Liputan Khusus

Lipsus - Tujuh Pelaksana Pemilu di NTT Meninggal Dunia Selama Pemungutan Suara

Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi NTT, Jemris Fointuna menyebut tujuh pelaksana Pemilu itu  meninggal dunia selama proses pemungutan suara.

|
Editor: Ryan Nong
POS KUPANG/ISTIMEWA
Keluarga menangisi jenazah Aloysius Demo (57), ketua Panitia Pemungut Suara (PPS) Desa Golo Nderu, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur (Matim). 

Sementara itu, Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Polycarpus Tadja, dilarikan ke Puskesmas Watubaing, Jumat pagi.

"Ketua PPK masuk puskesmas tadi pagi karena kelelahan, saat ini dirawat disana," kata Ketua Panwaslu Kecamatan Talibura, Damsik Raja Ado Pehan.

Meski demikian, rapat pleno rekapitulasi tingkat Kecamatan Talibura tatap dilanjutkan dan dipimpin anggota PPK kecamatan Talibura.

Sebelumnya, Ketua PPK Kecamatan Talibura Polycarpus Tadja, memimpin rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara suara dari pagi hingga larut malam bahkan sampai dini hari. Mereka sudah kelelahan namun harus tetap bekerja untuk mempertanggungjawabkan proses rekapitulasi penghitungan suara pemilihan umum.

"Walaupun bekerja sampai dengan larut malam namun kegiatan terus berjalan ini sudah masuk hari keempat. Sama seperti hari H Pemilu, para rapat pleno rekapitulasi pemilu, petugas KPPS pun harus bekerja dari pagi hingga dini hari. Hari pertama kami bekerja dari pagi hingga jam 04:00 subuh begitupun dengan hari berikutnya," jelasnya.

Hingga Jumat malam, Ketua PPK Talibura, Polycarpus masih dirawat intensif di Puskesmas Watubaing. Dokter Puskesmas Watubaing, Servasius Suwaldus Situ menjelaskan, kondisi Polycarpus masih pusing karena kelelahan. Namun kondisi umum pasien masih baik dan kini membutuhkan istirahat. "Kondisi pasien masih pusing karena kecapean. Keadaan umum sih baik. Butuh istirahat saja, kami masih terus pantau kondisinya," ujarnya, Jumat malam.

 

Santunan Kematian

Pada Jumat siang, KPU Belu menyerahkan santunan kematian sebesar Rp 46 juta, kepada ahli waris almarhum Antonio Silva Maia, anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal saat melaksanakan tugasnya 14 Februari 2024 lalu.

Santunan tersebut diserahkan secara langsung oleh Ketua KPU Kabupaten Belu, Yohanes Seven Ata Palla, didampingi oleh beberapa komisioner dan staf, kepada Celina da Silva, istri alm Antonio, di Desa Bauho, Kecamatan Tasifeto Timur.

"Santunan ini merupakan bentuk kepedulian dan tali kasih KPU terhadap keluarga yang ditinggalkan oleh almarhum Antonio. Santunan tidak hanya diberikan kepada yang meninggal, tetapi juga kepada mereka yang sakit dan dirawat di rumah sakit, meskipun nilainya tidak seberapa," kata Ketua KPU Kabupaten Belu, Yohanes Seven Ata Palla

Santunan untuk yang meninggal dunia sebesar Rp 46 juta, luka berat Rp 20 juta dan yang luka ringan maupun rawat inap itu Rp 2 juta," tambahnya.

Hingga kini masih terus didata KPPS yang menjalani perawatan medis setelah melaksanakan tugasnya.

"Yang sudah terdata itu ada 17 orang, satu meninggal, satu luka berat (Kecelakaan,red) dan 15 orang rawat inap, semuanya sudah kembali ke rumah masing-masing," ujar Seven.

 

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved