NTT Memilih
Jelang Hari Pencoblosan Pemilu 2024, Richard Riwoe Ajak Masyarakat NTT Cerdas Memilih
Jelang Hari Pencoblosan Pemilu 2024, Caleg DPR RI dari PDI Perjuangan, Richard Riwoe Ajak Masyarakat NTT Cerdas Memilih
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Adiana Ahmad
Saya pikir anggaran yang dikeluarkan ini bisa diatas lima miliar.
Nah kalau anggaran sebesar itu kan sudah seperempat gajinya selama lima tahun tanpa dipotong satu rupiah pun lalu ketika dia lagi bagi uang itu kan bisa hampir seratus miliar.
Dari mana dia dapat uang? Berarti berangkat niatnya ini sudah jelek.
Kalau dia menghamburkan uang lalu dia duduk di sana, kemungkinan besar NTT tidak lagi dia peduli karena dia akan fokus cari uang untuk menggantikan biaya yang sudah keluar sepanjang kampanye ini.
Saya pikir kalau dia melakukan itu, saya menyarankan kepada masyarakat NTT, orang kayak begini harus dikasih pelajaran.
Terima duitnya tidak usah pilih orangnya supaya dia kapok, karena yang jadi masalahnya adalah, kalau orang seperti ini bermain, besok, kemudian hari, anak cucu kita pintar, punya skill, punya pengetahuan, dia cerdas, punya kemampuan jadi pemimpin, sudah dibunuh oleh orang-orang seperti ini karena sudah terbangun image di masyarakat bahwa kalau kamu maju, berani bayar berapa?
Nah ketika nanti anak cucu kita mau maju, dia punya kemampuan, tidak punya uang, tidak mungkin lagi.
Akhirnya pola ini menjadi suatu mata rantai setan, mata rantai penjahat, supaya tidak ada lagi orang-orang pintar yang duduk di sana.
Contoh, sekarang banyak caleg anak muda yang baru lulus. Kita tidak mengesampingkan anak-anak millennial. Bagus.
Asal dia punya pengalaman karena ketika dia duduk di DPR, dia mewakili lima juta penduduk NTT, untuk mengelola uang billion, bukan triliun lagi.
Nah ketika dia tidak bisa mengelola kan dampaknya kita lima juta orang termasuk saya juga kan. Jadi itu yang masyarakat pemilih cerdas harus melihat ke sana.
Bahwa kalau dia salah memilih, dampaknya ke kita. Itu ibaratnya anak usia sepuluh tahun kita kasih mobil lalu kita jadi penumpangnya, jadi apa kita di belakang ini.
Bahaya kan? Jadi itu saya bilang, anak millennial boleh tapi punya pengalaman dong mengelola uang. Jadi ketika dia selama kuliah, ini kan banyak anak muda latar belakang orang kaya, sekolah dibiayai orang tua, lulus masih bergantung sama orang tua karena tinggal sama orang tua.
Nah ketika dia duduk, pegang uang billion, ini mengatur NTT ini triliun setiap tahun, dia bisa mempertaruhkan nasib kita di sana kan? Itu menjadi taruhan.
Jadi ada beberapa hal yaitu parlemen threshold, yang kedua, yang kita pilih ini bisa mewakili kita lima juta penduduk untuk merubah NTT jadi lebih baik, yang ketiga, dia ini apakah punya pengalaman atau tidak, yang keempat, ada lagi yang lebih penting,
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.