Inflasi Pangan Bulan Maret 2024 Mencapai Rekor Tertinggi dalam 20 Bulan Terakhir
Adapun komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah beras, daging ayam ras, cabai merah, telur ayam ras, bawang putih dan tomat.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi komponen harga bergejolak (volatile food) pada Maret 2024 mencapai 10,33 persen secara tahunan alias year on year (YoY).
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, inflasi komponen harga bergejolak atau inflasi pangan pada Maret ini merupakan yang tertinggi sejak Agustus 2022 atau 20 bulan terakhir, yang tercatat sebesar 8,93 persen.
“Inflasi Maret jadi yang tertinggi sejak Agustus 2022. Nah di bulan Juli 2022 sempat terjadi inflasi harga bergejolak yang lebih tinggi yaitu sebesar 11,47 persen,” tutur Amalia dalam konferensi pers, Senin (1/4/2024).
Amalia juga menyampaikan, tekanan inflasi komponen harga bergejolak memberikan andil inflasi terbesar pada Maret 2024, dengan andil sebesar 1,46 persen.
Adapun komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah beras, daging ayam ras, cabai merah, telur ayam ras, bawang putih dan tomat.
Kondisi inflasi pada Maret 2024 sebesar 0,52 persen secara bulanan alias month on month (MoM), atau lebih tinggi bila dibandingkan dengan kondisi inflasi pada Februari 2024 yang sebesar 0,37 persen MoM.
Pada Maret 2024 secara tahunan terjadi inflasi 3,05 persen secara tahunan atau year on year (YoY). Sedangkan inflasi secara tahun kalender (Maret 2024 terhadap Desember 2023) mencapai 0,93 persen year to date (YtD).
Pemerintah berharap inflasi pangan bisa terkendali pada April 2024, setelah inflasi pangan pada April mencatat rekor tertinggi dalam 20 bulan terakhir.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian Ferry Irawan menyampaikan, tingginya inflasi pangan saat ini, didorong peningkatan harga beras yang masih berlangsung meskipun tekanannya mulai berkurang.
Dia berharap, inflasi pangan akan melandai pada April sejalan dengan adanya optimalisasi penyerapan panen yang mulai berlangsung akhir Maret ini.
Menurutnya, penyerapan panen raya bisa mendorong penurunan harga beras ke level yang seperti diharapkan. Selain itu, pemerintah juga telah menyalurkan Penugasan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung bagi peternak mandiri layer yang diharapkan dapat segera menstabilkan harga daging dan telur ayam.
Selain memantau penyerapan panen raya, pemerintah juga terus memantau perkembangan harga utamanya pangan strategis.
“Beberapa komoditas mengalami tren penurunan harga pada minggu terakhir Maret seperti beras, daging ayam ras, aneka cabai dan telur ayam, dan diharapkan akan tetap terkendali sepanjang April ini,” tutur Ferry kepada Kontan, Selasa (2/4/2024).
Ferry menambahkan, kebijakan pengendalian inflasi pada tahun 2024 tetap dilakukan melalui bauran kebijakan fiskal, moneter dan sektor riil dengan implementasi strategi kebijakan 4K, yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif.
Ia menjelaskan, aspek keterjangkauan harga misalnya, akan dilakukan melalui upaya stabilisasi harga yang dilakukan secara konsisten di tingkat nasional maupun di berbagai daerah yang telah berhasil menahan kenaikan inflasi yang lebih tinggi. Contohnya melalui penyaluran SPHP, operasi pasar, dan pemberian bantuan pangan.
BPS Kabupaten Rote Ndao Dukung Transformasi Layanan Adminduk bagi Penduduk Rentan |
![]() |
---|
NTT Masuk 10 Besar Provinsi dengan Kasus Korupsi Paling Banyak |
![]() |
---|
NTT Alami Inflasi 0,96 Persen di Juli 2025, Didominasi Kenaikan Harga Pangan dan Transportasi |
![]() |
---|
Opini: Membangun Literasi, Membangun Manusia, Membangun Ekonomi |
![]() |
---|
Opini: Nusa Tenggara Timur Menuju Swasembada Pangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.