Liputan Khusus
Lipsus - 104 TPS di NTT Rawan, Pengamat: Tegakkan Azas Pemilu
sejauh ini proses distribusi logistik pemilu berjalan dan semua pihak berharap bisa sesuai target distribusi.
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pengamat Politik Undana Kupang, Yohanes Jimmy Nami dalam news analisys menyebut bahwa pada setiap perhelatan Pemilu atau Pilkada, daftar pemilih tetap (DPTI) seringkali menjadi masalah. Hal ini membutuhkan energi dan konsistensi untk melakukan pemutakhiran.
"Kita tentu tidak berharap persoalan DPT menjadi wacana sepanjang masa tiap kali meghadapi pemilu hanya karena inkonsistensi para pemangku kepentingan. Seperti Kemendagri dengan penyelenggara pemilu, yang kemudian berimbas pada tidak tersalurkannya hak politik warga," ungkap Jimmy Nami.
Untuk distribusi Logistik, kata dia, sejauh ini proses distribusi logistik pemilu berjalan dan semua pihak berharap bisa sesuai target distribusi. Selain itu, update terkait masalah logistik bisa terus difollowup untuk cepat tanggap solusinya.
Baca juga: Lipsus - Logistik Pemilu 2024 Sampai Tepat Waktu
Baca juga: Lipsus - Sebanyak 104 TPS Pemilu di NTT Rawan
"Melihat sebaran suara capres-cawapres di NTT hemat saya akan didominasi oleh pasangan 02 dan 03. Kenapa demikian karena memang preferensi politik masyarakat NTT lebih dekat pada kedua pasangan tersebut dan aktifitas politik kedua pasangan tersebut lebih nampak pada aktifitas publik masyarakat NTT," tambah dia.
"Saran saya demokrasi yang kuat hanya bisa dibangun melalui kontestasi, oleh karena itu ruang kontestasi harus dibentuk secara beradab," katanya lagi.
Ia menekankan bahwa Pemilu tentunya harus dipastikan sesuai dengan azas pemilu itu sendiri, jujur, adil, transparan, akuntabel.
"Untuk memastikan ini butuh kerja sama semua pihak, bukan hanya penyelenggara pemilu tapi seluruh komponen masyarakat untuk memastikan pemilu yang berkualitas," pungkas mantan aktivis itu.
TPS rawan
Sebelumnya Kepolisian Daerah (Polda) NTT mengidentifikasi sebanyak 104 tempat pemungutan suara atau TPS sebagai TPS dengan kategori rawan dalam pelaksanaan pemilihan umum atau Pemilu 2024. Hal ini diungkapkan Kapolda NTT, Irjen Pol Daniel Silitonga, Senin (12/2/2024).
Menurutnya, pemetaan terhadap wilayah rawan di 22 kabupaten/kota di NTT melibatkan berbagai pihak berkaca pada pengalaman sebelumnya.
"Misalnya kami petakan di seluruh wilayah di NTT itu ada 104 TPS yang dinyatakan sangat rawan," kata Irjen Pol Daniel Silitonga saat dialog di TVRI Kupang.
Dia merincikan, ratusan TPS itu terdiri dari, 42 TPS di Kabupaten Kupang, 16 TPS di Sumba Timur, 15 TPS di Rote Ndao, 4 TPS masing-masing di Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara. Selanjutnya, 5 TPS di Nagekeo, 5 TPS di Sumba Barat, 4 TPS di Sumba Barat Daya dan sisanya TPS yang tersebar di daerah lainnya.
Pemaparan yang disampaikan itu, merupakan data tahun 2022 lalu. Menurutnya, Polda NTT telah melakukan koordinasi dengan Bawaslu dan KPU. Data itu kemudian dipelajari kepolisian untuk menentukan kerawanan. Sebab, dalam tahun-tahun sebelumnya ada gangguan seperti ke petugas KPU, TPS maupun gangguan ke logistik Pemilu.
"Itu yang menjadi perhatian kami. Polanya tersendiri. Setelah kami pelajari, bahwa untuk TPS, satu TPS diamankan bersama dua anggota Polri dan empat Linmas bersama KPPS," ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.