Berita Kota Kupang
Natalia Madiarti: Tantangan Memaksa Untuk Tumbuh dan Adaptif
Namun tantangan ini juga memaksanya untuk bertumbuh dan belajar beradaptasi dengan lingkungan, serta membuat network bertambah luas.
Penulis: Agustina Yulian Tasino Dhema | Editor: Oby Lewanmeru

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Sejak kuliah di STAN, rasa cinta akan negeri ini selalu digelorakan oleh para dosen atau pengajar, untuk menyiapkan para mahasiswa menjadi penjaga keuangan negara (Nagara Dana Rakca) di seluruh penjuru negeri.
“Lahir” di institusi muda kala itu Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) dan tumbuh bersama selama 2 (dua) dekade ini, dalam instansi yang mengupayakan profesionalisme dalam melayani. Sebagai bagian dari abdi negara di Kemenkeu, Natalia Madiarti termotivasi untuk memberikan karya yang terbaik bagi negeri ini dan bagi masyarakat, walau saya hanyalah bagian kecil dari begitu besarnya keluarga Kemenkeu.
"Saya percaya bahwa menyalakan lentera atau menjadi sebuah lilin kecil itu jauh lebih baik daripada mengutuki kegelapan, jadi saya berharap bisa menjadi terang di mana saya berbakti,"ungkap wanita kelahiran Yogyakarta 40 tahun silam ini.
Menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) pada 2001-2004 sekarang menjadi BLU PKN STAN. Awalnya hanya mencoba-coba Ujian Saringan Masuk (USM) STAN untuk berjaga-jaga jika tidak lulus UMPTN. Namun ternyata keduanya lulus, UMPTN lulus di Jurusan Farmasi UGM, dan USM STAN lulus di Diploma III Akuntansi. Akhirnya STAN yang dipilih sesuai dengan arahan orang tua. Karena ingin membahagiakan orang tua dengan mengikuti pilihan jalan yang menurut mereka lebih feasible.
Baca juga: DJPb NTT Optimalisasi Transaksi Non Tunai Belanja APBN NTT Tahun 2024
"Saya berasal dari keluarga sederhana, sehingga jika orang tua harus membiayai kuliah saya di jurusan Farmasi, akan banyak biaya harus dikeluarkan. Di STAN saya bisa menjalani kuliah dengan gratis (full beasiswa), dan ada jaminan peluang kerja yang lebih baik,"lanjutnya.
Lulus dari Diploma III STAN, kemudian ditempatkan di Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan. Secara resmi bergabung dengan Kemenkeu sejak akhir tahun 2004 hingga saat ini. Jika dihitung dari masa menjadi Calon PNS, maka sudah 19 tahun 2 bulan bersama Kemenkeu. Tentunya bangga menjadi bagian dari Kemenkeu, institusi yang ibarat tulang punggung operasional Pemerintah, dan yang terus bertransformasi ke arah yang lebih baik.
Dalam hidup dan iman, ia meyakini bahwa Tuhan mengizinkannya untuk bernapas dan hidup adalah untuk sebuah tujuan dan panggilan tertentu. Oleh karena itu, dirinya selalu ingin menyenangkan Tuhan dengan apa yang saya lakukan.
Hal ini kemudian terbawa dalam dunia kerja, dan selalu berusaha mengingatkan dirinya terlebih di saat-saat berat, agar apapun juga yang diperbuat, bisa diperbuat dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
"Jadi saya percaya kalau Tuhan menggariskan dan menuntun jalan hidupnya sampai dengan saat ini untuk menjadi ASN di Kemenkeu, itu adalah untuk tujuan khusus.Tujuan itu terus perlu saya cari dan gumuli dalam perjalanan hidup, never ending pursuing God’s favor,"ujar wanita yang kini menjabat sebagai Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Tipe A1 Waingapu ini.
Sejak akhir September 2023, menjalani amanah untuk promosi menjadi seorang kepala kantor di usia 39 tahun di Waingapu. Tentu saja, gamang dan gundah itu ada, terlebih statusnya yang masih sendiri, dan harus menjadi pucuk pimpinan yang harus bisa mengambil keputusan dalam kondisi apapun.
Mengenai lokasi di Waingapu, ia merasa cukup nyaman, karena sebagai wanita yang dibesarkan di desa, saya cukup menikmati tinggal di Waingapu, yang pada beberapa hal yang sama mengingatkan saya pada lokasi penempatan terdahulu di Tanjung Pinang (Provinsi Kepulauan Riau).
Salah satu tantangan sebagai wanita karier di Kemenkeu adalah seringnya mutasi/rotasi nasional yang harus dialaminya, pernah ditugaskan di Yogyakarta, Jakarta, Tanjung Pinang, Denpasar, dan Waingapu sehingga rentan sekali terhadap perubahan. Belum lagi perubahan dalam bidang tugas maupun transformasi organisasi, yang harus bisa diterima dan diikuti.
Namun tantangan ini juga memaksanya untuk bertumbuh dan belajar beradaptasi dengan lingkungan, serta membuat network bertambah luas.
Dalam menghadapi segala tantangan, tentunya ia mempunyai support system, yaitu keluarga, para sahabat doa, rekan kerja, dan para pimpinan yang selalu memotivasinya untuk terus melangkah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.