Liputan Khusus
Lipsus - Syukuran Reba Ikada Kupang, Pengamat: Ekspresi Manusia Damai Sejahtera
syukuran Reba yang dilakukan oleh Ikatan Keluarga Ngada (IKADA) di GOR Oepoi Kupang tahun 2024 memperlihatkan sejumlah hal positif.
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pengamat Budaya, Dr. Watu Yohanes Vianey, M.Hum menyebut syukuran Reba yang dilakukan oleh Ikatan Keluarga Ngada (IKADA) di GOR Oepoi Kupang tahun 2024 memperlihatkan sejumlah hal positif.
Yang pertama, kata dia, ritus Reba Reti Siwa adalah salah satu tonggak peradaban orang Ngada.
Tujuannya, menegaskan finalitas kebudayaan pada umumnya, yaitu memanusiakan manusia sebagai pribadi sosial yang otonom (kita ata) memperindah alam sebagai manusia ekologis dan memuliakan Tuhan sebagai manusia yang religius.
Baca juga: Lipsus - Sedo Uwi Ramaikan Syukuran Reba Ikada Kupang
Kedua, ritus Reba Reti Siwa ini berkarakter Interkultural, sehingga bisa diinkulturasikan dalam ortodoksi, nyanyi, dan tarian liturgis Katolik dalam perayaan Ekaristi Kudus.
Ketiga, karena itu energi perayaan Reba sampai di wilayah diaspora, dengan selebrasi kemanusiaan, yang ekologis dan spiritual.
Dirinya menyebut dari sisi etika sosial dan politik, pemerintah pantas untuk mendukung kegiatan ini. Terutama sebagai jawaban terhadap panggilan konstitusi kebangsaan yang menjunjung tinggi realitas multikulturalitas bhineka tunggal Ika.
Apa yang dilakukan rejim Jokowi selama ini, kiranya tetap konsisten dalam kerangka memanusiakan manusia, memperindah ekosistem dan memuliakan Tuhan Yang Maha Sakral.
Sedo Uwi atau Nada dan Tarian Uwi dalam Reba Reti Siwa itu adalah ekspresi damai sejahtera dalam nada sukacita musikal dan sukacita tarian.
Damai sejahtera yang dialami itu sejatinya adalah implikasi hadirnya keadilan yang benar dan kebenaran yang adil. Moe Nio Dhoi Pali.
Dalam terang Cosmic Christ, sebagai Alfa dan Omega atau Al Awal dan Al Akhir (Why 1:8; Kol 1:15-17) Yesus Kristus dari Nazareth adalah Totum Christi, sedangkan Sili adalah Pars Christi.
Karena itulah fenomena Reba Reti Siwa adalah Preperatio Injili yang interkulturalitas. Teristimewa dalam Subritual Bura Su'a, yang membaharui jati diri dari setiap pribadi sosial yang terlibat di Sa'o Ngaza. Uwi Lebe Rae Sare Su'a Ga'e. (ary)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.