Berita NTT

Dampak El Nino, Luas Tanam di NTT Belum Capai Target

Secara nasional, rencana tanam khusus jenis padi harus mencapai 2 juta hektar. Sementara, hingga bulan Februari 2024, baru 1,2 juta hektar

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
Sekretaris Dinas Pertanian NTT Joaz Umbu Wanda saat diwawancarai wartawan. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Luas tanam sektor pertanian di NTT belum mencapai target, dampak dari El Nino.

Secara nasional, rencana tanam khusus jenis padi harus mencapai 2 juta hektar. Sementara, hingga bulan Februari 2024, baru 1,2 juta hektar yang ditanami. 

Sementara, untuk jenis tanaman jagung dari target 550 ribu hektar, baru tercapai 276 ribu hektar. Kemudian di NTT, luas tanam padi ditargetkan 41 ribu hektar dan baru terealisasi 27 hektar. 

Tanaman jagung, dari 31 ribu hektar dan baru terealisasi 17 ribu lebih. Jumlah ini masih tergolong kecil. Data yang merupakan periode tanam Oktober hingga maret. 

"Hanya 50 persen lebih. Karena El Nino yang panjang," kata Sekretaris Dinas Pertanian NTT Joaz Umbu Wanda, Senin (4/3/2024). 

Dampak lain dari El Nino juga berujung ke gagal panen, terutama bagi petani yang sudah terlanjur melakukan penanaman. Joaz Wanda mengaku, kondisi ini tidak bisa terhindar karena fenomena cuaca. 

Namun begitu, pihaknya tetap optimis dengan persediaan bahan pangan lewat impor beras yang dilakukan pemerintah pusat. 

Tahun 2023, menurut Joaz Wanda, NTT masuk dalam 10 besar daerah secara nasional yang berkontribusi pada ketersediaan beras. Data itu dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 lalu. 

Luas panen di tahun 2023 sebesar 184 ribu hektar atau meningkat 0,88 persen dari tahun sebelumnya. Dari sisi produksi gabah kering giling 786 ribu ton atau naik 1,42 persen dibanding tahun sebelum. 

"Konsumsi pangan kita di NTT tahun 2023 mencapai 49 ribu ton atau naik 1,4 persen. Karena apa, tahun 2023 itu curah hujan bagus, dan petani menanam baik. 2024 memang kita turun," ujarnya.

Prakiraan BMKG, kata dia, hujan akan terjadi lagi di akhir Maret hingga awal April 2024. Itu juga tidak merata dengan intensitas yang cukup kecil. Menurut dia, kondisi ini jelas akan berdampak ke jumlah lahan yang ditanam atau produksi hingga produktivitas lahan. 

Baca juga: Lahan Food Estate di Sumba Tengah Diperluas

Harusnya panen padi dan jagung bisa dilakukan di bulan Maret. Namun, sejauh ini belum terjadi. Dinas Pertanian NTT meminta masyarakat untuk mengganti tanaman alternatif seperti holtikultura maupun kacang-kacangan. 

Koordinator Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi NTT, Alpin Palute saat rapat bersama kelompok kerja kekeringan Provinsi NTT menyatakan bahwa El Nino bakal terjadi hingga April 2024 mendatang.

Menurut Alpin, dampak El Nino saat ini menyebabkan curah hujan di wilayah NTT di bawah normal, ia meminta agar BPBD kabupaten/kota hingga Provinsi secepatnya mengkaji dan menetapkan NTT sebagai daerah yang alami kekeringan luar biasa. 

"Ya bisa dikategorikan sedang mengalami kejadian luar biasa kekeringan. Sebab hujan di NTT sudah di bawah normal dan tidak seperti biasanya," kata dia. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved