Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 23 Februari 2024 Berjudul  Pergilah Berdamai dengan Saudaramu

Keadaan atau situasi yang damai itulah yang menjadi tolak ukur seseorang akan mengalami bahagia atau tidak karena damai selalu punya hubungan

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/HO
Bruder Pio Hayon SVD menulis Renungan Harian Katolik untuk Hari Jumat 23 Februari 2024 

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis Bruder Pio Hayon SVD mengangkat judul, Pergilah Berdamai dengan Saudaramu.

Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD Hari Biasa Jumat Prapaskah I merujuk pada Bacaan I: Yeh. 18: 21-28 dan Injil : Mat. 5: 20-26

Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis, Bruder Pio Hayon SVD hari ini.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Berdamai berasal dari kata damai. Itu sebuah kata sifat yang menjelaskan tentang sebuah keadaan tenang dan tak ada permusuhan atau perang.

Keadaan atau situasi yang damai itulah yang menjadi tolak ukur seseorang akan mengalami bahagia atau tidak karena damai selalu punya hubungan dengan hati.

Dan ketika kata damai menjadi berdamai maka itu sudah menjadi sebuah tindakan nyata untuk menghasilkan damai dari situasi tidak tenang menjadi tenang, dari bermusuhan menjadi sahabat, dari perang menjadi tenang.  

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pada hari ini, gereja masih memberikan kita permenungan yang mendalam dari bacaan-bacaan suci dengan topik yang masih sama yaitu pertobatan.

Dalam kitab nabi Yeheskiel menyampaikan firman Tuhan kepada bangsa Israel agar bertobat: “Jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapanKu, serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.”

Tuhan memang membenci dosa dan kejahatan tetapi bukan orangnya apalagi yang mau bertobat dan berpaling dari jalannya yang fasik lalu kembali berpegang pada jalan Tuhan. Allah mau menunjukkan belaskasihNya kepada umatNya Israel agar mereka mau bertobat.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 22 Februari 2024, Peringatan Pesta Tahta Santo Petrus

Dan sebaliknya jika orang benar tapi berbalik dari kebenarannya maka dia akan dihukum oleh Tuhan dan menjadi mati. Dalam konteks ini, belas kasih Allah itu selalu besar dan pada saat yang sama berkeadilan sesuai kebenaranNya.

Untuk itu, kembali bertobat dan berpaling pada jalan Allah adalah jalan kebenaran yang Allah kehendaki bagi umatNya dan bagi kita, sebesar dan seberat apapun dosa dan kejahatan kita, Tuhan pasti akan tetap menerima kita asal kita bertobat dan berpaling kepada jalanNya.

Dan Yesus dalam kotbah di atas bukit itu memberi penegasan tentang pola baru yang ditunjukkan Yesus pada para muridNya. Dalam ajaranNya yang baru itu, Yesus mau memberi contoh perbuatan dan pola hidup yang salah dari orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang melakukan semua kegiatannya hanya untuk dilihat orang.

Yesus merubah cara pandang tentang hukum Taurat yang telah diturunkan Yahwe kepada umat Israel itu secara baru seperti contoh: “Jangan membunuh, siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: ‘Setiap oang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum.”

Yesus melihat secara baru konteks membunuh itu juga bukan hanya konteks membunuh fisik tetapi lebih dari tetapi pembunuhan karakter dengan kata-kata baik itu marah dan kata-kata kasar atau kekerasan verbal juga adalah sebuah pembunuhan karakter seseorang dan itu yang mau dilihat oleh Yesus agar orang tahu menempatkan hukum secara baru dalam hidup mereka.

Begitu juga Yesus melanjutkan tentang penggunaan kekerasan verbal seperti berkata kafir dan jahil harus diserahkan ke dalam neraka.

Dan pada bagian akhir Yesus memberi satu catatan penting yakni pertobatan dan perdamaian: “jika engkau mempersembahkan persembahan di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkan persembahan di depan mezbah itu dan pergi berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahan itu.”

Yesus juga melanjutkan tentang berdamai dengan lawan selama masih ada waktu sebelum dicebloskan ke dalam penjara. Bagi Yesus, ketenangan dan kedamaian hati akan sangat mempengaruhi hati dan hidup kita. Dan perdamaian batin itu bisa terjadi kalau ada pengampunan dan pertobatan yang sejati.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 22 Februari 2024, Pesta Takhta Santo Petrus Rasul

Karena pembebasan hati dan batin melalui pertobatan adalah jalan terbaik untuk masuk dalam kerajaan surga. Bagaimana dengan kita? Tuhan telah memberi kita kesempatan masa prapaskah ini agar kita mampu bertobat dan menjalani hidup yang benar di hadapan Allah.

Namun yang menjadi masalah adalah kita menganggap pertobatan itu hanya terjadi untuk kesalahan-kesalahan terbesar tetapi Yesus tekankan bukan hanya hal-hal besar seperti pelanggaran hukum saja tetapi hal-hal sederhana seperti kekerasan verbal dan yang diyakini kita lakukan tiap hari kita masih merasa itu biasa saja tetapi bagi Yesus itu sudah masuk dalam perbuatan pembunuhan karakter orang.

Maka marilah kita belajar untuk bertobat dengan hal-hal sederhana mulai dengan mengontrol kata-kata kita agar tidak sakiti apalagi menghakimi orang lain.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: kita semua pasti telah berbuat dosa lewat perbuatan dan perkataan kita.

Kedua, perlu juga memperhatikan hal sederhana yang kadang di luar kontrol kita yang membuat kita berdosa.

Ketiga pertobatan dan pengampunan adalah jalan terbaik masuk dalam kerajaan surga.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved