilih atau tidak oleh partai, kita serahkan seratus persen pada otorita mereka. Partai pasti mau menang, sehingga efek elektoral dan aspek keterpilihan bisa menjadi kunci pertimbangan,"ujarnya. (*)
Ikuti Lipsus POS-KUPANG.COM di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.