Berita Flores Timur
Kisah Lima Bidan Asal Solor Flores Timur NTT Selamatkan Nyawa Ibu Melahirkan di Tengah Laut
kelima bidan sempat dibuat cemas karena bayi berjenis kelamin perempuan dengan berat badan 2,2 kilogram itu tak mengeluarkan suara
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Nyawa Maria Ose Herin berhasil selamat berkat lima bidan yang mendampinginya dalam proses melahirkan darurat di tengah laut Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 19 Maret 2024.
Saat itu, Maria Ose Herin yang difasilitasi 2H2 Center Dinas Kesehatan Flores Timur hendak dirujuk dari Puskesmas Ritaebang ke RSUD dr. Hendrikus Fernandez Larantuka.
Tak disangka, perjalanan terjeda jarak puluhan kilometer dari Desa Titehena, Kecamatan Solor Barat dan harus menyeberang dengan Kapal Motor (KM) Basa Rsya memaksa perempuan 18 tahun itu untuk melahirkan darurat.
Mulanya bidan Puskesmas Ritaebang, Lusia Surat Bolen (40), mengusap badan Maria Ose Herin yang kram dan kejang. Keluhan sakit di tengah laut itu ternyata badan bayi sudah mulai terlihat.
Baca juga: Sekpol PP Flores Timur Potensi Tersangka Kasus Penganiayaan Siswa Pakai Sajam
"Ibu, ibu, saya sudah tidak bisa," kata Lusia, menceritakan kembali kata-kata Maria Ose Herin yang merintih kesakitan di dalam kapal.
Karena badan bayi semakin terlihat, Lusia bersama empat bidan lainnya, Yasinta Lewar (47), Ramadiana Yusuf (34), Tekliana Rostin Mangge (29), dan Posentina Masandai Herin (27) lantas mengambil tindakan cepat.
Berhasil partus normal, kelima bidan sempat dibuat cemas karena bayi berjenis kelamin perempuan dengan berat badan 2,2 kilogram itu tak mengeluarkan suara tangisan dan badannya tampak biru.
"Mau tidak mau harus selamatkan. Bayinya sempat tidak menangis, kulitnya warna biru, tapi tetap berusaha semampu kami sampai bayinya menangis," cerita Yasinta Lewar, bidan senior Puskesmas Ritaebang.
Yasinta menerangkan, saat merujuk pasien bersalin, bidan selalu membawa tas berisi set perlengkapan pertolongan bersalin. Sebab kondisi genting bisa terjadi kapan saja dan di tempat yang tak terduga.
Kelima bidan mengaku legah karena ibu dan bayi berhasil selamat meski Maria Ose Herin memiliki riwayat sakit dan bayinya kelainan letak bokong dan kaki.
"Melahirkan pas di Tanjung Gemuk. Puji tuhan ibunya tidak ada masalah, bayinya juga selamat," ujarnya.
Perjuangan kelima bidan itu disaksikan anak buah kapal (ABK) dan penumpang KM Basa Rsya. Persalinan darurat berlangsung di dek bawah. Di dana terdapat sejumlah sepeda motor dan barang penumpang.
Bidan desa Titehena, Posentina Masandai Herin, menyebutkan penumpang kapal cukup banyak. Mereka ikut menyaksikan proses persalinan Maria Ose Herin yang dramatis itu.
"Mereka mungkin penasaran dan terkejut lihat pasien bersalin dalam kapal. Ini pengalaman pertama selama saya bertugas," ungkapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.