Berita NTT
Penjabat Gubernur NTT Sebut Ekonomi NTT Tahun 2023 Tumbuh 3,52 Persen
Jika dilihat secara triwulan, ekonomi NTT triwulan IV-2023 tumbuh sebesar 4,14 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 (y-on-y).
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Penjabat Gubernur NTT Ayodhia Kalake menyebut ekonomi NTT tahun 2023 tumbuh sebesar 3,52 persen (c-to-c). Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi NTT tertinggi dicapai oleh lapangan pengadaan listrik dan gas yaitu sebesar 12,15 persen.
"Dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 20,09 persen," jelas Ayodhia Kalake, Kamis 28 Maret 2024 saat menghadiri sidang LKPJ 2023 bersama DPRD NTT.
Jika dilihat secara triwulan, ekonomi NTT triwulan IV-2023 tumbuh sebesar 4,14 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 (y-on-y).
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan pengadaan listrik dan gas yaitu sebesar 16,39 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 50,99 persen.
Bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q), ekonomi NTT pada triwulan IV-2023 mengalami pertumbuhan sebesar 4,63 persen.
Pada sisi lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 15,66 persen.
"Dari pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 42,50 persen," kata dia.
Struktur ekonomi NTT pada tahun 2023 masih didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan dengan kontribusi sebesar 29,32 persen. Konsumsi rumah tangga mendominasi pengeluaran sebesar 67,48 persen.
Laju pertumbuhan PDRB per kapita NTT atas dasar harga berlaku (ADHB) NTT menurut lapangan usaha (LU) tahun 2023 sebesar 23,08 Juta, meningkat 1,42 juta dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp.21,66 Juta.
Pertumbuhan positif terjadi pada seluruh (17) lapangan usaha dengan distribusi terbesar pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan (28,10 persen), diikuti oleh sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan dosial wajib (13,09 persen) dan perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (12,51 persen).
Untuk gini ratio/ketimpangan pendapatan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik NTT, pada semester 1 (Maret) tahun 2023 sebesar 0,325, turun sebesar 0,009 dibandingkan dengan semester 1 tahun 2022 sebesar 0,334.
Inflasi gabungan 3 kota IHK di Provinsi NTT pada triwulan III 2023 tercatat sebesar 2,19 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 4,58 persen (yoy). Tingkat Inflasi tersebut juga lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 2,28 persen (yoy).
Tekanan inflasi terutama bersumber dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok perumahan, air, listrik, & bahan bakar rumah tangga.
Dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau, komoditas penyumbang terbesar antara lain beras, rokok kretek filter dan rokok putih. Sementara itu, pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, komoditas penyumbang terbesar terdapat pada sub-kelompok kontrak rumah dan sewa rumah.
Telkomsel, Wajah Baru Gaya Inovatif yang Menghipnotis |
![]() |
---|
Sejarah Baru, Atlet Gymnastik Pertama dari NTT Langsung Naik Podium Juara di Jakarta |
![]() |
---|
Pengamat Undana Nilai Hakim MK Tidak Berprinsip Hapus Parlemen Threshold |
![]() |
---|
Pj Bupati Kupang Ajak Pemuda Katolik NTT Sinergi dengan Pemerintah Daerah |
![]() |
---|
Mantan Gubernur NTT, Herman Musakabe Minta Warga NTT Eratkan Rasa Persatuan dan Persaudaraan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.