Berita Timor Tengah Utara
Respon BPBD Kabupaten TTU Soal Bencana Tanah Longsor di Desa Kiuola
Primus mengakui bahwa, bencana longsor yang terjadi di Desa Kiuola tahun 2024 ini lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya.
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Timor Tengah Utara, Tarsisius Sasi angkat bicara perihal bencana tanah longsor yang menimpa wilayah Desa Kiuola, Kecamatan Noemuti, Kabupaten TTU, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dikatakan Tarsisius, BPBD Kabupaten TTU dihubungi oleh beberapa kepala desa perihal bencana alam yang menimpa wilayah mereka akibat cuaca ekstrem.
Ia menuturkan, dirinya sempat turun ke lokasi longsor di tepi kali Desa Kiuola. BPBD Kabupaten TTU kemudian berkoordinasi dengan pihak Dinas PUPR Kabupaten TTU.
"Katanya ada lima rumah yang dilanda longsor,"ujarnya saat diwawancarai, POS-KUPANG.COM, Sabtu, 16 Maret 2024.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten TTU telah mengutus tim dan mengukur lokasi longsor tersebut. Hal ini dilakukan untuk menindaklanjuti proses penelaahan terhadap bencana yang dialami warga itu.
Baca juga: Pengakuan Pelaku Pembuangan Bayi di TTU: Hamil Gegara Hubungan Terlarang dengan Pria Lain
Ia mengimbau kepada masyarakat agar waspada terhadap cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Kabupaten TTU ini.
"Apabila ada bencana yang terjadi, ditangani dengan nilai lokal yakni nilai gotong-royong. Sambil kemudian kita turun ke lapangan untuk mendapatkan data investigasi,"ucapnya.
Sebelumnya diberitakan,, bencana tanah longsor melanda wilayah Desa Kiuola, Kecamatan Noemuti, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Kamis, 14 Maret 2024, Kepala Desa Kiuola, Primus Rusae mengatakan, sebelum bencana longsor tersebut jarak antar bantaran kali dan jalan sepanjang 22 meter. Pasca peristiwa longsor tersebut, jarak antara pinggir kali jalan sekitar 15 meter.
Sedangkan, jarak antara lokasi longsor ke rumah warga sekitar 3 meter. Panjang bantaran kali yang mana terdapat pemukiman warga dan sering terjadi longsor yakni 1 kilometer. Sebanyak 9 kepala keluarga berdomisili sekitar 500 meter dari titik longsor saat ini.
Primus mengakui bahwa, bencana longsor yang terjadi di Desa Kiuola tahun 2024 ini lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya.
Ia berharap, Pemerintah Kabupaten TTU memberikan tanggapan serius terhadap kondisi yang dialami warga Desa Kiuola ini. Mereka juga meminta untuk dibangun bronjong di bantaran kali tersebut.
Baca juga: Kadin Kabupaten TTU Dorong Kalangan Pengusaha Bertarung dalam Pilkada 2024
Apabila tidak dibangun bronjong maka, tanah longsor akan terus terjadi di wilayah tersebut dan mengancam 9 kepala keluarga yang berdomisili di bantaran kali itu.
Dikatakan Primus, apabila bronjong tidak bisa dibangun maka, wilayah aliran air kali tersebut bisa dikeruk untuk dialihkan ke bagian tengah lagi. Hal ini bertujuan agar aliran air tidak menggerus bantaran kali yang rentan longsor.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.