Berita NTT

Mengenal Serangga Pengurai Sampah Organik Black Soldier Fly dan Potensi Pakan Alternatif Unggas

Larva dapat memakan berbagai bahan organik,  beradaptasi dengan makanan dengan kandungan nutrisi yang berbeda. 

|
Penulis: Rosalina Woso | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-BIOLOGI UNDANA KUPANG
Siklus Hidup Black Soldier Fly 

Protein dan energi merupakan dua komponen nutrisi yang sangat penting dalam menentukan pertumbuhan suatu ternak. Protein diperlukan untuk pembentukan dan perbaikan jaringan tubuh, sedangkan energi dibutuhkan untuk fungsi tubuh secara keseluruhan.

Imbangan yang tepat antara protein dan energi dalam suatu formula ransum tidak hanya akan meningktkan efisiensi penggunaan ransum tersebut tapi juga dapat menekan biaya penyediaan ransum.

Dari aspek bahan baku ransum dalam hubungannya dengan upaya menekan biaya penyediaan ransum, maka penggunaan bahan baku yang relative murah, mudah diperoleh, tidak bersaing dengan manusia dan bergizi tinggi merupakan alternative cara yang dapat ditempuh.

Alternatif cara ini dapat dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan yang berasal dari limbah pertanian atau insekta. Menurut Van Huis (2013), protein yang bersumber dari insekta lebih ekonomis, bersifat ramah lingkungan dan mempunyai peran yang penting secara alamiah.

Insekta dapat diproduksi secara massal dan memiliki efisiensi konversi ransum yang tinggi. Selain itu budidaya insekta dapat mengurangi limbah organik yang berpotensi mencemari lingkungan (Li, dkk. 2011).

Valdkamp, dkk. (2012) menyatakan bahwa keuntungan penggunaan insekta sebagai sumber protein dalam ransum adalah tidak berkompetisi dengan manusia.

Salah satu jenis insekta yang telah banyak diteliti sebagai sumber protein dalam ransum adalah Balck soldier fly (BSF).

Kelebihan dalam penggunaan BSF ini adalah memiliki kandunga protein yang tinggi yaitu 40-50 persen dengan kandungan lemak berkisar 29-32 persen (Bosch, dkk. 2014).

Tepung larva BSF telah terbukti dapat dijadikan pakan alternative untuk ternak ayam broiler (Schiavone, dkk. 2017; Rambet, dkk. 2016; Dahiru, dkk. 2016; De Marco, dkk. 2015), ikan Jian carp (Li, dkk. 2016); puyuh (Cullere, dkk. 2016; Widiastuti, dkk. 2014; Newton, dkk. 2005).

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved