Berita Alor
Kasus DBD Bertambah di Puskesmas Alor Kecil
Terkait bertambahnya kasus ini, Puskesmas Alor Kecil langsung berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Alor untuk melakukan penanganan awal.
Penulis: Rosalia Andrela | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Rosalia Andrela
POS-KUPANG.COM, KALABAHI - Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Alor Kecil, Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor bertambah.
Awal Maret 2024 lalu sebanyak 10 pasien dirawat, dalam rentang waktu sepekan bertambah menjadi 18 pasien.
Kepala Puskesmas Alor Kecil melalui Kepala Tata Usaha (KTU), Juliana Tella menyampaikan hingga saat ini terdata 18 pasien DBD yang dirawat.
“Total kasus dari Februari sampai dengan hari ini ada 18 kasus, yakni pasien dari Desa Alor Kecil sebanyak 14 orang, Desa Lewalu 1 orang, dan Desa Dulolong 6 orang,” ujarnya, Minggu 17 Maret 2024.
Jumlah lonjak kasus ini menurut Juli adalah yang terbanyak terjadi di Puskesmas Alor Kecil.
“Lonjakan kasus ini baru pertama kali terjadi di 8 desa, yang berada dibawah wilayah kerja puskesmas Alor Kecil. Biasanya hanya ada 1 sampai 2 kasus setiap tahun, tapi kali ini meningkat tajam hanya dalam sepekan," ungkapnya.
Baca juga: Kasus DBD Melonjak, Puskesmas Alor Kecil Minta Warga Waspada
Terkait bertambahnya kasus ini, Puskesmas Alor Kecil langsung berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Alor untuk melakukan penanganan awal.
"Sudah dilakukan fogging di titik terjadinya kasus DBD. Karena fogging ini hanya membunuh nyamuk dewasa, tidak untuk jentik maka peran semua unsur di setiap desa sangat penting dalam pencegahannya," terangnya.
Mengantisipasi penyebaran secara meluas, Puskesmas Alor Kecil menempuh langkah koordinasi lain yakni mengumumkan secara terbuka, di seluruh desa untuk melaksanakan kerja bakti pembersihan lingkungan.
"Merupakan tugas kita bersama dalam mengantisipasi penyebaran DBD yang begitu cepat saat ini. Kami juga mengingatkan kepada masyarakat upaya pencegahan DBD diantara melalui gerakan 5M,” kata Juli.
Gerakan 5M yakni Menguras bak mandi dan tempat penampungan air lainnya, Menutup tempat-tempat penampungan air, Mengubur atau menyingkirkan wadah-wadah tertentu, Mendaur ulang barang-barang yang dapat dijadikan tempat berkembang biak nyamuk, serta Menabur bubuk abate pada tempat-tempat air yang sulit dikuras.
Juli menambahkan gerakan 5M adalah strategi efektif untuk mengurangi resiko DBD.
"Gerakan 5M adalah strategi yang sangat efektif dalam mengurangi risiko DBD. Untuk itu saya tegaskan kembali, perlu peran aktif seluruh masyarakat dalam pencegahan penyakit ini," pungkasnya. (cr19)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.