Breaking News

Berita NTT

Lahan Food Estate di Sumba Tengah Diperluas

Dari lima zona awalnya hanya 5 ribu hektar, lalu bertambah 10 ribu. 8 zona itu dibagi 5 ribu lebih untuk tanaman padi dan sisanya untuk tanaman jagung

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO-Humas Polda NTT
Presiden RI, Ir. Joko Widodo saat mininjau langsung kawasan Lumbung Pangan (Food Estate) di Kecamatan Katikutana Selatan, Kabupaten Sumba Tengah, Selasa (23/2/2021). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi 

POS-KUPANG.COM, KUPANG-  Lahan food estate di Kabupaten Sumba Tengah, NTT kini diperluas. 

Hal ini diungkap Sekretaris Dinas Pertanian NTT, Joaz Umbu Wanda, Senin (4/3/2024). Menurutnya, selama ini hanya ada 5 zona yang membentuk kawasan food estate.

Kini ada pengembangan hingga 8 zona. Biasanya produksi gabah kering di lokasi food estate 1-2 ton. Hadirnya program food estate justru meningkat 3-4 ton dalam setahun. 

"Dulu kan 5 zona, kini 8 zona," kata Sekretaris Dinas Pertanian NTT, Joaz Umbu Wanda, Senin (4/3/2024). 

Dari lima zona awalnya hanya 5 ribu hektar, lalu bertambah 10 ribu. 8 zona itu dibagi 5 ribu lebih untuk tanaman padi dan sisanya untuk tanaman jagung. 

Menurut Joaz Umbu Wanda, setelah ada pengembangan itu, pemerintah pusat menyerahkan pengelolaan kawasan food estate ke Pemprov NTT dan Pemkab Sumba Tengah

"Produksi (padi dan jagung) tahun lalu, itu 4-5 ton per hektar," tambah dia. 

Namun begitu, akibat kondisi cuaca yang sedang bergejolak, produktif padi dan jagung di food estate harus terkendala. Apalagi tempat itu merupakan lahan tadah hujan atau tanpa irigasi. 

Dinas Pertanian NTT mengklaim, adanya food estate memberi dampak yang cukup baik. Musim tanam hingga panen kini dilakukan secara serentak. Berbeda dengan sebelumnya yang dilakukan secara bertahap. 

Sisi lain, hasil produksi tanaman imbas positif dari food estate membantu peningkatan ekonomi bagi masyarakat setempat. Kondisi itu, kata Joaz Umbu Wanda, terlihat di tahun 2023 lalu. Banyak petani yang terbantu dengan food estate

Akibat cuaca seperti El Nino, kini petani diminta untuk melakukan penanaman dengan jenis tanaman holtikultura. Tanaman jenis ini menjadi alternatif karena kurang menyerap air. 

Baca juga: 148 Hektare Lahan Food Estate di Kabupaten Belu Ditanam Jagung 

Ia mengaku, pihaknya akan tetap membantu para petani secara keseluruhan di NTT. Saat ini, dinas pertanian sedang meminta pemkab di NTT untuk melakukan pendataan lahan yang bisa dilakukan panen dalam waktu dekat. 

Tujuannya untuk agar pemerintah bisa melihat kendala dan jumlah produksi yang didapat. Kebijakan akan dikeluarkan berbasis data yang diperoleh dari lapangan. 

Beberapa waktu lalu, ekonom regional Dr Fritz Fanggidae menyinggung juga tentang pembangunan food estate di NTT. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved