KLB Demam Berdarah

Lima Daerah di Indonesia KLB Demam Berdarah Dengue, Termasuk Nagekeo, Ada 290 Kematian

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan pada bulan Maret 2024 ada 5 daerah yang menetapkan status Kasus Luar Biasa Dengue (KLB).

Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM/ARNOLD WELIANTO
Petugas RSUD TH Hillers Maumere melakukan pemeriksaan anak penderita DBD yang dirawat di Ruang Melati, Sabtu 16 Maret 2024. Terbaru, Kemenkes RI menyebut ada lima daerah KLB DBD, termasuk Nagekeo. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan pada bulan Maret 2024 ada 5 daerah yang menetapkan status Kasus Luar Biasa Dengue (KLB).

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan RI, dr. Imran Pambudi, MPHM, merinci kelima daerah tersebut diantaranya Jepara, Enrekang, Kutai Barat, Lampung Timur, dan Kabupaten Nagekeo.

"Karenanya pemerintah tidak pernah bosan untuk terus menekankan pentingnya 3M Plus, dan termasuk mempertimbangkan pencegahan inovatif seperti Wolbachia dan vaksin DBD," kata dia dalam kegiatan temu media bersama Takeda di Jakarta, Jumat(22/3).

Sampai dengan minggu ke-11 tahun 2024 terdapat 35.556 kasus DBD di Indonesia dengan 290 kematian. "Dengan status KLB Dengue ini, implementasi 3M Plus masih memegang peran yang sangat krusial dalam pengendalian kasus DBD di Indonesia," ujar dr.Imran.

Ia menyatakan bahwa untuk mencapai target nol kematian akibat dengue di tahun 2030, diperlukan peran aktif seluruh lapisan masyarakat.

“Sangat krusial untuk membangun sebuah sinergi yang kuat antara sektror publik, yaitu pemerintah, dan sektor swasta. Namun demikian, implementasi pengendalian dan pencegahan harus dilakukan di tingkat terkecil, yaitu keluarga. Semakin banyak keluarga bergerak, maka akan membantu kita mendekati target <10>

Salah satu yang disorot Kemenkes terkait angka kasus DBD di tahun ini adalah cuaca panas yang terjadi sela-sela musim hujan. Menurut dia kondisi ini menyebabkan kasus DBD naik.

Baca juga: Kasus DBD Bertambah di Puskesmas Alor Kecil

"Akhir-akhir ini hujan deras, kemudian tiga hari ini panas. Ini yang menyebabkan genangan akibat hujan itu berpotensi menimbulkan banyak sarang nyamuk untuk berkembang biak," ungkap Imran.

Genangan air inilah yang menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypti yng jika panas maka genangan itu semakin kotor dan tidak terbilas air baru.

“Sebetulnya dari sisi epidemiologi, lebih aman kalau hujan terus ada karena airnya akan terganti. Kalau sekarang hujannya berbahaya terkait dengue,” ujarnya.

Kasie Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Tamansari Jakarta dr. Ngabila Salama, MKM menyebut puncak kasus DBD akan terjadi pada April 2024 ini. Karena itu masyarakat sebaiknya menggencarkan G1R1J yakni Gerakan 1 rumah 1 Kader Jumantik dengan menunjuk petugas Pemberatasan Sarang Nyamuk (PSN) di rumah.

"Dan melakukan dengan prinsip 3 x 10 setiap jumat pagi. Apa itu 3 x 10? Jam 10 pagi, selama 10 menit, selama minimal 10 minggu," tutur Ngabila.
Adapun nyamuk DBD aktif pada jam 08.00 hingga pukul 10.00 WIB dan pada sore hari jam 15.00 dan 17.00.

"Kita bisa memanfaatkan TOA masjid, musholla, surau, rumah ibadah untuk saling mengingatkan RT, RW, kader membantu warga mengajak melakukan PSN 3M plus," kata dia. (tribun network/rin/wly)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved