Berita Nasional
Harga Bahan Pokok Penting Melejit Jelang Ramadhan
IKAPPI menyampaikan kenaikan harga bahan pokok penting tidak hanya terkonsenterasi ke tiga komoditas beras, cabai merah, dan minyak goreng.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia ( IKAPPI ) Reynaldi Sarijowan menyampaikan kenaikan harga bahan pokok penting tidak hanya terkonsenterasi ke tiga komoditas beras, cabai merah, dan minyak goreng.
Reynaldi mencatat kenaikan harga ayam ras juga sudah mulai terjadi di sejumlah daerah karena tingginya permintaan pasar.
Hal ini sejalan dengan situasi Indonesia yang akan memasuki bulan suci Ramadhan 2024.
“Ayam ras baik kecil maupun beras juga sudah melonjak harganya di kisaran Rp 40 ribu - Rp 41 ribu per kilogram, begitupun telur ayam yang masih sangat besar potensi kenaikan,” katanya kepada Tribun Network, Selasa (27/2/2024).
Harga telur ayam IKAPPI terakhir kali memantau sudah di harga Rp 27 ribu per kilogram.
Namun yang terbaru berdasarkan laporan anggota di daerah sudah menyentuh Rp 29,5 ribu per kilogram.
Menurutnya, ayam ras dan telur ayam termasuk komoditas yang selalu naik di situasi tertentu.
”Menghadapi lonjakan harga ini pedagang akan berupaya semaksimalkan mungkin untuk memasok kebutuhan rumah tangga dan masyarakat pada umumnya,” ungkap Reynaldi.
Kepastian stok ini untuk memastikan perputaran barang terus terjadi meskipun omzetnya perlahan mulai tergerus.
Baca juga: Pemkab Belu Gelar Gerakan Pangan Murah untuk Jaga Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan
“Perhitungan kami keuntungan pedagang sudah turun 45 sampai 50 persen dampak kenaikan harga,” imbuhnya.
IKAPPI berharap pemerintah dapat terus mendukung suplai bahan pokok penting ke pasar-pasar tradisional dan juga ke retail khusus untuk beras.
“Poinnya guyuran stok bahan pokok dari pemerintah ke hilir mutlak diperlukan sebagai antisipasi harga tidak kembali melonjak lebih tinggi,” tukasnya.
Tanpa dukungan pemerintah untuk membanjiri pasar tradisional dan ritel niscaya harga bapokting bisa terkendali.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, harga beras yang selama ini masih tinggi akan mengalami koreksi sejalan dengan penurunan harga gabah di tingkat penggiling.
Sebab menurut Arief, patokan harga beras itu biasanya dua kali lipat dari harga gabah di tingkat penggilingan.
Untuk itu, harga gabah yang menyentuh Rp 7.100 per kilogram ini diharapkan bakal menurunkan harga beras di pasar.
"Biasanya kalau harga beras itu apa kata harga gabah jadi secara mudahnya dua kali gitu. Kalau harga gabah Rp 8.000 maka harga gabah akan Rp 16.000," kata Arief kepada wartawan, Selasa (27/2/2024).
"Kita harapkan dengan harga gabah yang sudah Rp 7.000 itu artinya bisa mengkoreksi harga beras yang ada di pasar," imbuhnya.
Sejalan dengan itu, Arief bilang bahwa pihaknya juga telah menyalurkan beras di pasar ritel modern dan pasar tradisional.
Baca juga: Respon Kenaikan Harga Beras, Satgas Pangan Polda NTT Sidak Pasar Tradisional di Kupang
Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi stok kebutuhan konsumsi beras di kalangan masyarakat.
"Ritel modern kemudian pasar tradisional terus menerus kita isi karena memang kita perlu waktu untuk meng convert 50 Kg ke 5 Kg dan distribusikan. Tapi saya pastikan bahwa stok ini cukup sampai dengan lebaran," jelas dia.
"Bahkan untuk beberapa wilayah mengalami panen daerah Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Demak itu panen. Sumatera Selatan, Blitar itu panen," imbuhnya.
Di sisi lain, Arief mengatakan harga beras di bahwa Rp 13.000 per Kg itu hasil daripada intervensi dari pemerintah untuk menstabilkan harga beras di pasaran.
"Jadi kalau melihat harga beras yg hari ini harganya dibawah 13000 itu adalah beras intervensi dari pemerintah. Karena enggak mungkin penggiling padi bisa memproduksi beras dengan harga dibawah itu, tanpa bantuan beras Bulog untuk lakukan intervensi," ungkapnya.
Adapun berdasarkan Panel Harga Rata-rata Nasional Bapanas, harga Gabak Kering Panen (GKP) per (27/2) naik 0,42 persen menjadi Rp 7.140 per Kg.
Sedangkan GKP di tingkat penggilingan Rp 7.490 per Kg.
Sementara Gabah Kering Giling (GKG) naik 12 persen menjadi Rp 8.310 per Kg.
Kenaikan Wajar
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menilai wajar harga bahan pokok naik menjelang bulan Ramadan.
Zulhas, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa kenaikan harga bahan pokok menjelang bulan Ramadan dan Lebaran berhubungan dengan lonjakan permintaan.
"Harga biasanya kalau mau lebaran ya itu ada kenaikan. Sekali lagi hubungannya dengan permintaan yang melonjak. Biasanya itu ada (kenaikan)," katanya usai meninjau bahan pokok di Pasar SS Klender, Cakung, Jakarta Timur.
Baca juga: Harga Beras Terus Merangkak Naik, Sri Mulyani Khawatir Inflasi Ikut Terkerek
Ia menekankan, meski harganya tinggi, hal terpenting adalah persediaan dari bahan pokok tersebut tetap ada.
"Yang paling penting barangnya ada. Telurnya ada, ayamnya ada, cabainya ada. Ya sembakonya lengkap. Itu yang paling penting," ujar Zulhas.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu kemudian mengungkap ada telur ayam yang harganya sedang naik.
Zulhas menyebut biasanya harga telur ayam Rp 29 ribu per kilogram (kg), tetapi saat ini Rp 32 ribu per kg.
Menurut dia, harga telur ayam naik karena harga jagung pakannya sedang mengalami kenaikan.
"Memang harga pakan jagung kan naik ya. Kalau itu terus berlanjut, seperti yang lalu-lalu, harga jagung itu kan disubsidi Rp1.000 ya per kilo, sehingga pakannya bisa terkendali lagi harganya," kata Zulhas.
"Nah, nanti kita akan rapat habis ini, makanya saya ke pasar (setelah itu) akan rapat dipimpin presiden langsung," lanjutnya.
Sebagai informasi, sejumlah bahan pokok hari ini mengalami kenaikan harga. Rata-rata harga komoditas secara nasional banyak yang naik.
Mengutip data panel harga Badan Pangan Nasional pada Senin (26/2/2024), harga beras premium naik Rp 70, menjadi Rp 16.370 per kilogram (kg).
Beras medium juga mengalami kenaikan, di mana hari ini per kilogramnya naik Rp 50, menjadi Rp 14.300 per kg. (tribun network/reynas abdila)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.