Kabar Artis
Hotman Paris Dengar Curhat Keluarga Santri Tewas Dianiaya,Sang Pengacara Menyapa Kapolda Jatim
Hotman Paris kembali akan mendapingi pihak keluraga yang tidak mampu usai mendapat curhat dari pihak keluarga santri yang tewas diduga dianiaya senior
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
POS KUPANG.COM -- Hotman Paris kembali akan mendapingi pihak keluraga yang tidak mampu usai mendapat curhat dari pihak keluarga santri yang tewas diduga dianiaya senior di ponpes
Dan, tanpa basa basi, sang pengcara kondang yang juga suami Agustiane Marbun itu langsung menyapa Kapolda Jawa Timur dan Kapolres Kediris
Keluarga korban dari santri asal Banyuwangi yang meninggal diduga dianaiaya seniornya, meminta bantuan hukum kepada pengacara kondang Hotman Paris Hutapea.
Permintaan bantuan hukum itu disampaikan oleh Suyanti (38) Ibu kandung korban, melalui sebuah video pendek. Video tersebut langsung menyebar di media sosial.
Bahkan akun Instagram resmi Hotman Paris juga sempat mengunggah postingan video dari orangtua santri bernama Bintang Balqis Maulana (14) itu.
Baca juga: Hotman Paris Minta Kapolres Kediri Tahan Semua yang Terlibat Buntut Santri Tewas di Ponpes
Dalam video, Suyanti menyampaikan permohonan bantuan untuk mendampingi mereka dalam menuntut keadilan yang menimpa anaknya.
"Assalamualaikum. Selamat malam bapak Hotman Paris, saya ibunya Bintang Balqis Maulana, korban pengeroyokan di pondok pesantren hingga mengakibatkan anak saya meninggal dunia," ujar Suyanti dalam video.
Perempuan asal Kecamatan Glenmore itu juga meminta tolong kepada Hotman Paris untuk dapat mengungkap kasus yang menimpa anaknya tersebut sampai benar-benar tuntas.
"Tolong saya supaya diusut tuntas, supaya mendapatkan keadilan anak saya. Karena pihak Pondok tidak ada menghubungi saya. Tidak ada kata minta maaf sama sekali, hanya melewati kakak saya," ujar Suyanti.
Mia Nur Khasanah (22) kakak kandung korban, juga meminta kepada aparat penegak hukum untuk dapat mengungkap kasus yang menimpa adiknya tersebut secara terang-benderang.
"Ada luka lebam di sekujur tubuh. Ditambah luka seperti jeratan leher. Apalagi di hidungnya juga terlihat patah. Ini sudah pasti bukan jatuh dari kamar mandi, tapi dianiaya," kata Mia, Selasa (27/2/2024).
Menurut Mia penyebab kematian adik tercintanya itu juga mencurigakan. Mia melihat ada satu luka di dada seperti berlubang, yang membuat dirinya semakin yakin Bintang meninggal dunia bukan karena jatuh dari kamar mandi.
Baca juga: Hotman Paris Promosi Villa di Bali, Netizen Minta Pengacara Bangun Penginapan Mewah di Lombok
"Kami mohon diusut dengan tuntas dan minta keadilan adik saya," ungkap Mia. Permintaan keluarga korban itu juga langsung direspons oleh pengacara Hotman Paris.
Melalui akun Instagramnya, Hotman mengaku akan membantu mengawal kasus ini. Dia menyatakan akan menerjunkan tim untuk membantu proses hukum keluarga Bintang Balqis Maulana yang meninggal dunia secara tak wajar itu.
"Ya Ibu! Tim Hotman 911 (@ zaskiadhea_ ) akan segera meluncur ke kediri! Halo Kapolres Kediri gimana ini??? (Anaknya menjadi korban penganiayaan hingga meninggal, di salah satu Pondok Pesantren di Kediri.
Tapi pihak Pondok Pesantren terkesan tdk peduli tdk bertanggungjawab dan tdk menghubungi ibu korban? Apa benar begini???) Ayok siapa aja pengacara di kediri bisa gabung utk kasus ini di Hotman 911," tulis Hotman di akun pribadinya.
Hotman bahkan meminta kepada Kapolda Jawa Timur, Irjen Imam Sugianto untuk turun tangan dan menangkap para pelaku yang terlibat dalam penghilangan nyawa Bintang Balqis Maulana.
Baca juga: Hotman Paris Ingatkan Masyarakat Soal Penasehat Hukum, Suami Agustianne Sentil Pengacara Mantan Napi
"Halo Kapolda Jatim dan Kapolres Kediri !! Tangkap pelakunya!," ungkap Hotman pada akun Instagramnya.
Tewas Sebelumnya diberitakan, seorang santri asal Kabupaten Banyuwangi meninggal dunia saat belajar di sebuah pondok pesantren di Kota Kediri, pada Jumat (23/2/2024)
Pihak keluarga yang berada di Kecamatan Glenmore, Banyuwangi kaget, usai mengetahui jasad korban dalam kondisi mengenaskan.
Sebelumnya pihak keluarga hanya memperoleh informasi bahwa korban meninggal karena terpeleset.
Namun ditemukan luka jeratan sampai sundutan rokok di tubuh korban. Karena curiga, mereka lalu melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Glenmore untuk mengetahui penyebab kematian korban. Polisi saat ini telah menetapkan empat senior korban sebagai tersangka.

Polisi Tetapkan 4 Tersangka
Penyebab kematian seorang santri berinisial BBM (14) asal Banyuwangi, Jawa Timur, yang meninggal di Pesantren Al Hanifiyah, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Jumat (23/2/2024), akhirnya terungkap.
Dari penyelidikan polisi, kematian korban dikarenakan aksi pengeroyokan yang dilakukan oleh rekan-rekan sesama santri.
Kepala Kepolisian Resor (Polres) Kediri Kota Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Bramastyo Priaji mengungkapkan, peristiwa penganiayaan itu terjadi di lingkungan pesantren dan dilakukan oleh empat orang santri.
"Empat orang kita tetapkan sebagai tersangka dan kita laksanakan penahanan lebih lanjut,” ujar Bramastyo di hadapan awak media, Senin (26/2/2024).
Keempat tersangka itu adalah MN (18) seorang pelajar kelas 11 asal Sidoarjo, MA (18) pelajar kelas 12 asal Nganjuk, AF (16) asal Denpasar, serta AK (17) asal Kota Surabaya.
Baca juga: Hotman Paris Turun Tangan Bantu Keluarga Santri di Kediri Tewas Diduga Dianiaya di Pondok Pesantren
Kapolres menambahkan, pengungkapan itu setelah ada laporan dari pihak keluarga korban ke Polsek Glenmore, Banyuwangi, pada 24 Februari, diikuti koordinasi ke Polres Kediri Kota.
Dari koordinasi itu, pihaknya lantas melakukan olah tempat kejadian perkara di Kediri dan pemeriksaan para saksi, hingga kemudian menetapkan status tersangka pada keempat orang pada 25 Februari.
Adapun motif para tersangka, kata Kapolres, adalah karena terjadinya suatu kesalahpahaman sehingga tersangka menganiaya korbannya.
“Tapi itu masih kita dalami lebih lanjut,” katanya. Begitu pula dengan perihal kabar adanya luka bekas sundutan rokok, menurutnya masih terus dilakukan pendalaman karena penyidikan masih terus berlanjut.
“Kita juga masih dalami keterangan saksi-saksi, termasuk saksi dokter yang menerima jenazah di Banyuwangi,” pungkas Kapolres.
Adapun pihak Pesantren Al Hanifiyah mengaku tidak mengetahui adanya penganiayaan itu. Sebab laporan yang diterima dari pengurus karena jatuh terpeleset di kamar mandi.
Baca juga: Hotman Paris Unkap Hati-hati Pilih Penasehat Hukum Karena ada Pengacara Mantan Napi, Sindir Siapa?
"Saya dikabari (kondisi) sudah meninggal. Dapat laporan itu karena jatuh terpeleset di kamar mandi,” ujar Fatihunada, pengasuh pesantren Al Hanifiyah di hadapan para awak media, Senin (26/2/2024).
Gus Fatih menambahkan, usai menerima kabar salah satu santrinya meninggal dunia, Jumat (23/2/2024), dirinya segera bantu mengupayakan pemulangan jenazah ke Banyuwangi.
Bahkan, dirinya juga turut serta mendampingi pemulangan itu bersama sejumlah pengurus lainnya. Hingga saat itu pun, menurutnya, dirinya tidak menyangka santrinya itu adalah korban penganiayaan.
"(perihal penganiayaan) tidak tahu sama sekali. Jadi di luar prediksi saya dugaan semacam itu. Lawong dari awal bilangnya terpeleset,” lanjutnya.
Pihaknya pun menyerahkan penanganan kasus tersebut kepada kepolisian. Sebelumnya diberitakan, seorang santri asal Banyuwangi meninggal dunia saat belajar di pesantren di Kediri. Pihak keluarga yang memeriksa jenazah curiga dengan kondisi jenazah lalu melaporkan hal itu kepada polisi.
Baca berita lain di Pos Kupang.com KLIK >>> GOOGLE.NEWS
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.