Sengketa Pilpres 2024

Saksi Sidang Sengketa Pilpres Takut Sebut Nama Polisi: Saya Khawatir Jiwa Saya Terancam

Kedatangan polisi itu agar mereka memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.

Editor: Ryan Nong
ANTARA FOTO
Sidang lanjutan sengketa Hasil Pilpres 2024 di MK pada Senin, 1 April 2024. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Saksi sidang sengketa hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Achmad Husairi tidak mau menyebut nama oknum anggota polisi yang mendatangi para kepala desa di wilayahnya.  

Dalam sidang lanjutan sengketa Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Senin (1/4/2024), mengungkapkan bahwa ada sejumlah kepala desa di Kabupaten Sampang madura yang didatangi polisi.

Kedatangan polisi itu agar mereka memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.

Baca juga: 9 Poin Ini Antar Timnas Anies-Muhaimin Gugat Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi

Husairi menyebutkan, polisi tersebut mengatakan kepada para kepala desa bahwa Prabowo-Gibran harus menang apabila mereka ingin aman.

"Perlu diketahui lagi, Pak, beberapa oknum kepala desa di Kecamatan Kedungdung dan di Robatal itu didatangi oleh seorang oknum polisi. Di situ bilang bahwa kalau pingin aman, 02 harus menang," kata Husairi dikutip dari Kompas.com.

Ketika ditanya lebih detail oleh Ketua MK Suhartoyo, Husairi mengaku tidak paham polisi tersebut berasal dari polsek ataupun polres. Ia hanya menyebut bahwa polisi itu meminta agar kepala desa memenangkan Prabowo-Gibran.

"Bilang begini, Pak, kalau mau aman, 02 harus menang," kata Husairi.

Ia juga tidak mau menyebut nama polisi yang berkata demikian ke kepala desa dengan alasan keselamatan.

"Enggak bisa saya menyebutkan Pak, mohon maaf, saya khawatir jiwa saya akan terancam. Jangankan menyebut nama orang yang memberi tahu saya, saya sendiri ke sini ini Pak karena demi kebenaran," kata dia.

Suhartoyo mengingatkan bahwa keterangan Husairi tidak lengkap bila nama polisi tersebut tidak diungkap. Namun, Husairi tetap tidak mau mengungkapkannya.

"Mohon maaf Pak, saya tidak bisa menyebutkan namanya," kata Husairi. (*)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di Google News

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved