Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 21 Maret 2024 : Yang Benar Jadi Salah dan Yang Salah Dibenarkan

Sikap kita yang terlalu sembrono dapat menghancurkan orang lain dan diri sendiri serta tetap merasa tidak berdosa.

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/HO-RP. Jhon Lewar SVD
RP.Jhon Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk Kamis 21 Maret 2024 

Oleh : RP. John Lewar SVD *)

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis RP. John Lewar SVD Thn II/B:  Hari Biasa Prapaskah V diberi judul Yang Benar Jadi Salah dan Yang Salah Dibenarkan.

Renungan ini merujuk pada Bacaan I : Kejadian 17:3-9, Mazmur 105:4-5,6-7,8-9, Yohanes 8:51-59

Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis oleh RP. John Lewar SVD hari ini.

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Membaca perikop injil hari ini hati saya senyum dan tertawa. Apa sebab? Yesus yang saya imani sebagai Juruselamat dan saya kagumi pribadinya dikatakan oleh para pemuka Yahudi”kerasukan setan”. Bagaimana mungkin itu? Ada apa sebenarnya? Mengapa saya tidak sakit hati kalau Yesus dikatakan kerasukan setan, malah saya senyum dan tertawa?

Ketika Yesus berada di Bait Allah, orang-orang Yahudi datang dan mendengarkanNya. Kepada mereka, Yesus menyatakan identitas diriNya dan bahwa Ia telah ada sebelum nabi-nabi dan Abraham. Orang- orang Yahudi tidak mampu menangkap maksud Yesus. Bahkan mereka menyatakan bahwa Yesus kerasukan setan.

Orang-orang Yahudi menganggap Yesus sebagai orang sombong dan tidak benar dalam perkataanNya. Yesus menyatakan bahwa hanya Dia sendirilah yang mengenal Allah lebih baik dan lebih sempurna daripada mereka. Yesus juga mengatakan bahwa Dia berada lebih dahulu daripada segala sesuatu.

Abraham, leluhur Israelpun datang jauh-jauh kemudian daripada Yesus. Yesus sudah ada sejak keabadian, karena Dia adalah Allah. Mereka menolak Yesus dan menganggap Dia menghujat Allah serta menyebut diriNya sama dengan Allah.

Mereka berbuat demikian, demi membela agamanya. Hati mereka tertutup, sempit, mengaggap diri paling benar dan berpikir bahwa Yesus salah. Mereka mengambil batu untuk melempari Yesus, tetapi Dia menghilang dan meninggalkan Bait Allah.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 21 Maret 2024: Sebelum Abraham Jadi, Aku Telah Ada

Bagi saya, Yesus tidak kerasukan. Malah sebaliknya. Orang yang menuduh Yesus itulah yang kerasukan setan. Karena kata-kata Yesus dan pengajaranNya selalu menarik bagi banyak orang sehingga mereka menjadi pengikutNya. Orang Farisi dan Ahli Taurat itu selalu iri hati.

Mereka tidak senang pada pribadi lawannya yakni Yesus. Sebaik apapun yang dilakukan Yesus, selalu dapat dan akan terus dicatat. Ternyata mereka bertindak bertentangan dengan kenyataan yang ada. Segala sesuatu diputarbalikkan. Yang baik dikatakan jelek, yang tidak baik malah didukung. Yang benar jadi salah dan yang salah dibenarkan.

Tiga hari lagi kita akan merayakan Pekan Suci, yang diawali dengan Minggu Palma. Inilah saat para pemuka Yahudi sungguh-sungguh kehabisan akal karena kalah wibawa dan pengaruh dengan Yesus. Yesus dielu-elukan oleh masyarakat banyak dan pada akhirnya berbalik mengikuti desakan pemuka agama untuk mengadili dan membunuh Yesus.

Contemplasi:

Ujung ketidaktahuan dan salah sambung dengan misteri agung jati diri Yesus, membuat orang-orang Yahudi menyimpulkan, bahwa Yesus kerasukan setan. Bahkan lebih dari kata, mereka mengambil batu untuk melempari Dia. Kadangkala hidup dan sikap kita tidak jauh berbeda dari sikap orang-orang Yahudi.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved