Tokoh NTT
Marthen Dira Tome: Ada Harta Karun Dibalik Gersangnya Sabu Raijua
Siapa tak kenal Marthen Dira Tome? Sosok yang satu ini dikenal sangat kontroversial di Nusa Tenggara Timur.
Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM – Siapa tak kenal Marthen Dira Tome? Sosok yang satu ini dikenal sangat kontroversial di Nusa Tenggara Timur. Ia sangat fenomenal karena pelbagai terobosan yang dilakukan untuk kepentingan Masyarakat dan daerah ini.
Tatkala menjadi Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah atau Kabid PLS di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, misalnya, sosok yang satu ini dikenal punya gebrakan yang demikian smart.
Bahkan karena orientasinya untuk kepentingan masyarakat NTT yang didominasi oleh keterbelakangan pendidikan, sehingga masa itu NTT pun menjadi propinsi model untuk pelaksanaan program PLS di Indonesia.
Lantaran semakin popular di kalangan masyarakat, Dalam jabatan sebagai Kabid PLS Dinas Dikbud NTT, Marthen Dira Tome pun didorong untuk maju ke blantika politik di NTT.
Ia lantas dipercayakan untuk bertarung dalam Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada di Kabupaten Sabu Raijua dan akhirnya terpilih hingga akhirnya dilantik menjadi Bupati pertama Kabupaten Sabu Raijua.
Untuk diketahui, pada masa itu, kurang lebih 20 tahun lalu, Sabu Raijua merupakan salah satu daerah termiskin di NTT. Kehidupan masyarakatnya dibelenggu oleh kemiskinan akut, sehingga hidup mereka pun kurang-kurang.
Apalagi daerah itu terkenal demikian gersang. Hujan kurang, intensitasnya pun sangat minim. Padahal mayoritas masyarakatnya adalah petani ladang.
Dalam kondisi yang demikian, Marthen Dira Tome pun tampil dengan komitmen yang luar biasa. Ia membangun embung. Siang malam ia bekerja untuk menghadirkan embung sebelum musim hujan tiba.
Bak gayung bersambut, semua masyarakat mendukung. Ketika musim hujan semua embung pun penuh oleh air hujan. Dari situlah muncul budaya baru petani, yakni tanam di musim panas dan panen pada puncak musim kemarau.
Ini belum termasuk aspek ikutan lainnya, seperti budaya beternak muncul dan itu dimulai dari budidaya pakan ternak di lahan pertanian milik warga.
Tatkala masyarakat setempat mulai fokus bekerja pada lahan pertanian di sekitar embung, muncul lagi gebrakan baru, yakni membangun sawah garam pada lahan-lahan tidur lainnya.
Ladang garam inilah yang perlahan-lahan menjelmakan Sabu Raijua sebagai satu-satunya kabupaten garam di Provinsi NTT. Kala itu, garam yang diproduksi tak hanya untuk kebutuhan rumah tangga tetapi juga untuk kebutuhan industri dalam negeri.
Sayangnya, keterkenalan Sabu Raijua sebagai kabupaten garam Indonesia, lantas redup pasca ia tak lagi mengemban tugas sebagai bupati, lantaran sebuah kasus hukum yang menderanya beberapa waktu lalu.
Namun kini, Marthen Dira Tome telah kembali. Meski tak sebagai orang nomor satu di daerah itu, tetapi ia mulai menghidupkan kembali emas putih alias garam yang pernah ditinggalkannya di masa lalu.
Satu per satu sawah garam kini muncul lagi. Bahkan hanya beberapa bulan saja, ladang garam yang dulunya tenggelam selama sekitar satu dasawarsa, kini diangkat lagi ke permukaan.
Profil Tokoh NTT Yarni Nabuasa, Pemilik Produk Aset Sambal di TTS yang Mendunia |
![]() |
---|
Profil Tokoh NTT, RD. Marianus Damian Kopong Miten Rohaniawan Katolik yang Jadi Pastor Tentara |
![]() |
---|
Profil Tokoh NTT, drg. Domi Mere Mantan Birokrat Pemprov NTT yang Memilih 'Pulang Kampung' |
![]() |
---|
Profil Tokoh NTT Kamillus Elu Wabup TTU Terpilih, Advokat yang Pernah Jadi Staf Ahlinya Ahok |
![]() |
---|
Profil Tokoh NTT, dr. Anna Maria Toasu Ingin Mengabdi di Kampung Sendiri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.